Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - IPB University telah mengoperasikan Agri-Photovoltaic Research Station di Kebun Pendidikan Cikabayan, Kampus IPB Dramaga, Bogor. Diresmikan 22 November lalu, unit ini menjadi yang pertama di Indonesia yang mengintegrasikan pertanian dengan energi berbasis panel surya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan kapasitas 50.000 watt, sistem ini memanfaatkan cahaya matahari untuk pertanian sekaligus menghasilkan listrik. Stasiun ini juga dilengkapi teknologi kecerdasan buatan (AI). Hasil listriknya digunakan untuk mengisi daya kendaraan listrik dan akan dimanfaatkan untuk mendukung operasional smart greenhouse yang direncanakan dibangun juga di Kebun Pendidikan Cikabayan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rektor IPB University, Arif Satria mengatakan bahwa IPB University terus beradaptasi dengan tantangan global melalui kebijakan inovatif yang menjawab kebutuhan era Revolusi Industri 4.0. Ia menyebut era ini ditandai oleh perkembangan teknologi baru, seperti AI, big data, dan teknologi lainnya. “Karena itu, IPB University berupaya berkontribusi melalui inovasi pendidikan dan kolaborasi global,” ucap Arif melalui keterangan tertulis, Rabu, 27 November 2024.
Arif melanjutkan, dalam menjawab tantangan tersebut, IPB University juga melakukan reformasi sistem pendidikan dengan mendirikan program studi baru, seperti Prodi Smart Agriculture.
Ia menambahkan, salah satu inisiatif penunjang pendidikan juga adalah pembangunan smart greenhouse yang ada di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB University dan pengembangan Agri-Photovoltaic Research Station. “Terima kasih kepada pihak Korea atas dukungan besar terhadap berbagai program inovasi di IPB University,” tuturnya.
CEO Envelops Co, Sung Yong, mengatakan proyek Agri-Photovoltaic menjadi bukti kolaborasi dan inovasi yang kuat dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Ia menyebut, proyek ini juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dengan memanfaatkan energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi di sektor pertanian.
“Selamat atas peluncuran Agri-Photovoltaic di IPB University, yang menyediakan alat pembelajaran inovatif untuk mendukung pengembangan teknologi smart agriculture di masa depan,” tuturnya.
Pengelola Agri-Photovoltaic yang juga sebagai Sekretaris Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) IPB University, Bambang Hendro Trisasongko, mengatakan target ini sejalan dengan visi IPB University dalam mencapai keberlanjutan pada tiga aspek utama, yaitu food, energy, dan water (FEW). “Untuk penggunaan energi listriknya, kami akan gunakan 30.000 watt untuk rumah kaca dan 20.000 watt untuk kendaraan listrik,” ucapnya.
Pilihan Editor: Bikin Tisu Ramah Lingkungan dari Limbah Jagung dan Cangkang Telur, Mahasiswa ITB Juarai Lomba Kimia