Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Zeolit Meninggikan Harga Minyak

14 Oktober 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INI kabar gembira bagi industri rumah tangga. Zeolit tak hanya bisa menjernihkan minyak goreng curah hingga mutunya setara dengan minyak goreng kemasan. Zeolit, biasa disebut batuan mendidih (boiling stone), yang merupakan senyawa kristal aluminosilikat terhidrasi dan memiliki struktur tiga dimensi terbuka, ternyata juga mampu menjernihkan minyak cengkeh kotor menjadi bening. Yang amat mengejutkan, harga minyak cengkeh hasil penjernihan dengan zeolit jadi selangit dibandingkan dengan minyak cengkeh biasa yang dijual di pasaran. Bayangkan, harganya bisa melonjak dari sekitar Rp 30 ribu per liter menjadi Rp 150 ribu seliter, yang berarti naik lima kali lipat. Jelas kabar itu menyenangkan kalangan penyuling minyak cengkeh, yang kebanyakan industri rumah tangga. Hal ini terjadi tak lain lantaran jerih payah Suhadijono di Yogyakarta. Dosen di Fakultas Teknik Kimia inilah bersama koleganya di Universitas Gadjah Mada, Widyasmoro dan Dewi Titisari dari Fakultas Geologi serta Yatman dan Mujiono dari Fakultas Teknik Mesin, yang juga menemukan teknik penjernihan minyak goreng curah dengan zeolit (TEMPO Edisi 1-7 Oktober 2001). Prinsip penjernihan minyak cengkeh dengan zeolit hampir serupa dengan penjernihan minyak goreng curah. Perbedaannya hanya pada suhu saat penjernihan. Pada penjernihan minyak goreng, proses berlangsung dalam suhu rendah (suhu kamar). Sedangkan untuk minyak cengkeh, suhunya agak tinggi, yakni 35 derajat Celsius. Hal itu dimaksudkan agar daya serap (absorpsi) zeolit terhadap minyak menjadi lebih baik dan kadar zeolit yang digunakan lebih sedikit. Sebagaimana diketahui, struktur tiga dimensi zeolit yang bersifat terbuka memiliki rongga, sehingga menyerap sekaligus menjadi katalisator untuk menjinakkan lemak tinggi pada minyak. Pada penjernihan minyak cengkeh, suhu tinggi bisa diterapkan lantaran adanya kandungan minyak atsiri yang tahan terhadap proses oksidasi (pemanasan). Kondisi ini berbeda dengan minyak goreng, yang bila dijernihkan dengan suhu tinggi bisa mengakibatkan minyak menjadi tengik. Dengan suhu agak tinggi, "Diharapkan daya serap zeolit bisa lebih bagus, selain untuk menurunkan viskositas (kekentalan) minyak sehingga minyak yang tersisa di zeolit berkurang," kata Suhadijono. Namun, ia menambahkan, suhu saat penjernihan tak boleh terlalu tinggi karena minyak bisa menguap. Adapun proses penjernihannya berlangsung seperti ini. Empat ratus gram zeolit, yang sudah diaktifkan dengan asam sulfat, dicampur dengan satu liter minyak cengkeh kotor. Keduanya diaduk sekitar 40 menit dengan kecepatan 200 putaran per menit, lantas disaring. Hal itu dilakukan beberapa kali sampai diperoleh hasil yang diharapkan, yakni minyak cengkeh berwarna bening agak kuning. Dalam skala laboratorium, rendemen proses ini sekitar 60 persen, atau dari seliter minyak cengkeh kotor akan dihasilkan 600 cc minyak cengkeh jernih. "Untuk skala laboratorium, minyak yang menempel di zeolit memang tak bisa diproses lagi," ujar Suhadijono. Tapi, dalam skala industri, katanya, minyak itu masih bisa diambil. Rencananya, menurut Suhadijono, hasil penelitian sejak tahun 2000 itu akan didaftarkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan di Departemen Kesehatan untuk memperoleh sertifikat keamanan produk. Darmawan Sepriyossa, L.N. Idayanie (Yogya)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus