Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Roket SpaceX yang diluncurkan tahun 2015 dan ditinggalkan di luar angkasa setelah menyelesaikan misinya. Ternyata ada bagian roket akan menabrak Bulan sekitar Maret 2022. Bagian roket tersebut adalah roket tahap kedua atau booster.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Astronom Bill Gray menghitung jalur tabrakan baru antara sampah antariksa itu dengan Bulan. Pendorong itu melintas cukup dekat dengan Bulan pada Januari dalam sebuah pertemuan yang mengubah orbitnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagaimana Gray dapat memprediksi waktu dan lintasan potongan roket tersebut? Rupanya, Gray adalah orang yang berada di belakang Project Pluto. Proyek ini merupakan perangkat lunak yang memungkinkan untuk menghitung lintasan asteroid dan objek lain di luar angkasa dan digunakan dalam program observasi luar angkasa yang dibiayai NASA.
Setelah mengamati dan mempelajari lebih lanjut, akhirnya Gray menyimpulkan bahwa potongan roket akan menabrak sisi jauh Bulan pada 4 Maret dengan kecepatan lebih dari 5.500 mil per jam (9.000 kilometer per jam).
Gray mengimbau komunitas astronom amatir untuk bergabung dengannya dalam mengamati booster, dan kesimpulannya dikonfirmasi. Waktu yang tepat dan tempat tumbukan mungkin sedikit berubah dari perkiraannya, tetapi ada kesepakatan luas bahwa akan ada tabrakan di Bulan pada hari itu.
Dampak bongkahan roket SpaceX seberat empat ton di Bulan tidak akan terlihat dari Bumi secara real time. Tapi, peristiwa itu akan meninggalkan kawah yang dapat diamati oleh para ilmuwan dengan pesawat ruang angkasa dan satelit seperti Lunar Reconnaissance Orbiter NASA atau Chandrayaan-2 India.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.