Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
GAMBAR citraan tujuh banteng dalam garis warna kuning itu tampak sedang bergerak. Kawanan binatang bertanduk tersebut ada yang berhadapan, ada yang berdiri tegak beradu kekuatan dalam kanvas berkelir oranye. Dua banteng lain bertubrukan. Ada juga yang melompat di atas tanah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pablo Ruiz Picasso mewariskan karya berupa citraan banteng dalam gambar berwarna cerah. Picasso membuat karya itu di sebuah kota Prancis bagian selatan bernama Vallauris. Bertarikh 1960, karya seni grafis linocut itu ia beri judul Toros en Vallauris. Toro (bahasa Spanyol) berarti banteng. Tubuh-tubuh banteng itu bertulisan potongan aksara sesuai dengan judul yang ia berikan dan tahun pembuatannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Vallauris, Picasso menghabiskan sebagian waktunya dengan menikmati adu banteng. Pelukis beraliran kubisme itu mulai menghasilkan poster linocut untuk pameran keramik dan acara adu banteng pada pertengahan 1950-an. Di sana, ia juga banyak menghasilkan karya keramik dan patung bertema perkelahian manusia dengan banteng.
Karya bertema adu banteng itu bagian dari 406 karya linocut Picasso koleksi Remai Modern, museum seni modern dan kontemporer di Saskatoon, Kanada. Saskatoon adalah kota terbesar di Provinsi Saskatchewan. Kota itu menjadi pusat budaya di Kanada.
Museum Remai Modern baru diresmikan pada Oktober 2017. Museum ini memiliki koleksi Picasso paling lengkap di Kanada. Pada 2012, Yayasan Remai, atas nama Frank dan Ellen, mendapatkan 405 linocut karya Picasso dari Frederick Mulder, pedagang seni dan ahli karya seni cetak Eropa abad ke-19 serta ke-20 yang bermukim di Inggris. Mulder berasal dari Eston, Saskatchewan.Pada 2014, Mulder mendonasikan 23 karya keramik dan satu linocut. "Total linocut yang dikoleksi Remai 406," kata Manajer Komunikasi Remai Modern Stephanie McKay kepada Tempo, Ahad, 26 Juni lalu.
Museum Remai menyimpan linocut dan keramik Picasso dalam satu ruangan khusus di lantai tiga galeri. Ruangan itu dinamai Picasso Gallery. Ruangan tersebut dijaga ketat sejumlah petugas keamanan dengan mata yang selalu mengawasi setiap sudut ketika pengunjung datang.
Kurator Remai Modern, Sandra Fraser, menulis bahwa karya Picasso koleksi Remai menampilkan gairah Picasso terhadap adu banteng. Lihatlah karya berjudul Picador et Torero attendant le Paseo de Cuadrillas, misalnya. Picasso menggambarkan seorang matador berkostum lengkap dengan topi lebar. Sang pembunuh banteng ini berdiri tegak dan gagah.
Torero (bahasa Spanyol) berarti matador. Adapun picador adalah penusuk punggung banteng yang mendampingi matador. Picador dalam tradisi adu banteng bertugas menusuk punggung banteng sambil menunggang kuda. Picador dalam karya Picasso digambarkan sedang menuntun kuda di dekat matador. Adapun paseo berarti parade adu banteng, sementara cuadrillas adalah tim adu banteng. Picasso menciptakan karya berwarna cokelat dengan kombinasi hitam ini pada 1959. Gambar ini kaya akan detail ciri khas tokoh penting penakluk banteng, misalnya pakaian matador yang terlihat seperti ukiran.
Pada karya lain, kita bisa melihat Picasso mengeksplorasi bagaimana tim adu banteng menaklukkan binatang itu. Ia menggambarkan tombak yang menghunjam tubuh banteng. Berada di atas tubuh kuda yang mengangkat dua kaki, sang picador secara brutal menusukkan tombak pada tubuh banteng.
Seniman bermata setajam elang ini mengeksplorasi teknik karya seni grafis linoleum sepanjang 1950-an hingga awal 1960-an. Picasso membuat lebih dari 2.500 karya sepanjang kariernya menggunakan teknik etsa, litografi, dan linocut. Dia memotong setiap balok linoleum untuk setiap warna.
TIDAK semua memang linocut Picasso yang dikoleksi Museum Remai Modern bertema adu banteng. Linocut lain bicara tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan yang lekat dengan seks yang lugas serta blakblakan. Tengoklah linocut berjudul L'aubade, Avec Femme dans un Fauteuil, misalnya. Karya seni grafis yang dibuat pada 1959 ini menggambarkan perempuan telanjang yang sedang berbaring. Perempuan itu berteman seorang lelaki bertopi lebar. Picasso memberi sentuhan warna cokelat pada karya ini.
Eksplorasi hubungan laki-laki dengan perempuan juga muncul pada karya berjudul L'aubade, Avec Femme Endormie, yang diciptakan pada 1959. "Karya-karya itu bicara tentang kebahagiaan dan pernikahan Picasso yang penuh cinta," kata Stephanie McKay. Pada usianya yang ke-79 tahun, Maret 1961, Picasso menikahi Jacqueline Roque, gadis cantik nan masih belia yang hidup bersamanya sejak 1954. Pada Juni tahun yang sama, pasangan itu mulai tinggal di rumah yang nyaman di Mougins, tak jauh dari Mediterania.
Picasso mengeksplorasi teknik linocut pada dekade terakhir hidupnya. Semua linocutPicassokoleksi museumini diproduksi dalam kurun 17 tahun, antara 1951 dan 1968, dengan bantuan ahli cetak, Hidalgo Arnera. Karyanya penuh garis bersemangat dan subyek liris, pilihan gaya yang sering dikaitkan dengan pernikahannya yang bahagia dengan Jacqueline Roque. "Pendekatan yang sama digunakan dalam karya keramik," tutur kurator Sandra Fraser.
Selain menggambar karakter banteng, pelukis abad ke-20 paling produktif ini membuat karya dengan subyek burung hantu, ikan, kuda, dan motif-motif mitologis. Namun tema perkelahian manusia melawan banteng banyak mewarnai karya linocut, keramik, dan poster.
Selain karya seni grafis linocut, 23 karya keramik ciptaan Picasso dikoleksi Remai. Satu di antaranya berjudul Tripod (Tripode). Karya berukuran 75,5 x 23 sentimeter ini diciptakan pada 1951. Seperti halnya linocut, karya keramik Picassobiasanya diproduksi dalam jumlah besar untuk pasar yang luas. Keramik koleksi Remai menggambarkan proses artistik Picasso di Vallauris. Sebelum mulai membuat linocut,Picassobekerja di studio tembikar Madoura,yangdijalankan Suzanne dan Georges Ramie.
Remai juga menyimpan ratusan poster karya Picasso, antara lain yang dibuat untuk adu banteng lokal dan pameran keramik musim panas. Poster-poster itu dicetak dalam edisiberjumlah200-600 lembar.
PABLO lahir di Malaga, Spanyol, pada 25 Oktober 1881. Selain dikenal sebagai seniman beraliran kubisme, Picasso adalah pelukis revolusioner. Ia memilih melawan melalui lukisan-lukisannya. Salah satunya lukisan burung merpati, simbol perdamaian, yang dipajang dalam konferensi perdamaian di Warsawa, Polandia. Waktu itu,Picassodatang dan berbicara dalam konferensi.
Lukisan merpati tersebut terinspirasi masa kecilnya. Ayahnya, yang juga seorang pelukis, mengajarinya menggambar kuda dan burung merpati, yang di Spanyol disebut paloma. Burung ini memberi kesan yang mendalam bagi Picasso. Ia bahkan memberi nama anaknya Paloma.
Picasso meninggal pada 8 April 1973 di usia 91 tahun. Hingga akhir hayat, ia adalah penganut komunisme yang mempraktikkan ideologi itu dalam kesehariannya. Ia pernah menyumbangkan uang hasil penjualan lukisannya kepada kelompok buruh perusahaan tambang. Dalam keluarganya, ia menentang penguasaan kelas borjuis dengan tak menyewa asisten rumah tangga bersama istri dan anak-anaknya.
Menurut John Russell, seperti dikutip majalah The New York Times pada Februari 1984, Picasso, dengan konsentrasi yang tak terputus sama sekali, bekerja sampai ajalnya. "Ia sangat jarang menemui orang. Ke luar rumah pun hampir tak pernah. Dan, di rumah, ia menanggung beban kerja yang akan membuat mampus banyak orang yang usianya lebih muda sekalipun," ucap Russell. "Karya-karya terakhirnya memiliki bobot, momentum, dan ambisi tersendiri."
Karya seni cetak Picasso menyiratkan kesinambungan gerak, dari satu subyek ke subyek lain, dari idiom ke idiom, dan gereget yang tak pernah pupus. Khusus karya cetak yang ia buat tatkala usianya sudah makin tua, 80-an tahun, adalah buah kecermatan dan ketegarannya yang luar biasa. Jarum etsanya tergores lempang, tak tampak tangannya gemetar. "Semua karya Picasso (sampai usia tuanya) sangat reflektif," ujar Manajer Komunikasi Remai Modern Stephanie McKay.
Shinta Maharani (Kanada)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo