Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Lamongan akan menanggung biaya pendidikan dua anak kiper Persela, almarhum Choirul Huda. Keputusan ini atas kebijakan Bupati Lamongan, Fadeli, yang datang melayat ke rumah duka. “Ya, pemerintah Lamongan yang menanggung biaya,” ujar juru bicara Pemerintah Kabupaten Lamongan, Agus Hendrawan, kepada Tempo, Selasa, 17 Oktober 2017.
Dua anak almarhum Choirul di antaranya Muhammad Rachul Maulana, 13 tahun, kelas 8 sekolah menengah pertama, dan adiknya, Rafael Ramadhan,10 tahun, kelas 5 sekolah dasar. Biaya pendidikan keduanya akan ditanggung hingga lulus sekolah menengah atas. Kebijakan Pemkab Lamongan ini juga disaksikan istri almarhum, Lidya Anggraeni, 36 tahun.
Baca: Kenali Hypoxia yang Diduga Dialami Choirul Huda
Sehari-hari, selain sebagai kiper utama Persela Lamongan, almarhum Choirul tercatat sebagai pegawai negeri sipil. Dia berdinas sebagai staf di Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lamongan sekitar delapan tahun lalu. Keterampilannya sebagai kiper ditularkan kepada para juniornya di Persela.”Ya, almarhum kiper senior dan rajin melatih anak-anak muda,” kata Agus.
Pihak Persela menyebutkan perwakilan dari pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pusat, Dessy Afrianto, datang ke rumah almarhum Choirul pada Senin malam, 16 Oktober 2017. “Ya, ada santunan,” ujar Humas Persela Lamongan, Andika Hangga, kepada Tempo. Namun jumlah santunan yang diterima keluarga almarhum tidak disebutkan.
Selain itu, ada tamu dari berbagai daerah, di antaranya Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar, yang datang sehari setelah pemakaman kiper andalan Persela tersebut. Kemudian mantan kapten tim nasional, Ponaryo Astaman, yang datang langsung menemui keluarga korban di Lamongan.
Baca: Liga 1: Choirul Huda Pergi Meninggalkan Seorang Istri dan 2 Anak
Seperti diketahui, laga Persela melawan Semen Padang dengan skor 2-0 untuk tuan rumah dalam lanjutan Liga 1 di Stadion Surajaya, Lamongan, Minggu, 15 Oktober 2017, berakhir tragis. Kiper Persela, Choirul Huda, 38 tahun, meninggal dunia setelah berbenturan dengan teman satu timnya, Ramon Rodrigues.
Choirul Huda, yang lahir 2 Juni 1979, mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soegiri, Lamongan, Minggu. Sebelum meninggal, Choirul sempat pingsan diduga karena mengalami benturan leher dan dada cukup keras. Tim medis lalu melarikan Choirul ke rumah sakit dalam keadaan pingsan. Namun kiper kebanggaan L.A. Mania—sebutan suporter Persela—itu kondisinya terus memburuk hingga meninggal dunia.
SUJATMIKO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini