Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak ada kata cukup untuk selfie. Gaya berfoto narsistik ini seperti wabah tak terbendung. Dari anak remaja hingga kepala negara tak luput dari demam selfie. Calon presiden dan wakil presiden Indonesia nomor urut dua, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, pun tak mau ketinggalan. Keduanya mengunggah foto selfie mereka pada hari terakhir kampanye, pekan lalu.
Biasanya orang ber-selfie menggunakan kamera pada telepon pintar. Lalu foto mereka dikirim ke media sosial, seperti Instagram dan Twitter. Dengan seketika foto-foto narsistik mereka pun diketahui banyak orang. Ini mirip dengan ramalan Andy Warhol, pelukis asal Amerika Serikat. Menurut Warhol, di masa depan, semua orang akan menjadi terkenal hanya dalam waktu 15 menit.
Ramalan Warhol itu kini menjadi kenyataan. Hasrat melakukan selfie semakin lancar tersalurkan degan temuan camera Âdrone. Istimewanya, drone akan mengikuti dan memfilmkan Anda selama 15 menit.
Perangkat bernama Hexo+ ini adalah camera drone ringan yang dapat mengambil gambar Anda secara otomatis dengan jarak dan sudut tertentu. Startup Squadrone System, perusahaan yang berbasis di Palo Alto, California, Amerika Serikat, sebenarnya merancang alat ini untuk pegiat olahraga ekstrem, seperti peselancar, skaters, dan snowboarders. Namun ternyata promosi video yang ditawarkan oleh perusahaan ini malah mendapat respons yang jauh lebih luas.
Yang membuat Hexo+ begitu keren adaÂlah pengÂoperasiannya tak memerlukan opeÂrator. Anda cukup menggunakan telepon pintar untuk mengambil foto sendiri, dengan bantuan sistem pemosisi global (GPS), perangkat pengenal gambar, dan berbagai algoritma. Kemudian perangkat tak berawak ini pun akan mengikuti Anda secara otomatis dengan kecepatan hingga 45 mil per jam atau sekitar 72 kilometer per jam.
Hexo+ memiliki enam baling-baling vertikal dengan kemiringan maksimum 30 derajat untuk mengatur gerak maju. Kamera akan dibawa melayang dengan pegangan di bawah drone yang dirancang untuk mengunci kamera high definition komersial seperti halnya GoPro. Sejauh ini daya tahan baterai camera drone, yang masih dalam model prototipe, maksimum hingga 15 menit.
Ketika mencoba camera drone ini, banyak yang mempertanyakan keamanan dari alat ini ketika dipakai di ruang publik. Direktur Utama Squadrone System, AnÂtoine Level, mengatakan memang tidak ada sistem yang mengatur untuk menghindari rintangan di Hexo+, meski ada niat untuk menggabungkan teknologi tersebut. "Pada dasarnya terserah Anda menggunakannya di mana. Ini mirip jika Anda mengendarai mobil dengan sebuah trailer di belakang Anda," kata Level kepada Discovery News.
Memang ide membuat Hexo+ berasal dari dunia olahraga ekstrem. Biasanya, untuk menghasilkan gambar prima, dibutuhkan dana yang tidak sedikit, seperti buat membayar kru film dan menyewa helikopter. "Kami benar-benar membutuhkan sesuatu yang ringan dan mudah dibawa ke mana pun sepanjang waktu," ujar Xavier De Le Rue, pendiri Squadrone System. "Kami berbicara dengan atlet dan pembuat film. Kami pun cepat menyadari bahwa sistem seperti ini belum ada. Jadi satu-satunya solusi adalah dengan berinovasi."
Tampaknya, Anda mesti bersabar jika ingin memiliki camera drone ini. Perusahaan baru merilisnya secara resmi pada Mei 2015. Diperkirakan harga jual Hexo+ mencapai US$ 999 untuk edisi eksklusif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo