Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Calon mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) yang lolos seleksi jalur mandiri Juli 2019 harus membayar dana pengembangan. Kesepakatan atau kesanggupannya ditetapkan ketika mendaftar secara online mulai 17-30 Juni 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Angka-angka (dana pengembangan) tersebut telah dihitung dengan benar,” kata pelaksana tugas Rektor Unpad Rina Indiastuti.
Dana pengembangan hanya berlaku bagi mahasiswa yang lolos jalur pamungkas yaitu seleksi mandiri, tidak termasuk mahasiswa yang lolos dari jalur SNMPTN dan SBMPTN.
Unpad telah menetapkan besarannya untuk 48 program studi. Besaran uang masuk atau disebut sebagai dana pengembangan itu berkisar Rp15 juta-Rp250 juta.
Rina yang juga menjabat sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti mengatakan, dana pengembangan diberlakukan untuk menutup subsidi pemerintah.
Dalam aturan pemerintah, biaya kuliah tunggal (BKT) merupakan tanggungan bersama pemerintah dan mahasiswa lewat pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) per semester. “Dana pengembangan untuk menutupi selisih BKT dengan UKT,” ujarnya di kampus Unpad Bandung, Sabtu, 1 Juni 2019.
Guru Besar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad itu mencontohkan uang kuliah tunggal (UKT) Fakultas Kedokteran di Unpad sebesar Rp13 juta per semester. Selisih atau kekurangannya berdasarkan hitungan biaya kuliah tunggalnya (BKT) sekitar Rp20 juta. “Kalau kita kalikan dengan semester kuliahnya, ketemu angka Rp250 juta,” ujarnya.
Dana pengembangan di Fakultas Kedokteran itu diasumsikan untuk biaya sampai lulus yaitu sebanyak 10 semester sampai pendidikan profesi dokter. Dana pengembangan yang dibayarkan kata Rina, tidak hanya untuk kelompok mahasiswa peserta yang lolos dari jalur seleksi mandiri, tapi untuk seluruh mahasiswa S1 di Fakultas Kedokteran. “Uangnya pasti tidak akan cukup, tapi daripada tidak ada,” katanya.
Menurutnya saat ini ada gap (celah) untuk menjamin standard mutu pendidikan yang baik sesuai standard nasional pendidikan tinggi. Unpad kata Rina akan melakukan kombinasi tes penerimaan yang tidak hanya berdasarkan nilai akademik tapi juga prospek calon mahasiswa jalur seleksi mandiri sampai bisa menyelesaikan studi. “Dari segi akademik yang di pelosok (daerah) mungkin lebih rendah. Tapi Kalau digali potensinya, bakatnya lewat wawancara, mungkin bisa tidak kalah,” ujar dia.
Lewat jalur seleksi mandiri ini Unpad akan menerima sekitar 1.400 mahasiswa baru.