SEORANG nyonya, pagi-pagi (11 September lalu) berusaha memasuki
Galeri Baru Taman Ismail Marzuki. Antara 9 s/d 13 September di
ruang itu dipajang 24 buah lukisan ikon dari Rusia, koleksi Adam
Malik. Seperti banyak pengunjung, rata-rata rasa ingin tahu
menyebabkan ibu ini menyediakan waktu. "Soalnya dulu saya juga
pernah tahu barang-barang antik seperti ini dijual di Solo.
Kalau saya tahu mahal harganya tentunya sudah saya simpan dik,"
katanya sambil meraba ikon-ikon itu.
"Ikon adalah gambar dengan cat tempera dan daun emas di atas
kayu yang menggambarkan gereja Keristen, ataupun dipakai orang
Keristen dahulu sebagai penghalau kejahatan atau pembawa
berkah." Demikian ditulis dalam folder pameran. Bahkan menurut
kepercayaan ikon tidak hanya bernilai seni tapi juga punya
"kekuatan tertentu." Ada yang bisa menyembuhkan penyakit, ada
yang dapat menghukum orang' yang menghinanya, konon. Bila
dirusak, ia dapat membawa maut bagi pelakunya. Bahkan pada
abad-abad 6-7 orang kerapkali menyangka ikon dapat berbicara.
Umur ikon Adam Malik ditaksir antara 1-3 abad. Memang sesuatu
yang asing bagi masyarakat Indonesia. Sebuah yang bernama
Vladimirs kaya, dibuat permulaan abad 12, adalah contoh betapa
ikon telah membuat keajaiban di dunia Katolik dan Orthodox
beberapa abad. Nama-nama pelukis ikon -- yang kadang
mengerjakannya beramai-ramai - jarang yang dikenal. Mereka
menganggap diri hanya sebagai alat, bukan pencipta. "Pada masa
ini perdagangan ikon mencapai puncaknya yang sebetulnya
berlawanan dengan kepercayaan semula, sebab ikon hanya boleh
ditukar tetapi tidak diperjualbelikan," tulis folder.
Mengamat-amati ikon-ikon Adam, terlihat adanya topang-menopang
antara seni-lukis dan seni tatah (pahat, ukir). Pada dasar kayu
dibuat lukisan kecil dengan warna kecoklatan. Tampak
bentuk-bentuk muka, garis-garis yang menciptakan lukisan
dekoratif (Ikon Santo Mkolas, Ikon Bunda Maria Dari Kazan) atau
lukisan naturalis yang tinggi tekniknya (Ikon Santo Nikolas,
Ikon Selubung Bunda Maria). Penggarapan detailnya amat
hati-hati, dikerjakan dengan perhitungan, trampil serta penuh
pengabdian. Pada Ikon Santo Nikolas misalnya terlihat
garis-garis melingkar pada cambang dan rambut yang teliti
sekali. Sementara ikon Kepala Yohannes Pembaptis menampilkan
tarikan garis yang indah. Teknik melukis dalam ikon benar-benar
didukung kemahiran pada bentuk. Para pelukisnya, untuk segi
komposisi maupun warna, benar mengikutkan rasa ketuhanan. Ikon
Selubung Bunda Maria yang tak dihiasi logam adalall contoh
betapa teknik melukis naturalis yang tinggi merupakan dasar
utama.
Taman Mini
Lukisan itu memang banyak yang ditempel dengan logam yang
ditatah. Bahkan ada juga yang dihias dengan batu permata - ikon
BundaMaria Wahyu. Lukisan dalam ikon itu memang kadang tampak
seperti mengenakan baju besi. Menurut folder, logam-logam ini
bukan dimaksud untuk melindungi -- tetapi menghormati. Sebuah
ikon bernama Riwayat Hidup Santo Yohannes bahkan merupakan
relief tembus dengan materi semata-mata logam. Tiga kepingan
saling dihubungkall dengan semacam engsel. Formatnya
kecil-kecil. Tak jauh dari sana ada tiga buah ikon sebesar
kartu. Tetapi betapapun kecil, jelas terasa perhatian yang
diberikan tak terbatas. Format kecil itu justru memiliki daya
magis yang kuat. Semuanya tertarik dan memusat ke arahnya,
sebagaimana garisgaris yang sering kelihatan memancar dari hasil
daya-upaya melukiskan kepala tokoh suci.
Ikon Riwayat Hidup Bunda Maria adalah salah-satu yang bertutur
secara agak lengkap dengan gambar. Komposisi, gerak, warna,
pengadeganan yang dilukiskan, beberapa bagian sudah agak rusak
ditelan zaman. Tetapi dapat terbayangkan betapa cemerlang ia
dulunya. Dengan warna-warna yang kaya dan cermat, digambarkan
perjalanan hidup Maria dalam 13 buah gambar -- yang paling besar
berada di tengah. Meskipun formatnya kecil serta banyak hal yang
hendak diutarakan, para seniman yang mengerjakannya tidak
menjadi serampangan.
Memang kita rasakan karya seni bernafaskan ketuhanan memang
sulit sekali dihardik zaman. Hubungan musykil manusia dan
Pencipta itu merupakan misteri yang paling besar dan paling
dalam. Sumber kreatifitas yang sama sekali tidak bersifat
temporer. Getarannya berulan dalam kepenuhan sepanjang zaman.
Ikon Adam Malik ini, yang juga dircncanakan akan disumbangkan
pada pameran tetap di Taman Mini Indonesia, dari segi spirit
barangkali bisa mengilhami banyak seniman pribumi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini