TUMBUH-tumbuhan rupanya doyan juga menenggak alkohol. Bagi tanaman semacam melon, alkohol tak menimbulkan gangguan kesehatan. Dengan mengonsumsi metanol, salah satu jenis alkohol, tanaman melon justru merasakan manfaatnya: dia tumbuh lebih cepat, kebutuhan pupuk serta airnya bisa lebih hemat, dan produksi buahnya meningkat 36%, menjadi rata-rata 66 ton per hektare. Tak cuma melon yang doyan "menenggak" alkohol. Beberapa tanaman hortikultur seperti strawberry, anggur, jeruk, dan tomat terbukti memberi respons positif terhadap semprotan larutan metanol yang dikenakan ke permukaan daun, saat sinar matahari sedang terik-teriknya. Berkat metanol, anggur, tomat, strawberry, kapas, dan bunga mawar memberi hasil panen dua kali lebih besar dari biasanya, dan pohon jeruk menjadi genjah, lebih cepat berbuah. Pemakaian metanol itu kini mulai mewabah di kalangan petani hortikultura di California dan Arizona, Amerika Serikat. Adalah Arthur M. Nonomura yang menjadi pelopor membuat tanaman "ketagihan" alkohol. Petani anggur Arizona yang berdarah Jepang itu telah mencoba teknik baru ini sejak sepuluh tahun silam. Hasil-hasil spektakuler itu ditulis oleh Nonomura sendiri, dalam jurnal ilmiah National Academy of Science, yang kemudian dikutip The New York Times akhir Oktober lalu. Nonomura, 41 tahun, tak canggung menulis untuk jurnal ilmiah yang kondang. Sebab, petani hortikultura ini sebetulnya seorang doktor di bidang biologi laut. Nonomura mulai menggauli metanol pada awal 1980-an, ketika dia baru lulus doktor dari Universitas California di Berkeley, dan magang sebagai periset di Lembaga Penelitian Oseanografi Scripps California. Ketika itu dia terlibat dalam proyek penelitian tentang budidaya ganggang laut untuk mengembangkan diversifikasi sumber energi. Karbohidrat dalam ganggang laut itu diperas, dikumpulkan, dan difermentasikan untuk diambil alkoholnya. Pada gilirannya, alkohol dari ganggang itu dipakai sebagai bahan bakar untuk memutar mesin, pengganti bahan bakar konvensional. Selanjutnya, atas anjuran Prof. Andrew Benson, pembimbingnya di Scripps, Nonomura mencoba menggunakan metanol untuk merangsang pertumbuhan ganggang itu. Upaya itu berhasil. Produk karbohidrat ganggang bisa meningkat drastis bila air habitatnya diberi metanol. Namun, ikhtiar memanen alkohol dari ganggang laut sebagai produksi energi masal yang menguntungkan tampaknya tetap saja buntu. Biaya dan harga untuk menghasilkan metanol itu masih saja luar biasa mahalnya. Pengalaman eksperimen dengan metanol itu rupanya mendorong Nonomura untuk mencobanya pada budidaya hortikultura. Hasilnya tak sia-sia. Metanol berkhasiat meningkatkan produktivitas berbagai macam buah. Namun, jangan coba-coba memakai alkohol jenis ini untuk tanaman kerabat rumput-rumputan semacam padi, jagung, atau sorgun. Tak banyak manfaatnya untuk tanaman itu dan hampir tak ada pengaruh untuk mendongkrak hasil panennya. Saking asyiknya dengan percobaan metanol itu, Nonomura memutuskan keluar dari Lembaga Scripps dan memilih menjadi petani sambil bereksperimen. Ia menyemprot tanaman buahnya dengan metanol beberapa kali sambil mengamatinya. Hasilnya sungguh luar biasa. Dibandingkan dengan tanaman yang tak diberi alkohol, tanamannya menghasilkan buah dua kali lebih banyak. Mendengar hasil spektakuler yang dicapai Nonomura, Prof. Benson heran bukan main. "Saya seperti tidak bisa mempercayainya. Tapi kenyataannya di lapangan begitu," kata ahli biologi laut itu. Sampai akhirnya Benson "terpaksa" setuju dengan spekulasi bahwa metanol pada eksperimen Nonomura itu berperan sebagai katalisator, zat yang mempercepat reaksi fotosintesa pada daun-daun hortikultura di kebun Nonomura. Proses fotosintesa yang lebih cepat inilah kiranya yang kemudian membuat tanaman itu lebih produktif. Memang, Benson belum sepenuhnya menerima spekulasi itu. Sebab, sebagai ahli biologi yang sudah 50 tahun mempelajari perihal fisiologi daun, dia tak pernah mendengar ada alkohol yang bisa merangsang reaksi fotosintesa. Pada dasarnya, fotosintesa merupakan reaksi kimia yang memadukan zat karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) menjadi glukosa C6H12O6. Fotosintesa ini berlangsung dengan bantuan sinar matahari yang menjadi sumber energi bagi kelangsungan reaksi itu. Namun, bagaimana metanol itu terlibat dalam fotosintesa, Nonomura sendiri belum bisa menjelaskan rinciannya. Dia cuma bisa mengatakan bahwa fotosintesa merupakan rangkaian reaksi kimia yang sangat panjang, dengan tahap-tahap yang kompleks. Memang, belum seluruh proses reaksi itu terungkap. Bagaimanapun prosesnya, yang jelas Nonomura telah berhasil membuktikan bahwa tanaman yang "diberi minum" alkohol mampu menghasilkan buah lebih banyak ketimbang tanaman yang "mengharamkan"-nya. Bukan cuma buahnya yang berlipat ganda, petani yang membuat tanamannya "mabuk" alkohol sekaligus bisa menghemat pupuk dan air siraman. Putut Trihusodo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini