Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

LIPI: Penelitian Bahan Obat Kanker Makan Waktu dan Biaya

LIPI sedang melakukan penelitian tentang bahan alami untuk obat kanker, yang makan waktu dan biaya.

9 September 2019 | 07.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Viralnya bajakah tunggal sebagai obat kanker, membuat banyak penjual bajakah dadakan di Palangkaraya, Agustus 2019. (Tempo/Karana)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI sedang melakukan penelitian tentang bahan alami untuk obat kanker. Namun, menurut Kepala Laboratorium Pusat Penelitian Biologi LIPI Andria Agusta penelitian tersebut makan waktu dan biaya.

"Sifat penelitian bahan obat kanker ini merupakan penelitian yang memakan waktu dan biaya, sehingga jalannya tidak bisa cepat. Apalagi dengan kondisi kita di Indonesia ini," ujar Andria kepada Tempo, Sabtu, 7 September 2019.

Sebelumnya, Peneliti di Laboratorium Kimia Bahan Alam Pusat Penelitian Biologi LIPI Ahmad Fathoni bulan lalu mengatakan, LIPI tengah melakukan penelitian antikanker dari bahan alami di antaranya senyawa bislunatin yang telah diisolasi dari jamur endofit biasa hidup berasosiasi dengan tumbuhan gambir.

Menurut Andria, penelitian di laboratoriumnya lebih fokus pada metabolit dari mikroba. "Termasuk itu mikroba aktinomisetes dari tanah dan mikroba endofit yg berasosiasi dengan tumbuhan obat," tutur Andria.

Dari sisi obat tradisional, Andria melanjutkan, lebih mengarah pada sebagai adjuvant untuk kanker, atau boleh dibilang hanya sebagai pendukung. Oleh karena itu, Andria berujar, sejauh ini LIPI baru bisa mencari kandidat bahan obat kanker.

"Jadi masih dalam tahap mencari bahan bahan yang berpotensi untuk digunakan sebagai obat kanker," kata Andria. "Dan sepanjang yang saya tahu di kita belum ada yang melangkah ke tahap drug development untuk kanker. Hampir semua penelitian masih dalam tahapan discovery atau mencari kandidat."

Obat alamai untuk kanker  ramai dibicarakan setelah tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya  melakukan penelitian pada tanaman akar  bajakah. Penelitian itu juga mampu mengharumkan nama Indonesia di ajang kompetisi Life Science di Seoul, Korea Selatan pada 25 Juli 2019 lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yudono Yanuar

Yudono Yanuar

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus