Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Radio Untuk Si Tuli

Laboratorium akustik nasional (nal) australia telah berhasil menyempurnakan alat bantu dengar bagi tuna rungu. dengan alat pemancar-penerima fm mini, gangguan kebisingan dari luar dapat disaring.(ilt)

21 Oktober 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEORANG ahli fisika CSIRO, 'LIPI'-nya Australia, punya isteri tuna rungu. Saking cintanya kepada isteri, kepada ilmu fisika dan teknologi, dia mencoba menggunakan gelombang radio dengan sistim modulasi frekwensi (FM) untuk berkomunikasi dengan si isteri. Di leher wanita itu digantungi suatu pemancar-penerima FM. Sang ahli fisika hanya menggunakan radio pemancar FM dengan mikrofon saja. Eksperimen itu berhasil. Alat itu berhasil meneruskan suara si pembicara, dengan menyaring gangguan kebisingan dari luar. Sayang alat buatan ahli fisika CSIRO itu belum begitu praktis karena besarnya. Namun Laboratorium Akustik Nasional (NAL) Australia, telah mengambil oper ciptaan itu dan bermaksud memproduksinya dalam bentuk mini. NAL juga telah menguji 'mulut + kuping elektronis' yang disempurnakan itu pada lebih dari 50 anak tuli di sebuah sekolah di Sydney. Hasilnya cukup baik. Isyarat radio FM berfrekwensi rendah dan tenaga rendah pula dipancarkan oleh sebatang antena tongkat dari bahan ferrite (bubuk besi yang dipadatkan) pada pemancar, dan diterima oleh antena serupa pada pesawat penerima. Empat saluran frekwensi tersedia, yang dapat diubah-ubah dengan memutar tombol walkie-talkie mini itu. Bagaimana Kalau Pindah Departemen Pos & Telekomunikasi Australia telah menyediakan empat saluran frekwensi untuk alat pendengar dengan gelombang radio induksi itu. Menurut Graham Donald, Kepala Bagian Teknik NAL, "keempat saluran frekwensi itu dapat digunakan di semua lokasi." Maksudnya mungkin, tak ada bahaya tabrakan dengan gelombang radio lain. Sebaliknya, 'mulut + kuping elektronis' itu juga tak akan mengganggu komunikasi radio lainnya, sebab jangkauan maksimalnya hanya 12 meter-sama dengan jangkauan suara normal. Kalau daya pancar itu mau dikurangi, cukup dengan memutar tombol saja. Dengan empat saluran frekwensi itu, alat pendengar baru itu dapat bekerja di 20 ruangan dalam satu gedung sekolah, tanpa saling mengganggu. Ibu atau bapak guru diberi tombol pengontrol frekwensi dalam kelas yang memungkinkannya memblokir siaran dari kelas lain. Penerima yang dipakai si siswa tuli sudah tergabung dengan alat pendengarnya. Untuk bicara, dia harus menekan tombol walkie-talkie-nya. Kalau tombol dilepas, dia dapat mendengarkan jawaban orang yang diajaknya bicara. Bagaimana kalau pindah sekolah? nia tak perlu mengganti alat pendengar baru. Cukup memutar tombol frekwensi untuk menyesuaikan kupingnya dengan frekwensi di sekolah yang baru. Tapi bagaimana kalau seorang tuli dari Australia, yang sudah dilengkapi dengan alat itu pergi ke luar negeri? Untuk itu, Donald berpendapat bahwa perlu ada penyeragaman frekwensi alat pendengar di seluruh dunia. Laboratoriumnya telah mengajukan usul itu ke konferensi akustik internasional di Jenewa, tahun ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus