Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Surabaya - Gempa Magnitudo 5,9 tercetus dari Laut Jawa pada Jumat pagi, 22 Maret 2024, pukul 11.22 WIB. Termasuk yang terguncang adalah kawasan pesisir utara Jawa Timur. Info dari BMKG, gempa terus terjadi dari kawasan yang sama hingga 64 kali per pukul 18.21 WIB. Satu di antaranya bahkan memiliki Magnitudo 6,5.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pakar Geologi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Amien Widodo, senada dengan BMKG bahwa gempa pertama yang berpusat di laut, 132 kilometer timur laut Tuban, ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif di Laut Jawa. Menurutn Amien, gempa dengan kedalaman dangkal (10 kilometer) yang disebabkan oleh sesar aktif itu jarang terjadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adanya pergeseran dan tekanan dari dua permukaan pada Laut Jawa ini menimbulkan getaran dengan skala Modified Mercally Intensity (MMI) III-IV. Intensitas tersebut, kata Amien, dapat mengakibatkan guncangan dan retakan pada daerah permukaan.
“Semakin kuat skala intensitasnya, dampak yang dirasakan akan semakin berbahaya,” kata peneliti senior di Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim ITS ini.
Amien menjelaskan, pergeseran permukaan pada gempa Tuban terjadi secara horizontal sehingga tidak menciptakan potensi tsunami. Namun, dia menambahkan, gempa ini akan menghasilkan beberapa gempa susulan dengan skala magnitudo yang lebih rendah dari gempa pertama.
Peta pusat gempa M5,9--diperbarui dari M6,0--di Laut Jawa yang dirasakan di Kota Tuban, Jawa Timur, hingga skala V MMI pada Jumat 22 Maret 2024, pukul 11.22 WIB. (ANTARA/HO-BMKG)
“Untuk mitigasinya, gempa tersebut perlu dimonitoring guna mengetahui apakah ada tekanan yang masih aktif atau tidak,” tutur dosen Departemen Teknik Geofisika ITS itu.
Amien mengingatkan bahwa pada 2017 Pusat Studi Gempa Nasional telah merilis sebanyak 295 sesar aktif di Indonesia yang berpotensi gempa. Pemerintah daerah yang berdekatan dengan sesar aktif itu diharapnya melakukan mitigasi seperti pengecekan kondisi bangunan, permukaan, dan sejenisnya.
Amien pun mengharapkan masyarakat dapat lebih waspada dengan fenomena gempa yang terjadi karena sesar aktif ini. “Masyarakat perlu menyiapkan diri apabila terjadi gempa-gempa ke depannya,” tuturnya.