Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Palangka Raya - Viralnya berita obat kanker bajakah , membuat ratusan orang mendatangi SMA Negeri 2 Palangka Raya, sekolah Anggina Rafitri dan Aysa Aurealya Maharani, yang meneliti khasiat tanaman itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut guru pembimbing mereka, Helita Gusran, setiap hari banyak orang datang ke sekolah untuk mencari tahu bagaimana cara mendapatkan bajakah, yang secara turun temurun biasa dipakai masyarakat Dayak sebagai obat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mereka yang datang tidak hanya dari sini saja, tapi juga ada yang dari luar pulau seperti Jawa dan Sumatera," ujar Helita di Palangka Raya, Kamis, 15 Agustus 2019.
Walaupun ramai orang datang ke sekolah namun ia menegaskan bahwa para siswanya masih dalam kondisi baik dan aman untuk tetap melakukan proses belajar mengajar.
"Instansi terkait sedang memikirkan rencana memberikan pengamanan kepada siswa kami," katanya.
Hal ini dilakukan agar kegiatan belajar tidak terganggu akibat kedatangan banyak orang ke sekolah mereka, ujarnya.
Menurut Helita, yang asli Dayak, tak hanya ke sekolah, para pemburu kayu bajakah ini juga ada yang sampai mendatangi rumahnya demi mendapatkan kayu ajaib ini.
Saat ini Helita juga berencana akan segera mematenkan temuan ilmiah itu ke Ditjen Kekayaan Intelektual.
"Kita segera mepatenkan Hak Kekayaan Intelektual ( HKI) mengenai karya ilmiahnya saja. Karena ini berdasarkan kearifan lokal," ujarnya Selasa lalu.
Penelitian karya tulis kedua siswa SMA2 Palangka Raya itu sebelumnya berhasil meraih medali emas dalam World Invention Creativity Olympic (WICO) yang diadakan di Seoul, Korea Selatan pada 28 Juli 2019 lalu.
Ketika bertemu Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran, Anggina Rafitri dan Aysa Aurealya, ditemani Yazid, yang mengenalkan kayu bajakah ini pada kedua siswa SMA 2 itu. Nenek Yazid sebelumnya sembuh dari sakit kanker payudara setelah mengkonsumsi obat kanker bajakah.