Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Keberhasilan Timnas Inggris melaju ke final Euro 2020 memang diwarnai kontroversi hadiah penalti. Media Italia La Gazetta Dello Sport menyebutkan bahwa hadiah tersebut sebagai balas budi karena Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berjasa besar membantu penghentian ajang Liga Super Eropa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam laporannya, Gazetta menyebut bahwa penalti tersebut merupakan hadiah kepada Johnson yang menonton langsung laga semifinal antara Inggris vs Denmark. Mereka mengaitkan penalti yang terjadi pada babak tambahan tersebut dengan bantuan Johnson menekan enam tim Liga Inggris - Manchester City, Manchester United, Chelsea, Arsenal, Tottenham Hotspur dan Liverpool - agar mencabut dukungannya kepada Liga Super Eropa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keenam tim itu memang langsung menarik dukungan dari Liga Super Eropa setelah Johnson menyatakan akan melakukan segala cara agar kompetisi itu tak berjalan sesuai rencana.
"Bersama otoritas sepak bola, kami akan melihat semua yang bisa kami lakukan untuk memastikan ini tidak berjalan seperti yang direncanakan," kata Johnson saat itu. "Saya tidak berpikir itu kabar baik untuk penggemar, saya pikir itu bukan kabar baik untuk sepak bola di negara ini."
Wacana Liga Super Eropa digulirkan pada awal tahun ini. Saat itu, enam tim besar asal Inggris bersama AC Milan, Inter Milan, Juventus, Atletico Madrid, Barcelona dan Real Madrid menyatakan mendukung kompetisi yang berada di luar naungan UEFA tersebut.
Rencananya, kompetisi itu hanya akan diisi ke-12 tim pendukung plus beberapa klub elit Eropa lainnya. UEFA pun murka dan menganggap kompetisi itu sebagai ancaman dari Liga Champions yang berada di bawah naungan mereka.
UEFA sempat mengancam akan menghukum para klub pendukung tersebut bahkan muncul wacana pemain di klub itu tak akan boleh tampil di ajang Euro 2020. Boris Johnson disebut menekan keenam klub asal Inggris untuk kemudian menarik dukungannya.
Langkah keenam tim Inggris itu pun diikuti oleh Atletico Madrid, AC Milan dan Inter Milan. Kini, konflik Liga Super Eropa pun masih tersisa antara Real Madrid, Barcelona dan Juventus versus UEFA.
Media Corriere dello Sport pun tak mau absen menyindir sukses The Three Lions. Mengutip pernyataan gelandang Timnas Italia, Marco Verratti, mereka menyebut penalti itu sebagai hadiah baik hati.
"Katakanlah tadi malam adalah penalti yang murah hati. Jika saya menjadi wasit, saya tidak akan meniup peluit, tetapi ini adalah hal-hal yang merupakan bagian dari sepak bola," kata Verratti yang dikutip di bagian awal laporan itu.
Tak hanya itu, seorang netizen membuat petisi agar laga semifinal Euro 2020 antara Inggris vs Denmark diulang. Dalam petisi di laman Change.org itu, netizen tersebut menyatakan jika UEFA tak melakukan pertandingan ulangan, maka itu bukti kegagalan mereka melindungi permainan sepak bola.
Pada laga dinihari tadi, Timnas Inggris mendapatkan hadiah penalti pada menit ke-102. Wasit Danny Makkelie meniupkan peluitnya setelah Raheem Sterling terjatuh saat mencoba menerobos sisi kiri kotak penalti Timnas Denmark.
Saat itu Sterling sempat dijaga oleh dua pemain Denmark, Joakim Maehle dan Mathias Jensen. Akan tetapi berbagai kalangan menilai kontak fisik yang dilakukan Maehle kepada Sterling terlalu lemah untuk membuatnya terjatuh.
Satu hal lain yang menjadi pertanyaan adalah karena Makkelie tak menghentikan pertandingan sebelum Sterling menerobos kotak penalti. Padahal saat itu terlihat jelas ada bola lain yang masuk ke lapangan.
Hadiah penalti itu pun dieksekusi oleh Harry Kane. Tendangan penyerang klub Tottenham Hotspur itu sempat ditepis penjaga gawang Kasper Schmeichel akan tetapi bola muntah justru kembali ke kaki Kane. Dia pun tak menyianyiakan kesempatan kedua itu dengan menceploskan bola ke dalam gawang. Skor 2-1 menutup babak tambahan semifinal Euro 2020 antara Inggris vs Denmark.
Pada partai final Euro 2020, Timnas Inggris akan menghadapi Timnas Italia yang sebelumnya telah lolos dengan menyingkirkan Spanyol melalui drama adu penalti. Laga itu final akan digelar di Stadion Wembley, London, pada Ahad malam 11 Juli 2021 waktu setempat atau pada Senin dinihari 12 Juli 2021.
DAILY MAI|CORRIERE DELLO SPORT