Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Malang - Sedikitnya 1.000 orang anggota panitia dan pengawas Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang berlokasi di Universitas Brawijaya Malang menjalani rapid test Covid-19. Mereka harus memastikan dirinya sehat sebagai bagian dari protokol yang telah ditetapkan untuk pelaksanaan ujian yang akan dimulai besok, Minggu 5 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dalam pelaksanaan rapid test ini, kami bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI," kata koordinator pelaksanaan rapid test Universitas Brawijaya, Syifa Mustika, Jumat 3 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan uji sampel darah para pengawas dan panitia UTBK dilakukan di Gedung Samanta Krida, selama dua hari, Kamis dan Jumat. Uji sampel darah diikuti dengan pemeriksaan kesehatan sederhana. Hasil tes akan diserahkan secara kolektif kepada rektorat untuk ditindaklanjuti.
"Harapannya pemeriksaan ini bukan untuk menakuti, melainkan sebagai upaya menjaga kesehatan panitia dan pengawas,” kata Syifa menambahkan.
Persiapan juga dilakukan di berbagai lokasi pelaksanaan UTBK. Dari Jakarta, misalnya, Kampus Universitas Indonesia menyatakan menerapkan protokol kesehatan secara ketat baik untuk peserta maupun panitia ujian sesuai panduan dari panitia pusat. Di antaranya, menyediakan tenaga medis (lengkap dengan ambulans) dan tim Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan pada hari pelaksanaan UTBK.
Ketua Pusat UTBK UI, Rosari Saleh, dalam keterangannya, Jumat, mengatakan dua kampus universitas itu juga menyediakan ruangan dengan sistem sirkulasi udara yang diatur pada semua lokasi ujian. Juga melakukan disinfeksi filter AC dan menyediakan fasilitas cuci tangan dan penyanitasi tangan di seluruh lokasi ujian.
"Kami juga telah menyosialisasikan panduan dan kewajiban bagi peserta maupun panitia terkait kewaspadaan pencegahan Covid-19. Utamanya adalah mencegah kerumunan tanpa jarak dan menjaga lokasi tetap steril," katanya.
Dikatakannya, para pengantar atau penjemput hanya boleh men-"drop" saja. Sesuai arahan panitia pusat, pengaturan waktu ujian sudah disesuaikan agar peserta mempersiapkan peribadatan sebelum atau sesudah tes di rumah masing-masing. "Kami berharap semua peserta dan para orang tua bisa bekerja sama meminimalkan risiko penyebaran Covid-19," katanya.
Pelaksanaan ujian dilakukan sebanyak dua tahap, yaitu 5-14 Juli 2020 (tahap pertama), dan 20-29 Juli 2020 (tahap kedua). Berdasarkan panduan dari LTMPT, protokol kesehatan untuk peserta dimulai dari diam di rumah selama 14 hari sebelum pelaksanaan ujian untuk memastikan kesehatan setiap peserta sampai pemeriksaan suhu tubuh sebelum ujian.
Peserta juga diwajibkan mengenakan masker dan disarankan sarung tangan serta face shield. Pemindaian suhu tubuh mensyaratkan angka tak lebih dari 37,5 derajat Celsius. Mereka yang tidak lolos pemindaian suhu akan diarahkan ke lokasi lain untuk jalani rapid test Covid-19.