Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kompetisi Festival Film Papua III yang ditutup pada 20 Juli lalu telah mengumpulkan 17 film dokumenter. Ketujuhbelas film ini selanjutnya akan diseleksi dan mengerucut jadi 10 besar. Hasil seleksi akan diumumkan di acara puncak pada 9 Agustus mendatang. Empat orang juri dilibatkan untuk tahap penilaian kompetisi tersebut yaitu Wensilaus Fatubun, Arul Prakash, Lisabona Rahman dan Melanie Kirihio.
Agus Kalalu, Ketua Panitia FPP III dan Kordinator Wilayah Papuan Voices Sorong Raya menuturkan kompetisi film dokumenter ini menjadi bagian penting sebagai sarana kreativitas masyarakat Papua terutama para pemuda tentang negerinya.
"Adanya kreativitas dalam bentuk film dokumenter akan dicatat sejarah film dokumenter di Tanah Papua di masa yang akan datang,” tutur Agus berdasarkan keterangan media yang diterima Tempo, Ahad 28 Juli 2019.
Dari sejumlah film yang masuk, terlihat betapa para pembuat film punya kepedulian terhadap berbagai isu di Papua dari soal perempuan, lingkungan, juga budaya.
Wakil Ketua Panitia FFP III, Max Binur berharap festival berikutnya bisa menarik lebih banyak para filmmaker muda untuk terlibat. "ehingga semakin menambah khasanah film dokumenter yang diproduksi di Tanah Papua," ujarnya.
Kegiatan FFP III di selenggarakan Papuan Voices. Papuan Voices adalah komunitas film yang terbentuk pada Tahun 2011. Berawal dari program pelatihan produksi dokumenter yang dibuat oleh EngageMedia yang bekerja sama dengan SKPKC Fransiskan Papua, SKP Keuskupan Agung Merauke dan JPIC MSC di Merauke.
Para peserta pelatihan lantas membentuk wadah Komunitas film bernama Papuan Voices. Festival Film Papua kemudian menjadi agenda tahunan Papuan Voices.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini