Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelajar Madrasah Aliyah Negeri atau MAN Insan Cendekia Serpong sukses menyabet empat medali dalam ajang International Olympiad on Climate and Environmental Issues (IOCE) yang digelar di Rusia pada 20-24 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tiga siswa, masing-masing bernama Alifsani Abifadel, M. Fachrie Maulana, dan Athaillah Bagas, memenangkan tiga medali perak. Satu medali lainnya adalah perunggu yang dimenangkan oleh Eldhiya Nazlatul. Kabar kemenangan ini diunggah di akun Instagram resmi MAN IC Serpong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepada Tempo, Eldhiya bercerita soal perjalanan mereka hingga bisa meraih empat medali. “Kami adalah sekumpulan peserta didik MAN Insan Cendekia Serpong yang tergabung dalam organisasi yang fokus pada kampanye kegiatan hemat energi, bernama Sa-Fun, Saving Energy is Fun,” kata dia, dikutip Kamis, 7 November 2024.
Organisasi ini bermula dari kegiatan P5 (Proyek Penguatan Pelajar Pancasila) dari kelas 1 SMA. Mereka mendapati bahwa kampanye yang dilakukan membuahkan hasil yang cukup signifikan, di mana anggaran listrik MAN Insan Cendekia Serpong turun cukup drastis. “Tidak ingin dampak baik berhenti di situ, Sa-Fun melakukan ekspansi dengan melakukan kegiatan Goes To School ke berbagai sekolah di wilayah Tangerang Selatan,” kata dia.
Pada 19 September 2024, Founder Sa-Fun bernama Atha menemukan laman Instagram yang menginformasikan soal kompetisi IOCE. “Atha berpendapat bahwa partisipasi kami dalam lomba ini bisa menunjukkan kapabilitas kami untuk menyebarkan informasi terkait perubahan iklim,” ucap Eldhiya.
Mereka pun sepakat untuk mendaftarkan diri. Pada tanggal 30 September, tim dari MAN IC Serpong mendapat konfirmasi bahwa mereka adalah delegasi resmi dari Indonesia.
Eldhiya mengaku timnya sempat bimbang untuk ikut atau tidak. Sebab, lokasi Rusia yang jauh membuat mereka harus mempersiapkan uang yang banyak dalam waktu yang sangat singkat. “Kami juga mempertimbangkan bahwa persiapan kami untuk lomba ini kurang maksimal, karena kami mendapat info terkait lomba ini satu bulan sebelum pelaksanaannya,” ucap dia.
Setelah diskusi panjang, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke Rusia. “Keputusan itulah yang tidak akan pernah kami sesali seumur hidup,” kata Eldhiya.
Eldhiya mengaku bertemu banyak orang dan bertukar pikiran tentang kondisi lingkungan yang berjuang keras menghadapi perubahan iklim saat ini. Mereka juga mengunjungi Taman Nasional Kaukasus, di mana mereka bisa melihat keanekaragaman hayati Rusia.
Kata Eldhiya, timnya juga sempat menghadapi kendala bahasa. Mayoritas partisipan adalah orang yang menggunakan Bahasa Rusia sebagai bahasa ibu, sehingga kadang mereka kesulitan untuk ikut dalam diskusi. Fitur-fitur laptop yang digunakan untuk lomba juga disajikan dalam bahasa dan aksara Rusia, sehingga butuh waktu untuk mempelajarinya.
Eldhiya mengatakan bahwa empat medali yang terdiri atas tiga perak dan satu perunggu merupakan pencapaian baru untuk Sa-Fun. Ia berharap Sa-Fun dapat memperlebar sayapnya, menambah pengaruh baik di kalangan luas, dan pada akhirnya dapat menanamkan kebiasaan hemat energi pada banyak orang.
Olimpiade IOCE merupakan kompetisi ilmiah internasional interdisipliner yang diselenggarakan oleh Sirius University bekerja sama dengan beberapa universitas internasional lainnya. Kegiatan perdananya tahun ini. IOCE bertujuan melibatkan pelajar muda dalam pemecahan masalah lingkungan dan iklim. Setiap negara peserta hanya dapat mengirim satu tim yang terdiri dari 5 anggota.