Rumah Melayang Antigempa

IDE ini lahir buat rumah di daerah rawan gempa. Karena rumah yang mencengkeram bumi terbukti mudah porak-poranda akibat guncangan gempa, para peneliti Air Danshin Systems Inc melakukan terobosan dengan mengembangkan rumah antilindu yang mampu melayang di udara.

Perusahaan Jepang itu melengkapi rumah dengan kantong udara yang mampu mengangkat bangunan saat terjadi gempa. Walhasil, bangunan tidak terkena getaran gempa.

Konsepnya sederhana. Setiap bangunan dilengkapi alat sensor deteksi gempa. Saat gempa berdenyut, alat sensor otomatis mengaktifkan kompresor untuk memompa kantong udara. Kompresor bertenaga tinggi itu diyakini mampu bekerja ekstracepat. Hanya dalam 1-5 detik, rumah akan mumbul, terangkat, dan mengambang setinggi tiga sentimeter dari permukaan tanah. Ketinggian itu dianggap cukup untuk menghindari bangunan dari dampak gempa di permukaan tanah.

Bangunan akan terus mengambang di udara hingga gempa berhenti. Untuk menjaga agar bangunan tetap stabil dan berdiri tegak saat melayang, kantong udara dilengkapi katup pengontrol jumlah udara yang masuk. Saat gempa berhenti, alat sensor akan menghidupkan katup pembuangan, yang perlahan-lahan mengurangi jumlah udara di dalam kantong. Bangunan akan turun perlahan dan kembali ke posisi semula.

Juru bicara Air Danshin Systems Inc, Hiroshi Hosoda, mengatakan sistem ini sudah mulai diterapkan pada 100 rumah di Jepang. Targetnya, teknologi ini kelak bisa diimplementasikan pada bangunan vital yang lebih besar, seperti sekolah, rumah sakit, dan laboratorium.

Ia juga mengklaim teknologi ini aman dan tiga kali lebih murah dibanding sistem antigempa lainnya. Biaya yang dibutuhkan untuk memasang sistem ini sekitar 23,375 pound atau Rp 336 juta—tergantung besar dan kecilnya bangunan—plus garansi 10 tahun.