Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, London - Tulisan terakhir dari fisikawan Stephen Hawking telah dipublikasikan. Tulisan ini memuat perspektif baru Hawking terhadap teori multiverse (alam semesta jamak), dan tentang lingkungan kosmos kita sendiri. Perspektif baru ini dapat membalikkan segala apa yang kita ketahui tentang pra-Big Bang dan pasca-Big Bang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hawking dan koleganya, Thomas Hertog, berargumen bahwa alam semesta kita dan alam semesta lainnya bukanlah sebuah fraktal yang tidak terbatas seperti yang telah dikemukakan dalam teori Hawking sebelumnya.
Model baru ini menggeser teori Hawking terdahulu, dan juga berpotensi untuk memecahkan teka-teki alam semesta sekaligus mematahkan teori dari Einstein. Menurut Hertog, model baru ini memotong struktur galaksi menjadi lebih mudah ditata, lebih kecil, dan lebih sederhana.
“Kami memprediksi bahwa alam semesta kita, pada skala paling besar, lebih sederhana dan secara global terbatas,” tutur Hawking dalam sebuah wawancara beberapa bulan sebelum meninggal. “Jadi (alam semesta) bukanlah sebuah struktur fraktal yang tidak terbatas.”
Para ilmuwan ini meminjam perspektif string theory – konsep yang menggambarkan alam semesta sebagai hologram yang kompleks – dan berargumen bahwa realitas tiga dimensi –termasuk ruang dan waktu- bisa diproyeksikan pada medium dua dimensi.
“Teori baru kami berdasar dari teknik yang kami pinjam dari string theory, dan nampaknya lebih mudah untuk diaplikasikan, ditata, dan struktur global dari alam semesta dapat berbeda dari satu wilayah dengan wilayah lainnya, tetapi dalam arti yang sama sekali berbeda dengan teori yang lama,” kata Hertog, professor di KU Leuven di Belgia.
Harapan dari fisikawan ini, dengan hadirnya model baru, manusia mengerti pentingnya memeriksa realitas kita sendiri sebagai bagian dari kosmologi global yang luas dan juga sejarahnya.
“Rentang jumlah ‘kantong-kantong alam semesta’ menjadi jauh lebih kecil dengan model ini. Teori yang baru membuat kosmologi lebih mudah untuk diprediksi, dan sebagai teori ilmiah pun lebih kuat,” ujarnya. “Kami pun berharap teori ini segera dapat diuji.”
Simak artikel lain tentang Stephen Hawking di kanal Tekno tempo.co.
DAILY MAIL | WASHINGTON POST | FIKRI ARIGI