Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Misteri Medan Magnet Bumi, Covid-19

Topik tentang para ilmuwan di ESA mengamati medan magnet bumi secara bertahap melemah menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

26 Mei 2020 | 21.13 WIB

Diagram medan magnet Bumi. Kredit: Vector Stock
Perbesar
Diagram medan magnet Bumi. Kredit: Vector Stock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang para ilmuwan di European Space Agency (ESA) mengamati medan magnet bumi secara bertahap melemah antara Afrika dan Amerika Selatan, yang menyebabkan gangguan teknis pada beberapa satelit yang mengorbit planet ini. Namun, mereka menambahkan bahwa intensitas penurunan saat ini berada dalam tingkat fluktuasi normal.

Berita terpopuler lainnya, sebuah guci perunggu berusia 2.000 tahun, yang ditemukan arkeolog di Provinsi Henan, Cina tengah, berisi lebih dari 3 liter cairan. Tim arkeolog menemukan guci dengan leher melengkung berbentuk kepala angsa ini di sebuah makam di Kota Sanmenxia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Juga, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memperingatkan ketika restoran dan bisnis lain tutup selama pandemi virus corona Covid-19, tikus menjadi lebih agresif ketika mereka mencari sumber makanan baru.

Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno:

1. Misteri Medan Magnet Bumi Melemah, Kutub Utara-Selatan Berbalik?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Diagram medan magnet Bumi. Kredit: Vector Stock

Para ilmuwan di European Space Agency (ESA) mengamati medan magnet bumi secara bertahap melemah antara Afrika dan Amerika Selatan, yang menyebabkan gangguan teknis pada beberapa satelit yang mengorbit planet ini. Namun, mereka menambahkan bahwa intensitas penurunan saat ini berada dalam tingkat fluktuasi normal.

Kutub Magnetik Utara Bumi juga telah bergeser dalam beberapa tahun terakhir dari Kanada menuju Siberia di Rusia. Kutub akan terus bergerak menuju Rusia tetapi pada waktunya akan mulai melambat, kata para ilmuwan. Dengan kecepatan tertinggi, pergeseran ini telah menghasilkan sejauh 50-60 km setahun.

Sementara dalam 200 tahun terakhir medan elektromagnetik di sekitar Bumi telah kehilangan sekitar sembilan persen kekuatannya. Antara 1970 dan 2020, medan magnet Bumi telah sangat melemah di wilayah yang membentang dari Afrika ke Amerika Selatan, yang dikenal sebagai 'Anomali Atlantik Selatan'. Daerah ini telah tumbuh dan bergerak ke arah barat dengan kecepatan sekitar 20 km per tahun.

Foto yang diabadikan pada 22 Mei 2020 ini menunjukkan guci perunggu berusia 2.000 tahun dengan leher melengkung berbentuk kepala angsa. Guci yang baru digali di Provinsi Henan, China tengah, ini berisi lebih dari 3.000 mililiter cairan yang tak diketahui. (Antara/Xinhua/Li Lijing)

Sebuah guci perunggu berusia 2.000 tahun, yang ditemukan arkeolog di Provinsi Henan, Cina tengah, berisi lebih dari 3 liter cairan.

Tim arkeolog menemukan guci dengan leher melengkung berbentuk kepala angsa ini di sebuah makam di Kota Sanmenxia. Selain itu, di lokasi yang sama ditemukan juga sebuah helm perunggu, baskom perunggu, serta beberapa pedang dari besi dan batu giok.

Cairan asing dalam guci itu berwarna cokelat kekuningan dan mengandung kotoran. Sampel cairan dikirim ke Beijing untuk diuji lebih lanjut, demikian dikabarkan kantor berita Xinhua, yang dikutip Antara, 25 Mei 2020.

Ilustrasi tikus. REUTERS

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memperingatkan ketika restoran dan bisnis lain tutup selama pandemi virus corona Covid-19, tikus menjadi lebih agresif ketika mereka mencari sumber makanan baru.

Laman CDC pada Kamis lalu mengatakan kesehatan lingkungan dan program pengendalian hewan pengerat mungkin mengalami peningkatan dalam permintaan layanan terkait dengan perilaku hewan pengerat yang "tidak biasa atau agresif".

"Tikus tidak menjadi agresif terhadap orang, tetapi terhadap satu sama lain," ujar Bobby Corrigan, seorang ahli binatang pengerat perkotaan yang memiliki gelar master dan PhD dalam pengelolaan hama tikus, pada hari Minggu, sebagaimana dikutip New York Times.

 

Erwin Prima

Erwin Prima

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus