Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Sel Surya Plastik

13 Oktober 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bukan sulap, bukan sihir. Bagi Yang Yang, plastik yang berserak dalam kehidupan sehari-hari dapat diubah menjadi panel sel surya. Temuan itu kemudian dipublikasikan di majalah Nature Materials, dua pekan silam.

Yang memang sedang berusaha memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi alternatif. Caranya dengan menempatkan satu lapisan plastik di antara dua elektroda. Hasilnya, panel sel surya ciptaan peneliti asal UCLA Henry Samueli School of Engineering and Applied Science, Amerika, ini menghasilkan efisiensi 4,4 persen.

Meski kemampuan itu saat ini masih kalah jauh jika dibandingkan dengan sel surya dari silikon, Yang, bersama kedua rekannya, Gang Li dan Vishal Shrotriya, terus menggodok teknologi pembuatan sel surya tersebut. Ia meyakini dalam waktu singkat dapat melipatgandakan persentase efisiensi sel surya plastik tersebut. Targetnya, sel surya buatannya dapat menghasilkan efisiensi 15 hingga 20 persen, dengan rentang waktu 15 hingga 20 tahun.

Jika upaya penggandaan efisiensi ini sukses, hasil itu akan mengungguli kemampuan sel surya dari silikon berukuran besar. Sebab, dengan rentang waktu yang sama, sel surya dari silikon hanya memiliki efisiensi 14 hingga 18 persen.

Kini, tim Yang dari UCLA itu tengah bekerja keras agar ciptaannya segera merambah pasar. Apalagi mereka yakin, sel surya buatannya mudah diproduksi secara massal dan praktis diaplikasikan. ”Ongkosnya pun hanya sepertiga dari harga sel surya berbahan silikon,” katanya.

Ponsel Mengenal Pemiliknya

Ponsel yang mampu mengenali pemiliknya akan menjadi keniscayaan. Mau bukti? Tengoklah usaha yang dilakukan para peneliti di VTT Technical Research Centre asal Finlandia. Para peneliti itu berhasil mengembangkan prototipe ponsel yang mampu merekam pola atau gaya berjalan si pemilik ponsel.

Otak kerja ponsel ini adalah sensor gerak sederhana berukuran 3x2x2 milimeter. Lewat sensor ini, gaya berjalan si pemilik selama beberapa jam pertama akan direkam dalam memori. Lalu secara berkala, ponsel akan memeriksa apakah ia masih berada dalam genggaman pemiliknya. Caranya dengan mengukur langkah kaki terkini dan membandingkannya dengan gaya langkah yang tersimpan dalam memori.

Heikki Ailisto dari VTT mengklaim teknologi yang diterapkan pada ponsel ini jauh lebih baik ketimbang hanya memakai kata kunci atau sidik jari. Sebab, tingkat akurasi ponsel untuk mengetahui si pemilik mencapai 98 persen. Jika sekiranya jatuh ke tangan pencopet, ponsel segera meminta pencopet memasukkan kata kunci saat ia berusaha melakukan panggilan atau mengakses memori ponsel.

Jika harus ada catatan kekurangan pada ponsel canggih ini, yaitu sensor gerak pada ponsel hanya bekerja baik saat ponsel ditaruh di ikat pinggang atau di dalam saku pemakainya. Tapi akan bekerja kurang baik jika ditaruh di dalam tas.

Robot Pendeteksi Sniper

Banyak jalan melindungi serdadu dari intaian penembak jitu bersembunyi (sniper). Salah satunya dengan memakai robot baru bernama Redowl. Robot yang dikembangkan IRobot Corporation dengan Universitas Boston ini memang didesain untuk melacak persembunyian penembak jitu.

Hal itu dimungkinkan karena Redowl mampu menghitung jarak target dengan memakai sinar laser dan kamera inframerah untuk pemakaian malam hari. Selain itu, Redowl juga dilengkapi dengan berbagai perlengkapan optik dan sensor akustik. Semua perlengkapan itu diletakkan dalam sebuah boks logam seukuran buku, yang memiliki berat 2,267 kilogram. Boks itu dipasang di atas lengan Redowl.

Dalam uji coba bulan lalu, Redowl mampu menentukan sumber lokasi tembakan musuh dari jarak 100 meter, dengan tingkat akurasi 94 persen. ”Robot ini juga mampu membedakan suara dari pistol 9 milimeter, AK-47, atau M-16,” kata Glenn Thoren dari Universitas Boston.

Redowl yang bertenaga baterai ini diperkenalkan pertama kali pada awal Oktober di Washington, Amerika. Para peneliti berharap robot ini dapat menjadi perintis bagi pengembangan robot generasi berikutnya, yang tak hanya mendeteksi persembunyian penembak jitu, tapi juga mampu menembaknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus