Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kantong plastik sangat membantu orang untuk urusan bungkus-membungkus. Tapi, kalau sudah menjadi sampah, plastik sungguh menimbulkan masalah. Maklum, pembungkus berbahan polietilen itu tak bisa diurai oleh mikroba dalam tanah. Kalau orang ingin meminimalkan dampak pencemarannya, pilihannya adalah mendaur ulang.
Pada waktu mendatang, pencemaran sampah plastik akan bisa ditekan. Sebab, Nursamsi Sarengat, peneliti di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Barang Kulit, Karet, dan Plastik Departemen Perindustrian dan Perdagangan Yogyakarta, berhasil menemukan campuran plastik jenis baru yang bisa diurai mikroba. Bahan dasarnya tetap polietilen, tapi—ini yang baru—ditambah tepung tapioka dari singkong. Rasionya: 70 persen polietilen, 30 persen tepung singkong tadi.
Nah, setelah diolah, terbukti kemuluran dan kekuatan sobek plastik ini memenuhi persyaratan Japanese Industrial Standard (semacam Standar Nasional Indonesia). Bila terbuang ke tanah pun, sampah ini bisa hancur oleh mikroba, meski tidak seratus persen. Sisanya, masih terlihat serpihan-serpihan kecil. Lumayan, daripada plastik sekarang, yang terus utuh meski bertahun-tahun tertimbun tanah.
Selubung Piring Anticuci |
Lupakan sabun cuci piring, lupakan sabun colek. Kini ada plastik selubung piring sekali buang. Pemakaiannya gampang. Cukup selubungkan plastik itu ke piring, seperti kita memasang sarung bantal. Jangan khawatir, plastik ajaib ini tak akan bergeser-geser. Ia sudah dilengkapi lengkungan penahan samping piring. Nah, saat digunakan, selubung berbahan plastik polietilen padat (high density polyethylene) itu dijamin tak akan lengket atau menempel ke makanan. Juga, antirembes dan antikusut saat digunakan menikmati makanan berkuah, meski makanan tersaji dalam kondisi panas. Yang menarik, meski super-tipis—ketebalannya hanya 30 mikron, 1 mikron sama dengan 1/1.000 milimeter—selubung itu cukup kuat menahan goresan garpu. Jadi, selubung tetap antibocor. Lalu, bila sudah selesai digunakan, ya, tinggal buang ke tempat sampah. Dan pekerjaan mencuci piring yang membosankan bisa ditiadakan. Paling tidak, itulah keyakinan Sugeng Ismudiana, si pemegang hak paten, seperti dilansir Asosiasi Inventor Indonesia, dua pekan lalu.
Plastik Ajaib Automend |
Ini bukan sulap, tapi plastik di tangan tim peneliti dari Institut Material Asing Universitas California, Amerika Serikat, ini benar-benar bikin pangling. Baru sesaat retak, eh, kembali utuh tanpa bekas retakan, hanya dengan embusan angin panas dari pengering rambut (hair dryer). Automend, demikian peneliti yang dipimpin Dr. Fred Wudl menyebut material temuannya, memang bukan plastik biasa yang lentur dan rapuh. Automend adalah plastik hasil rekayasa yang dibangun dari dua blok molekul yang bisa saling mengait dengan sempurna bila dipanaskan. Dengan Automend, plastik yang mencemari lingkungan karena tak terurai ini tak perlu dibuang ke tempat sampah. Colok saja pengering rambut, embuskan ke perangkat yang rusak, dan retaknya pun sirna tanpa bekas.
Perisai Pasir Melawan Tsunami |
Tsunami, gelombang pasang air laut yang bisa menyapu daratan, sungguh menggidikkan. Itu mengilhami W.A. Pratikto dari Lembaga Penelitian Institut Teknologi 10 Nopember, Surabaya, menekuni tsunami, yang pernah menebar marabahaya di daerah Banyuwangi, Jawa Timur. Hasilnya, ia menemukan sebuah model perisai gundukan pasir dan bakau yang bisa mendinginkan angkara lautan. Gelombang tsunami setinggi lima meter di Rajegwesi, Yogyakarta, misalnya, bisa di-turunkan jadi dua meter. Dengan pasir dan bakau yang melimpah ruah itu, laut yang menggelegak pun tidak me-nebar maut ke daratan.
Dwi Wiyana, Tomi Lebang (Kantor Menristek dan New York Times)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo