Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sosok

Aidir Amin Daud dan Lukisan Rusia

Lukisan itu memang istimewa, karya pelukis besar Rusia, Ilya Repin. Lukisan tersebut menggambarkan kepala suku Cossack Zaporozhian tengah meriung.

1 Februari 2018 | 08.17 WIB

Aidir Amin Daud. TEMPO/Lestyanta Baskoro
Perbesar
Aidir Amin Daud. TEMPO/Lestyanta Baskoro

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM, Aidir Amin Daud, tak bisa dilepaskan dari lukisan. Pria kelahiran Makassar 11 November 1958 ini memang gemar mengoleksi lukisan dan beberapa lukisan itu ia gantung di ruang kerjanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lukisan yang ia gantung di ruang kerjanya yang luas di kantornya di kawasan Kuningan tersebut kerap ia “pamerkan” ke teman-teman atau  tamunya yang datang menemuinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Salah satu lukisan itu memang istimewa, karya pelukis besar Rusia, Ilya Repin. Lukisan tersebut menggambarkan dua puluh  kepala suku Cossack Zaporozhian yang tengah meriung  membahas surat Sultan Mehmed IV  dari Kekaisaran Ottonom yang meminta mereka tunduk pada kekaisaran tersebut.  

Lukisan  itu  berjudul Reply of  The Zaporozhian Cossacks to Sultan Mehmed IV of The Ottoman. Aslinya,  berukuran sekitar 2 x 3 meter persegi, kini  tersimpan di Museum St Petersburg, Rusia.  Lukisan yang menceritakan kejadian pada 1676 ini  sudah dilukis ulang banyak pelukis terkenal dan  dipajang pada museum seni  di sejumlah negara. Ilya Repin memerlukan waktu sebelas tahun (1880-1891) menyelesaikan lukisan yang kemudian dibeli oleh Tsar Alexander II.

Yang dimiliki Aidir memang  repro Reply of  The Zaporozhian Cossacks to Sultan Mehmed IV of The Ottoman yang dilukis seorang seniman Vietnam.  Aidir mendapatkan saat  ia pergi ke Hanoi.

Ketika itu, kepada pemilik galeri yang memajang lukisan tersebut, Aidir bertanya berapa harganya. Jawabannya membuat ia kaget. Pemiliknya menyebut, walau itu satu itu berarti ia membeli 20 lukisan dan satu lukisan 100 dolar, jadi harganya 2.000 dolar.  “Penjual itu bilang memang itu satu lukisan, tapi di dalamnya ada 20 mimik wajah dengan karakter kuat,” kata Aidir. 

Ditembak harga selangit tersebut Aidir tak mundur.  Maka tawar menawar alot pun terjadi. “Akhirnya saya dapat juga lukisan itu,” katanya sembari tertawa.

LRB

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus