Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepakbola

Piala Dunia 2018: Jejak dan Semangat Penebusan Timnas Jepang

Pada Piala Dunia 2018, timnas Jepang telah memasuki perjalanan 20 tahun sejak penampilan perdananya.

8 Mei 2018 | 12.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Para pemain timnas Jepang berselebrasi merayakan kemenangannya atas Arab Saudi dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2018 di Saitama Stadium, Jepang, 15 November 2016. Jepang berhasil meraih kemenangan tipis 2-1 atas Arab Saudi. Atsushi Tomura/Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Piala Dunia 2018, tim nasional Jepang telah memasuki perjalanan 20 tahun sejak penampilan perdananya. Sejak lolos ke Piala Dunia 1998 di Prancis, mereka tak pernah lagi gagal mencapai babak putaran final.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rusia akan menjadi tampilan keenam mereka. Dalam rangkaian tampilan itu, salah satu nama dari tim ini kemudian mendunia: Hidetoshi Nakata. Pemain ini mengakui, Piala Dunia Prancis seperti pembuka pintu bagi mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya mulai mengetahui tentang sepak bola di luar Jepang dan mulai bermimpi, tapi tidak punya kesempatan karena dunia tidak melihat Liga Jepang”, ujar Nakata. “Akhirnya kami mendapat kesempatan sewaktu bermain di Piala Dunia Prancis, kemudian salah satu impian saya menjadi kenyataan.”

Nakata, kini 41 tahun, mendapat berkah dari penampilan apiknya bersama dengan timnas Jepang. Ia kemudian pindah dari Jepang ke Perugia (Italia), selanjutnya mengecap rasanya bermain di AS Roma dan Parma.

Debut Jepang di Piala Dunia Prancis mungkin tidak terlalu layak dikenang. Tim Samurai Biru hanya berada di juru kunci Grup H dan tiga kali kalah, oleh Argentina, Kroasia, dan Jamaika.

Namun di sana mereka menemukan gaya bermain sepak bola yang lincah dan cepat yang menjadikan permainan khas negara Samurai Biru. Pada Piala Dunia berikutnya, 2002, di negeri sendiri, mereka mampu lolos ke babak 16 besar.

Tsuneyasu Miyamoto, bek Jepang yang tampil pada 2002, menilai momen itu menjadi terobosan bagi timnas Jepang. “Saya pikir kami mendapatkan sesuatu dari Piala Dunia 2002 yang memiliki dampak besar terhadap negara saya,” ujar Miyamoto. “Saya tidak akan terkejut melihat sejumlah pemain besar di Jepang bermain di klub-klub besar negara Eropa 10 tahun ke depan.”

Meski sering dibayangi oleh kesuksesan tuan rumah lainnya, Korea Selatan, yang lolos ke semifinal, bagi Jepang, Piala Dunia 2002 adalah sebuah kesuksesan. Mereka meraih kemenangan pertamanya di Piala Dunia, dengan mengalahkan Rusia 1-0. Mereka juga menjadi juara Grup H mengungguli Belgia, Rusia, dan Tunisia.

Pada Piala Dunia 2006, Jepang gagal melewati fase grup. Mereka kembali menjadi juru kunci di Jerman. “Ini adalah hasil yang menyedihkan dan mengecewakan karena saya percaya kami memiliki apa yang menjadi kekurangan Negara Samurai Biru,” ujar Zico, pelatih Jepang kala itu.

Mimpi pelatih Brasil itu untuk memimpin Jepang melewati fase grup kandas oleh Australia. Kala itu hanya tersisa 6 menit sebelum pertandingan usai. Tim Cahill, pemain asal Australia, mencetak dua gol tanpa balas dan membuat Australia meraih kemenangan 3-1 di fase grup.

Pada Piala Dunia 2010, Jepang kembali berhasil lolos ke babak 16 besar. Kali ini di Afrika Selatan. “Hari ini akan menjadi titik balik bagi sepak bola Jepang, kinerja tim yang sangat bagus memberikan inspirasi kepada anak-anak Jepang,” ujar Daisuke Matsui, salah satu pemain Jepang kala itu. “Kami telah memamerkan perkembangan permainan sepak bola Jepang.”

Penggemar Jepang melihat negara kesayangannya bermain di Piala Dunia Afrika Selatan adalah permainan terbaik mereka. Sang kapten, Keisuki Honda, sampai dijuluki “Maradona Jepang”, Shinji Okazaki dan Matsui sangat bersinar. Mereka hanya tersingkir karena kalah adu penalti saat melawan Paraguay.

Pada Piala Dunia 2014 Jepang kembali terpuruk. Mereka hanya menjadi juru kunci Grup C. “Saya pikir penting bagi sepak bola Jepang untuk menjaga permainan, tapi dalam Piala Dunia tahun ini sangat mengecewakan,” ujar Makoto Hasabe, kapten Jepang sewaktu tampil di Brasil.

Pada Piala Dunia 2018 di Rusia, Jepang akan berusaha menebus kegagalan di Brasil. “Ini Piala Dunia, kami ingin menunjukkan bahwa kami cukup baik untuk lolos ke babak sistem gugur,” ujar Akira Nashino, pemain Jepang yang akan tampil di Rusia nanti. “Saya ingin pemain tampil dengan semampu mereka.”

Di putaran final nanti, Jepang akan berlaga di Grup H, yang diisi Senegal, Polandia, dan Kolombia. Persaingan cukup merata di grup ini, sehingga peluang lolos ke babak berikutnya masih sangat terbuka lebar.

 FIFA | WORLDCUP | MUH. BASKHORO W.D.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus