Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AMERIKA Serikat tahun 1923.
Agama dan moralitas sedang tancap gas. Minuman keras hanya dikonsumsi secara sembunyi-sembunyi, dan di mana-mana khotbah moral dan agama menjadi oksigen yang dihirup kaum moralis. Adalah seorang anak Kepala Polisi Boston yang memilih menjadi anggota mafia Irlandia yang keji. Bukan hanya itu, dia juga bercinta dengan simpanan si kepala mafia. Anak kepala polisi yang nekat ini adalah Joe Coughlin (Ben Affleck). Bos mafia Irlandia adalah Albert White (Robert Glenister), yang menguasai area Boston, termasuk si jelita Emma Gould (Sienna Miller).
Cinta segitiga? Ini hanya kisah lima menit pertama. Setelah ini, cerita semakin rumit dan terdiri atas banyak lapis. Akibat kegilaannya meniduri pacar bos, Joe Coughlin—yang diburu mafia Irlandia—lari ke Florida dan membangun kerajaan minuman keras, sebagai perpanjangan tangan geng mafia Italia. Dia sukses. Tentu saja ia harus mencekik, membunuh, dan membakar sana-sini. Semua gaya kekejian yang kita kenal digunakan. Segala yang sudah kita saksikan dalam The Untouchables dan Once Upon a Time in America sudah dieksploitasi. Yang membuat Live by Night pertama-tama menarik secara visual adalah karena film yang diangkat dari novel Dennis Lehane ini mengambil latar tahun 1920-an, ketika masih berlakunya masa Prohibition, saat undang-undang melarang produksi, penjualan, dan peredaran minuman alkohol. Sebuah masa ketika agama sangat mendominasi kehidupan sosial di Amerika.
Maka yang menarik dari cerita ini bukan sekadar tembak-menembak dan pengkhianatan di antara anggota mafia yang bersaing di Florida, tapi juga masuknya elemen pertempuran moralitas, agama, dan mencoba bertahan hidup bebas. Di antara pertikaian moral itulah sejumlah geng kemudian membangun "pelosok", suaka bagi mereka yang ingin menghirup alkohol dan berdansa tanpa gangguan. Maka lapis-lapis persoalan berikut muncul: Loretta Figgis (Elle Fanning), seorang gadis bekas pengguna narkotik, menjadi penyebar agama. Joe Coughlin berada dalam dilema menghadapi gadis yang karismatik ini. Belum lagi gangguan lain, seperti kelompok Ku Klux Klan dan pengkhianatan di dalam organisasinya.
Setelah mengejutkan dunia dengan kemenangan film Good Will Hunting sebagai penulis skenario berdua dengan sohibnya, Matt Damon, Ben Affleck berhasil masuk ke kumpulan sineas berbakat yang diperhatikan. Meski, sebagai aktor, Affleck tak pernah tampil mengesankan tapi juga tak buruk, perannya sebagai sutradara film Gone, Baby Gone (2007), The Town (2010), dan Argo (2012) kemudian melentingkan namanya ke kelompok sutradara Hollywood papan atas. Dia kemudian memiliki sebuah ciri khas, yakni "Boston kid", yang selalu mampu memberi narasi yang menarik tentang kotanya, kekerasan yang terkandung dalam kota itu, dan kehidupan sehari-hari orang Boston.
Setelah keluar dari zona nyamannya dalam film Argo, ketika Affleck langsung meloncat ke latar Teheran, Iran, kini dia mencoba meloncat kembali ke Amerika. Florida di tahun 1923. Karena penonton juga sudah dididik oleh serial Boardwalk Empire produksi HBO yang menggunakan setting yang sama, penonton film mengharapkan sesuatu yang lebih jauh dan lebih menukik. Tak cukup dengan visual cantik dan mode yang eksotis (Florida pada 1920-an dan musik Latin yang dominan tentu saja selalu memberi warna yang hangat dalam keamerikaan yang begitu "putih").
Tapi, dalam film ini, Affleck adalah seekor beruang panda di lingkungan yang salah tempat. Mungkin pilihan awal untuk menampilkan Leonardo DiCaprio sebagai Joe Coughlin adalah pilihan yang lebih tepat, sedangkan Affleck bisa berkonsentrasi menjadi penulis skenario dan sutradara (atau menjadi Batman pun boleh). Di luar casting dirinya yang agak salah tempat, pemain lain, termasuk Elle Fanning, justru bagus dan bersinar. Leila S. Chudori
Live By Night
Sutradara: Ben Affleck
Skenario: Ben Affleck Berdasarkan novel karya Dennis Lehane
Pemain: Ben Affleck, Elle Fanning, Brendan Gleeson, Chris Messina, Sienna Miller, Zoe Saldana, Chris Cooper
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo