Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Teknologi Sensor dan Robotik Baru Diuji Coba untuk Pemetaan Kesehatan Tanah Lahan Pertanian

Uji coba teknologi robotik ini dilakukan untuk petani di Inggris. Ada pula pelibatan teknologi satelit dan DNA.

29 November 2024 | 17.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan di Inggris tengah menguji coba teknologi sensor dan robotik baru untuk membantu petani menilai kesehatan tanah secara cepat. Terobosan ini hadir, sebagai solusi atas penerapan metode konvensional yang prosesnya dinilai mahal dan memakan waktu yang cukup lama bagi petani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebuah perusahaan lokal, Robotriks, mengembangkan detektor sinar gamma untuk dipasangi pada robot beroda, yang memungkinkan aksesibilitas serta respons lebih cepat bagi petani untuk memetakan kualitas tanah lahannya. Teknologi yang menjalani uji coba di Cornwall ini diklaim menjanjikan hasil penilaian yang lebih akurat, lebih cepat, dan hasil keuntungan yang meningkat dibanding cara-cara yang dilakukan saat ini. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Praktik pengelolaan saat ini sering kali terlalu mahal bagi petani, karena memerlukan banyak sampel yang direplikasi," kata Profesor Genetika Ekologi dari Universitas Plymouth, Jennifer Rowntree, seperti yang dilansir situs Interesting Engineering pada Selasa, 26 November 2024. Ditambahkannya, "Penelitian dan teknologi baru dapat membantu menjembatani kesenjangan ini." 

Uji coba melibatkan pula teknologi satelit yang disebut menyajikan foto presisi, memungkinkan pemantauan pertumbuhan tanaman, perkembangan penyakit, laju degradasi, serta tingkat kandungan air tanah. "Membantu petani dalam mengambil keputusan yang lebih baik untuk praktik berkelanjutan," kata Rowntree.

Lalu, sensor sinar inframerah dekat untuk tanah pada perangkat portabel mampu mengukur komponen organik tanpa mengganggu tanaman. Instrumen ini juga bisa dipasang pada drone untuk menjelajah medan yang sulit. Atau pada robot menyerupai anjing untuk mengakses area-area sempit.

Sensor juga bisa dipasangkan pada hewan ternak untuk mendeteksi area yang berpotensi mengalami pemadatan tanah melalui pantauan pergerakannya. Data yang terkumpul, memungkinkan untuk dikirim ke lokasi terpencil sekalipun, karena sensor dilengkapi dengan teknologi jaringan jarak jauh. 

Teknologi DNA juga turut mengembangkan kemampuan petani nantinya dalam memantau tanah. Pemanfaatan perangkat sequencer portabel, misalnya, untuk memetakan komunitas mikroba dan mengidentifikasi infeksi berbahaya Jamur Fusarium. "Oleh sebab itu, petani kini dapat menyesuaikan metode mereka dengan cepat." 

Terobosan ini dianggap memberi angin segar bagi para petani dalam pengelolaan lahan pertanian. Pasalnya, penelitian tentang tanah terus berkembang, namun tanah yang disarankan untuk petani cenderung fokus pada hasil pengukuran fisik dan kimia, mengabaikan faktor biologis tanah. 

Secara global, seluas 12 juta hektare tanah pertanian hilang setiap tahun akibat degradasi, memaksa petani untuk mengadopsi praktik pertanian regeneratif. Namun, teknologi inovatif, membantu petani. Melalui kolaborasi, ahli ekologi dan petani bersama menangani krisis tanah global. 

BAYU MENTARI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus