Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Wts: polusi lain di muara badak

Wts di muara badak kian meraja lela sejak dibuka perusahaan hufflo. disarankan dilokalisasikan supaya tidak merusak penduduk & menyebarkan penyakit.

21 Oktober 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RAKYAT Badak, daerah kilang LNG, kini mengalami polusi dalam bentuk lain. Sejak beroperasinya perusahaan Amerika Huffco di sini, serentak beroperasi pula wanita pelacur mendekati ratusan orang. Akibatnya sementara ini "raja singa/sipilis telah diidap oleh pasangan suami-isteri penduduk akibat sang suami yang coba-coba jajan," demikian dituturkan Mantri Kesehatan Muara Badak. Para karyawan perusahaan diterima oleh para WTS ini dengan sistim bon/langganan. Sang karyawan tak usah bayar kontan selama sebulan. Nanti waktu gajian, barulah buku hutang-piutang diperiksa untuk mengadakan perhitungan. Tak jarang karyawan kasar yang penghasilannya belum besar mengalami katimpa (istilah setempat) yaitu tekor dari gaji. Terpaksa harus nombok dengan jalan meloloskan arloji dan cincin-cincin emas. Beberapa orang WTS telah nikah dengan penduduk. Bahkan ada seorang penduduk yang telah punya dua orang isteri, sampai hati mencampakkan kedua orang isteri dan anaknya, kemudian pergi berumahtangga dengan sang WTS. Lain pula yang dialami seorang bapak (Bora), dengan anaknya (Amir) yang sebenarnya baru saja naik bujang. Sang anak bekerja di bagian dapur camp EAS CO, salah satu sub-kontraktor Huffco. Si anak yang telah dirasuk oleh buaian tangan-tangan yang berpengalaman, telah benar-benar jatuh cinta kepada seorang WTS Kompleks Badak Empat. Pemuda kita ini pulang kerja malam hari bukan kembali ke rumah orangtuanya, tapi ke tempat sang pacar. Setelah tak ada tanda-tanda insaf, terpaksa sang ayah memberi ancaman. Hampir-hampir saja badik ikut bicara -- maklum, sirik (malu) karena awak dari keluarga baik-baik. Nampaknya anak itu menyerah. Betapa girang si ayah -- sehingga si anak dicarikan calon isteri. Lamaran pun diterima, sementara si nakal nampaknya mulai tenang-tenang. Semua kata orangtua diiyakan. Suatu hari si anak minta izin mudik ke Samarinda -- untuk membeli pakaian, arloji dan lain-lain kebutuhan pengantin baru. Tapi apa lacur? Anak kesayangan yang memang semata wayang ini rupanya mudik untuk tidak kembali lagi. Sang pacar juga minggat dari sarangnya. Pasangan tersebut segera melaut menyongsong matahari terbit, menyeberangi Selat Makassar menuju Mandar, kampung asal nenek moyang si Romeo yang masih bujang tanggung itu. (Mandar berada di pantai Barat pesisir Sul-Sel). WTS-WTS ini kebanyakan dari Jawa. Menurut keterangan patinggi (lurah) Abdullah Syukur, "70% punya suami di Jawa." Ada yang telah melahirkan tanpa dapat dipastikan siapa ayah si bayi. Pernah pula kepala kepolisian setempat mengeluh, ketua RT kompleks ini tak melaporkan warganya yang "P" ini. Di kompleks itu pernah ditemukan spuit/alat suntik lengkap jarum dan tabungnya. Diduga pernah terjadi pembuatan foto-foto seri adegan ranjang. Hal ini dapat ditanyakan kepada pihak kepolisian atau Koramil Muara Badak. Alangkah baiknya kalau WTS ini dibuatkan satu lokasi khusus jauh dari perkampungan penduduk. Lantas dibuatkan peraturan khusus yang ketat guna mengurangi efek negatifnya. Jangan mereka keluar kompleks dengan pakaian yang kurang sopan, yang mudah memancing nafsu birahi. Diharapkan perhatian serius dari pihak Dinas Sosial, Pemerintah Daerah dan DPRD, agar"polusi" ini jangan terlalu banyak merusak penduduk setempat. REF ARDJUS Kp. Baru, Muara Badak, Kalimantan Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus