Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Transistor Terkecil di Dunia

5 Desember 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETIAP komputer memiliki apa yang disebut sebagai mikroprosesor. Alat ini berfungsi mirip otak manusia. Di dalamnya terdapat jutaan transistor berukuran supermini, yang besarnya tak sampai sehelai rambut manusia. Dan akhir bulan lalu, para ilmuwan Amerika berhasil memecahkan rekor ''perlombaan" memperkecil ukuran transistor itu ketika menciptakan FinFET.

FinFET adalah nama prototip transistor yang menembus angka 18 nanometer untuk ukuran besar ''pintu gerbang" atau mekanisme tombol mati/hidup pada transistor yang mengatur aliran listrik. Ini berarti 10 kali lebih pendek ketimbang ukuran pintu gerbang transistor yang ada selama ini. Satu nanometer sama dengan sepermiliar meter. Sebagai perbandingan, lebar rambut manusia 10 ribu nanometer. ''(Ukuran) itu hanya bisa dilihat melalui mikroskop elektron," ujar Chenming Hu, profesor rekayasa listrik dan ilmu komputer di Universitas California, Berkeley, kepada ABCNews.

Detail tentang penemuan transistor kecil yang disponsori oleh Badan Khusus untuk Proyek Riset Lanjutan Departemen Pertahanan Amerika (DARPA) itu sendiri baru akan diumumkan Desember ini dalam Seminar Peralatan Elektronik Internasional di Washington.

Penemuan transistor mini jelas akan memperpanjang daftar kesuksesan industri elektronik. Sebelumnya, industri elektronik telah mendulang banyak keuntungan dari transistor, yang selama tiga dasawarsa terakhir ini kian mengecil bentuknya. Industri lain juga akan memetik keuntungan dengan adanya ''otak" komputer yang kian murah, cerdas, dan cepat bagi produk elektronik.


Menduga Potensi Hipertensi

HIPERTENSI bukanlah penyakit main-main. Bermula dari tekanan darah yang terlalu tinggi, orang bisa mendapat serangan jantung atau gagal jantung, stroke, atau kerusakan otak. Meski biasanya hipertensi baru menampakkan gejala pada orang berusia di atas 40 tahun, di Amerika penderitanya lumayan banyak. Dari 25 persen warga Amerika penderita hipertensi, 500 ribu di antaranya meninggal dunia setiap tahun.

Dengan begitu, alat untuk mendeteksi ketidakberesan tekanan darah menjadi penting. Selama ini, para dokter dapat mengukur tinggi-rendah tekanan darah seseorang dengan alat tensimeter. Alat ini memang sangat membantu. Namun, ada alat baru lagi yang lebih membantu karena dapat mendeteksi seseorang yang berisiko menderita hipertensi. Adalah badan penelitian sains independen Australia, CSIRO, yang berhasil mengembangkan suatu tes diagnostik baru yang dapat memperkirakan pada tahap yang sangat dini apakah seseorang berisiko menderita penyakit tekanan darah tinggi. Teknik diagnosis ini menggunakan semacam cairan pembersih mulut (mouthwash)—terbuat dari bahan radioisotop—untuk mengukur aktivitas sodium ion pada mulut.

''Dari tes tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas sodium ion remaja berisiko menderita darah tinggi ternyata 50 persen lebih rendah dibandingkan dengan populasi normal," kata pemimpin proyek dari CSIRO Health Sciences and Nutrition, Dr. Ted McMurchie, melalui surat elektronik kepada TEMPO.


'Check Up' untuk Bumi

JANGAN kira hanya manusia yang membutuhkan pemeriksaan kesehatan. Bumi pun memerlukannya. Bumi yang ''sakit" dikhawatirkan akan membuat semua penghuninya ikut menderita pula. Untuk memantau kesehatan bumi, para ilmuwan Amerika, Kanada, dan Jepang berkolaborasi meluncurkan satelit baru, awal Desember ini. Satelit bernama Terra yang berbobot sekitar 5.000 kilogram itu diluncurkan dari landasan Vandenberg Air Force Base, California, digendong oleh roket Atlas 2.

Terra, yang bernaung di bawah bendera misi Earth Observing System—suatu seri wahana angkasa milik badan antariksa Amerika NASA—akan berada di orbit untuk mengukur bagaimana lautan, udara, tanah, dan orang-orang bumi berfungsi secara bersama.

Menurut perancang Terra, Yoram Kaufman, misi peluncuran Terra berbeda dengan misi penerbangan sebelumnya karena lebih menekankan pemantauan lingkungan bumi. Satelit baru ini akan menggunakan lima instrumen yang memungkinkan para ilmuwan ''melihat" bumi sebagai sebuah sistem.

Beberapa hal yang akan dipantau, antara lain, perubahan lapisan penutup tanah, iklim, ozon, serta bencana alam seperti kebakaran, kekeringan, dan banjir. ''Perubahan iklim merupakan sesuatu yang kompleks," tutur Kaufman kepada CNN. Menurut Kaufman, satelit multi-instrumen akan memberi para ilmuwan cakrawala baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

Begitu berada di orbit yang terletak di atas kutub nanti, satelit akan ''menyapu" bumi setiap 100 menit sekali. Adapun data yang terkumpul segera dibagikan kepada ratusan ilmuwan di seluruh dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus