PENGGUNAAN vaksin dalam usaha memberantas penyakit AE itu
tergolong mahal, dan ada risikonya. Ada saja kemungkinan ternak
yang sudah divaksinasi menjadi sakit dan merupakan sumber
infeksi tersendiri. Soalnya vaksin yang baik harus bisa
merangsang daya tempur tubuh ternak itu, karenanya dipergunakan
virus asli meskipun sudah "dijinakkan" Itu sebabnya penyelidikan
untuk menemukan metode pemberantasan yang lebih aman tak
hentinya dilakukan.
Agaknya penyelidikan ini sudah mulai berhasil (TEMPO 8 Agustus).
Satu tim ilmuwan Amerika di California berhasil membuat vaksin
baru yang tidak mengandung risiko dalam pemakaiannya, karena
tidak menggunakan virus asli. Selain itu diduga kelak harganya
bisa sangat murah. Yang jelas vaksin ini tak perlu disimpan
dalam ruang pendingin khusus. Ini suatu keuntungan bagi Dunia
Ketiga, yang tidak selalu bisa menyediakan fasilitas yang mahal
seperti itu.
Tim itu, yang terdiri dari ilmuwan Departemen Pertanian AS dan
ilmuwan perusahaan Genentech Inc., membuat vaksin baru itu
dengan teknik genetika. Seperti halnya semua virus, virus AE
dilapisi sejumlah protein. Ilmuwan Departemen Pertanian AS, yang
dipimpin ahli biokimia Howard Bachrach, berhasil memisahkan
salah satu dari empat protein utama yang dikenal sebagai VP-3
(virus protein). VP-3 itu kemudian diinjeksikan pada ternak
percobaan di Pusat Penyakit Hewan Plum Island. Ternyata protein
itu menimbulkan kekebalan tanpa disertai infeksi. Tapi jumlah
vaksin yang bisa dihasilkan sangat terbatas, jelas tidak cukup
untuk produksi komersial.
Di sini muncul peranan para ahli dari Genentech. Mereka berhasil
menemukan gena yang mengatur pembuatan protein VP-3 itu. Gena
ini mereka gabung pada unsur renik DNA yang disebut plasmid,
berasal dari kuman E. coli. Kemudian plasmid bersama unsu gena
itu dimasukkan kembali ke dalam tubuh kuman E. coli. Hasilnya,
kuman itu mulai memproduksi VP-3 dan bahkan keturunan kuman itu
juga menghasilkannya.
"Kami amat gembira," ujar Dr. Jerry J. Callis, Kepala Pusat Plum
Island itu. Pusat itu satu-satunya yang dijinkan melakukan
penelitian terhadap virus penyakit AE itu.
Berbagai penelitian lain juga menemukan hasil serupa, tapi tim
di California itu menyatakan hasil mereka ribuan kali lebih
banyak dibanding apa yang dilakukan sebelumnya. Merek mengakui,
vaksin itu tidak bisa menaklukkan ketujuh tipe penyakit AE
utama. Setiap tipe virus punya lapisan protein yang berbeda
sedikit. Masing masing hanya bisa diberantas dengan vaksin yang
juga berbeda sedikit. Tapi tim itu optimistis semua protein yang
berbeda itu bakal bisa diisolasikan. Produksinya yang
menggunakan jasa kuman E. coli tampaknya bukan problem lagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini