Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Yang Tak Rusak Bila Tergenang

Sistem jalan 'tahan air', ditemukan Ir. Agoes Abdoel Manan. Sedang dicoba di Jawa Timur. Formula ini mengandalkan aspal buton, sudah teruji di laboratorium dan lebih mahal biayanya.(ilt)

20 Maret 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JALAN tahan air formula baru sedang dicoba di tiga tempat di JaTim. Menteri Pekerjaan Umum Dr. Purnomosidi Hadjisarosa kelihatan senyum dan manggut-manggut ketika meninjau tempat percobaan itu baru-baru ini. Ir. Agoes Abdoel Manan yang menemukan formula "tahan air" itu dapat dorongan Menteri PU, mengingat besarnya kerusakan jalan bila musim hujan tiba. Tahun ini, misalnya, hampir sepanjang jalan bagian utara Ja-Teng rusak berat. Juga jalan-jalan dalam kota seperti terjadi di Surabaya. Sudah ada formula lain memang yang ditemukan untuk maksud yang sama. Misalnya dengan konstruksi "Sarang Laba-laba" (TEMPo, 26 Januari '80) dan "Jalan Plastik" (TEM Po, 23 Mei '81). Tapi keduanya masih belum juga diterapkan secara meluas antara lain karena biayanya yang mahal. "Yang saya temukan ini pun juga lebih mahal biaynya dari pada jalan biasa tapi tidak sampai 5%," ujar Agoes, kini Kepala Proyk Jalan Gempol-Banyuwangi 240 km). Lulusan ITS tahun 1973, Agoes mahir dalam penggunaan aspal Buton (butas). Dia memang bertolak dari butas itu. Butas, menurue dia, mengandung batu kapur yang sifatnya plastis. "Ini baik sekali digunakan sebagai filler (bahan pengisi)," katanya. Selama ini sebagai filler umumnya digunakan kapur abu batu semen, au bahkan semen .asli. Yang terakhir misalnya ketika membuat landasan di lapangan terbang Ngurah Rai, Denpasar. Menurut Agoes, dengan filler yang lazim itu jalan memang jadi keras tapi tidak fleksibel. Jalan yang keras itu bisa merldapat tekanan air dari bawah, - sesuai dengan prinsip pipa kapiler-bisa retak. Tekanan air ke atas itu terutama besar di daerah yang biasa digenangi air. Bila jalan sudah retak kerusakan semakin bertambah oleh besarnya beban yang lewat di atasnya. "Jalan di daerah yang biasa tergenang air menjadi rusak bukan karena air yang di atasnya," ujar Agoes. Insinyur yang jangkung itu kini bertugas menggarap jalan di daerah yang terkena genangan air. "Tentu hal ini saya anggap sebagai tantangan," katanya. Penggunaan butas sebagai filler dianggapnya cocok karena butas mengandung kelebihan filler sampai 30%. Aspal biasa --yang berasal dari minyak--justru kekurangan ftller. Keperluan fller untuk pembuatan jalan berjumlah 5% dari seluruh keperluan material. Agoes menguji formula "tahan air" di laboratorium konsultannya saat ini, Lion Association. Hasilnya stabilitas jalan mencapai 980 sampai 1250. Ini di atas stabilitas normal yang 700. Sedang index kekuatannya 80,09%, lebih tinggi dari yang norrnal 70%, mengukur kekuatan jalan terhadap air, Agoes menggunakan peralatan Marshall yang dikenal dengan ASSHTO-T 165. Kekuatannya di lapangan diduga bisa dibuktikan dalam waktu setahun ini. Di dalam laboratorium "ramuan" Agoes ini direndam dalam air selama empat hari dengan suhu 49øC. "Direndam selama itu pada jalan biasa suda menunjukkan kekuatan di bawah 700,' katanya. Biaya pembuatan jalan tahan air akan lebih mahal sedikit menurut Agoes, tapi diimbangi oleh rendahnya biaya pemeliharaan. Dengan formula Agoes ini badan jalan untuk daerah genangan tidak perlu ditinggikan seperti lazim dilakukan selama ini. "Badan jalan yang ditinggikan memang bisa mengurangi kerusakan jalan, tapi rakyat sekitarnya akan menderita, sebab daerah sekitarnya akan tergenang," tambahnya. Purnomosidi, ketika ditanya TEMPO, belum bersedia memberikan komentarnya. Tapi dua mahasiswa (ITS dan Unibraw) kini menyusun skripsi tentang penemuan Agoes itu. Sedang Agoes sendiri kemudian diundang ke Korea Selatan oleh Penta Jung Woo, kontraktor yang mengerjakan jalan itu, selama sebulan. Sekalian ia berbulan madu di sana dengan wanita yang baru saja dinikahinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus