Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pendaki tak dikenal bisa menaiki 14 gunung tertinggi di dunia hanya dalam waktu kurang dari tujuh bulan.
Pendaki paling nekat sekalipun butuh waktu 16 tahun menyelesaikan misi itu.
Nirmal Purja sanggup naik tiga gunung tertinggi hanya dua hari.
KOMUNITAS pendaki profesional dunia gempar oleh kemunculan seorang pendaki tak dikenal dari Nepal yang sanggup menggapai tiga puncak gunung tertinggi hanya dalam 48 jam. Nirmal Purja memecahkan pelbagai rekor pendakian setelah menyelesaikan ekspedisi menaiki 14 gunung tertinggi dalam waktu kurang dari tujuh bulan. Biasanya, untuk naik ke puncak satu gunung tertinggi, seorang pendaki profesional paling nekat sekalipun butuh waktu dua bulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laki-laki 38 tahun itu adalah anggota pasukan Gurkha, tentara khusus Inggris yang beranggota orang-orang Nepal. Namanya melambung di kalangan pendaki profesional pada musim semi 2019 ketika berhasil menaiki puncak Everest (8.848,86 meter), Lhotse (8.516 meter), dan Makalu (8.463 meter) hanya dalam dua hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pendaki paling nekat sejauh ini adalah Reinhold Messner. Laki-laki Italia 77 tahun itu orang pertama yang menaiki 14 gunung tertinggi di dunia. Tapi Messner melakukannya dalam waktu 16 tahun. Cerita paling fenomenal Messner adalah ketika dia naik ke pucuk Everest tanpa tabung oksigen dan rute baru pada 1980, bukan melewati jalur Edmund Hillary dan Tenzing Norgay pada 1953.
14 Peaks: Nothing is Impossible. Netflix
Nirmal “Nims” Purja memakai bantuan oksigen untuk mendaki 14 gunung tertinggi itu. Tapi semua pendaki menyebutnya “orang gila” karena mendaki gunung seperti joging di pantai. Dalam film dokumenter yang merekam pendakian itu, dan tayang di Netflix sejak 29 November 2021, Nims seperti mudah saja menggapai puncak gunung di tengah udara tipis 60 derajat Celsius di bawah titik beku.
Misi itu ia namakan “Project Possible” karena frustrasi mendengar pendapat semua orang, ketika mencari sponsor, yang mengatakan keinginannya itu mustahil (impossible). Ia memulai pendakian pada 24 Mei 2019 dengan tekad yang tak luntur. Di depan kamera yang merekamnya, Nims begitu terus terang hendak menaklukkan 14 gunung tersebut.
Di kalangan pendaki, hal paling terlarang adalah mengucapkan kata-kata sombong yang terkesan meremehkan alam. Saya yang cuma sampai kaki Everest pada November 2019, merasa kecil dan tak berarti setelah berjalan kaki sepekan menggapainya. Nims begitu lugas memproklamasikan keinginannya menaklukkan gunung.
Nirmal Purja dalam 14 Peaks: Nothing is Impossible. Netflix
Project Possible adalah impian Nims sejak dulu. Lahir dari keluarga miskin di Distrik Myagdi di kaki Gunung Dhaulagiri, dia tumbuh menjadi anak yang kuat. Ayah dan dua kakaknya juga tentara Gurkha. Berkat mereka, Nims bisa sekolah asrama dengan bahasa pengantar Inggris di Nepal. Jauh dari keluarga sedari kecil membuat Nims menjadi anak tangguh sejak dalam pikiran.
Ia masuk Gurkha pada 2003, memboyong istrinya tinggal di Yorkshire. Dalam sebuah misi di Afganistan, Nims hampir mati ketika tertembak dan jatuh dari atap bangunan tempatnya berlindung. Peluru penembak jitu mengenai popor senjata, beberapa sentimeter dari pelipisnya.
Pengalaman hampir mati itu meneguhkan keyakinannya akan rasa takut. “Saat naik gunung,” katanya, “Anda bisa mati, tapi bukan oleh penembak jitu.” Artinya, mati di gunung adalah soal daya tahan fisik, tekad, dan keyakinan, tanpa sebab lain yang tak terlihat.
Netflix
Nims naik bersama sembilan sherpa. Sepanjang film kita tak hanya disuguhi keagungan gunung-gunung tertinggi yang bersaput salju. Gabriel Clarke dan Torquil Jones, yang menulis skenario 14 Peaks: Nothing is Impossible, juga mampu memasukkan emosi ke dalam film dokumenter ini dengan mulus.
Misalnya, ketika Nims tinggal mendaki tiga gunung: Manaslu (8.163 meter), Cho Oyu (8.188 meter), dan Shisapangma (8.027 meter) di Tibet. Ia harus pulang ke Nepal karena ibunya sakit. Ia hampir saja menghentikan misi itu jika ibunya meninggal. Kesembuhan ibunya membuat Nims bersemangat kembali.
Netflix
Pemerintah Cina menutup pendakian dua gunung terakhir. Nims harus mendatangi politikus, orang berpengaruh di Nepal, hingga perdana menteri agar melobi pemerintah Cina membukakan pintu untuk timnya. Nims juga meminta pengikut media sosialnya mengirim surat ke Cina. Taktik itu berhasil, Nims menyelesaikan misi terakhirnya pada 29 Oktober 2019.
Untuk apa Nirmal Purja senekat itu? Seperti ia ucapkan kepada wartawan yang menyambutnya di Bandar Udara Khatmandu, Project Possible merupakan pembuktian bahwa pendaki Nepal sama derajatnya dengan pendaki lain di dunia. “Juga untuk mengangkat sherpa yang selama ini tak mendapat kredit layak membantu pendaki Barat menggapai gunung-gunung tertinggi,” ucapnya.
14 Peaks: Nothing is Impossible
Sutradara: Torquil Jones
Penulis skenario: Torquil Jones, Gabriel Clarke
Pemeran: Nirmal Purja
Rumah produksi: Noah Media Group, Little Monster Films
Rilis: 29 November 2021
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo