Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Tanpa Risiko, Tanpa Pendingin

Penelitian untuk menemukan metode pemberantasan penyakit ae. Penggunaan vaksin dalam usaha memberantas penyakit ae tergolong mahal.

15 Agustus 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENGGUNAAN vaksin dalam usaha memberantas penyakit AE itu tergolong mahal, dan ada risikonya. Ada saja kemungkinan ternak yang sudah divaksinasi menjadi sakit dan merupakan sumber infeksi tersendiri. Soalnya vaksin yang baik harus bisa merangsang daya tempur tubuh ternak itu, karenanya dipergunakan virus asli meskipun sudah "dijinakkan" Itu sebabnya penyelidikan untuk menemukan metode pemberantasan yang lebih aman tak hentinya dilakukan. Agaknya penyelidikan ini sudah mulai berhasil (TEMPO 8 Agustus). Satu tim ilmuwan Amerika di California berhasil membuat vaksin baru yang tidak mengandung risiko dalam pemakaiannya, karena tidak menggunakan virus asli. Selain itu diduga kelak harganya bisa sangat murah. Yang jelas vaksin ini tak perlu disimpan dalam ruang pendingin khusus. Ini suatu keuntungan bagi Dunia Ketiga, yang tidak selalu bisa menyediakan fasilitas yang mahal seperti itu. Tim itu, yang terdiri dari ilmuwan Departemen Pertanian AS dan ilmuwan perusahaan Genentech Inc., membuat vaksin baru itu dengan teknik genetika. Seperti halnya semua virus, virus AE dilapisi sejumlah protein. Ilmuwan Departemen Pertanian AS, yang dipimpin ahli biokimia Howard Bachrach, berhasil memisahkan salah satu dari empat protein utama yang dikenal sebagai VP-3 (virus protein). VP-3 itu kemudian diinjeksikan pada ternak percobaan di Pusat Penyakit Hewan Plum Island. Ternyata protein itu menimbulkan kekebalan tanpa disertai infeksi. Tapi jumlah vaksin yang bisa dihasilkan sangat terbatas, jelas tidak cukup untuk produksi komersial. Di sini muncul peranan para ahli dari Genentech. Mereka berhasil menemukan gena yang mengatur pembuatan protein VP-3 itu. Gena ini mereka gabung pada unsur renik DNA yang disebut plasmid, berasal dari kuman E. coli. Kemudian plasmid bersama unsu gena itu dimasukkan kembali ke dalam tubuh kuman E. coli. Hasilnya, kuman itu mulai memproduksi VP-3 dan bahkan keturunan kuman itu juga menghasilkannya. "Kami amat gembira," ujar Dr. Jerry J. Callis, Kepala Pusat Plum Island itu. Pusat itu satu-satunya yang dijinkan melakukan penelitian terhadap virus penyakit AE itu. Berbagai penelitian lain juga menemukan hasil serupa, tapi tim di California itu menyatakan hasil mereka ribuan kali lebih banyak dibanding apa yang dilakukan sebelumnya. Merek mengakui, vaksin itu tidak bisa menaklukkan ketujuh tipe penyakit AE utama. Setiap tipe virus punya lapisan protein yang berbeda sedikit. Masing masing hanya bisa diberantas dengan vaksin yang juga berbeda sedikit. Tapi tim itu optimistis semua protein yang berbeda itu bakal bisa diisolasikan. Produksinya yang menggunakan jasa kuman E. coli tampaknya bukan problem lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus