Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Bintangi Dirty Vote, Zainal Arifin Mochtar: Saya Dituduh Orang Komunis, PDIP, dan PKS

Zainal Arifin Muchtar menuturkan, ada enam tuduhan yang dialamatkan kepadanya usai membintangi film Dirty Vote.

13 Februari 2024 | 19.29 WIB

Pakar hukum sekaligus Ketua Departemen Hukum Tata Negara UGM Zainal Arifin Mochtar. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Perbesar
Pakar hukum sekaligus Ketua Departemen Hukum Tata Negara UGM Zainal Arifin Mochtar. Tempo/Pribadi Wicaksono.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pakar hukum sekaligus Ketua Departemen Hukum Tata Negara UGM Zainal Arifin Mochtar bercerita sederet tuduhan yang diterimanya setelah  terlibat dalam pembuatan film dokumenter Dirty Vote yang tayang pada Ahad, 11 Februari 2024. Tanggal perilisan film bertepatan masa tenang kampanye Pemilu 2024 itu membuat Uceng, sapaan akrabnya, tak luput dari tuduhan bertubi-tubi netizen.

6 Tuduhan Diterima Zainal Arifin Muchtar

"Ada enam hal (tuduhan) yang terdapat dalam diri saya, yang saya lihat dari Tik Tok," kata Zainal dalam Diskusi Film Kecurangan Pemilu Dirty Vote di Fisipol UGM, Selasa 13 Februari 2024. Pertama ia dituduh sebagai bagian kelompok kiri atau komunis. Namun ada pula yang menyebutnya bagian dari kelompok radikal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kemudian ketiga, ada yang mengatai saya orang PDI Perjuangan, padahal satu-satunya baju merah yang saya punya (kaos klub basket) Chicago Bulls," ujarnya. "Kebanyakan baju saya hitam atau biru dongker, saya tidak ada punya baju merah. Kalau AC Milan ada, tapi kan warnanya merah- hitam, bukan merah penuh," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Keempat, yang lebih lucu lagi, ada yang menuduh Zainal kader PKS. "Meskipun tuduhan PKS itu kalau saya lihat lebih banyak menyasar ke Feri (Feri Amsari- tokoh lain dalam Dirty Vote), mungkin karena Feri janggutnya lebih panjang saja," kata dia.

Tak berhenti di situ, para pemain juga kru film yang disutradarai Dandhy Laksono itu juga dituduh sebagai anak buah Mahfud MD, mantan Menkopolhukkam yang juga cawapres nomor urut 03. Alasannya hanya karena pernah terlibat di tim reformasi hukum.

"Saya bisa menyebutkan nama di tim reformasi hukum itu yang sekarang menjadi (pendukung capres) 02 (Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka), malah pembela 02 habis-habisan," kata Zainal yang enggan menyebut namanya. "Jadi kalau logikanya hanya karena diajak masuk tim itu menjadi bagian dari Mahfud, menurut saya kejauhan," ujar dia.

Disebut Anak Kandung Mahfud MD

Tuduhan yang ke enam, menurut Zainal lebih kalap lagi. Ia juga dituduh sebagai adik dari Mahfud MD. "Tuduhan terakhir ini paling luar biasa, saya dibilang adiknya Pak Mahfud, adik angkat atau adik tirinya," kata dia.

Hal ini membuatnya harus berbicara dengan anak Mahfud sendiri. "Sampai saya bilang ke dosen Fakultas Hukum UGM yang anaknya Pak Mahfud, saya bilang ke dia 'Ternyata saya ini keluargamu'," kata Zainal.

Film Dirty Vote dibintangi oleh tiga ahli Hukum Tata Negara, yakni Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari. Ketiganya memaparkan sejumlah data dan mengurai pelanggaran hukum pada Pemilu 2024. Mereka juga menjelaskan potensi-potensi kecurangan berdasarkan kacamata hukum di Indonesia.

Istiqomatul Hayati

Istiqomatul Hayati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus