Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Biografi si oom

Karikatur karya g.m sudarta, "om pasikom" dibukukan diberi judul "indonesia 1967-1980". berjumlah 380 karikatur yang dikelompokkan menjadi 22 tema. semula sebagai tokoh kartun biasa, lalu ke soal politik.(sr)

7 Februari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

OOM Pasikom menangis. Duduk sendirian pada sebuah batu di sudut kanan ruangan tiga kolom, dengan latar belakang hitam legam -- dan dengan sebatang ranting ia menulis di tanah: Tampomas. Karikatur -- seperti yang di Kompas 31 Januari itu -- memang meringkas satu peristiwa sembari memberi tanggapan. Dan sebuah kumpulan karikatur karya G.M. Sudarta, pelukis 'Oom Pasikom' itu, yang diberi judul Indonesia 1967-1980 -- dan terbit akhir Januari lalu -- dengan demikian memang catatan peristiwa dan tanggapan untuk lima belas tahun terakhir, seperti ditulis di kulit buku. G.M. Sudarta, 35 tahun, memang berhasil muncul sebagai salah satu karikaturis terbaik kini. Ciptaannya, tokoh Pasikom itu, hadir setiap hari sebagai salah seorang kerabat kita. Tak apalah kostumnya yang tampak blasteran itu: baret berjambul, jas (bertambal), dasi dan sepatu -- yang tak pernah ganti. Di hari Idul Fitri si Oom bisa menjadi penjual bungkus ketupat yang bahagia. Ia pun bisa menjadi narapidana yang berhasil lari dari lembaga pemasyarakatan. Juga tak jarang memerankan tokoh pegawai Bea Cukai yang selalu kebobolan melawan cukong. Beberapa kali pusing mencarikan sekolah anaknya. Dan suatu kali ia menjerit kesakitan terjinjak kaki hakim, ketika memerankan Wasdri, itu orang kecil yang kena perkara karena uang Rp 50. Th. Sumartana, kolumnis yang memilih dan menyusun kartun-kartun itu dalam satu kumpulan, dalam pengantarnya dengan baiknya melukiskan perkembangan si Oom. Bagaimana si Oom yang muncul tahun 1969 sebagai tokoh kartun biasa, yang sekedar menampilkan humor, kemudian terlibat soal politik: pemilihan umum, hukum dan keadilan, korupsi dan semacamnya. Dan tak hanya itu. Kalau di awal-awal kemunculannya ia keras, dan menggebrak, kian dewasa kian santai dan lebih kaya gaya. Lihat saja: di tahun 1971 hidungnya masih runcing. Dan perlahan-lahan membulat kira-kira sejak 1973. Di kala demam Pemilu mulai terasa, 1971, si Oom jatuh sakit dan perlu didokteri Kopkamtib. Dari si Oom inilah kita bisa melihat peristiwa yang ramai pada 1967-1980, setidaknya menurut penilaian dia. Dari 380 karikatur yang dikelompokkan menjadi 22 tema, dalam buku ini, bisa dilihat juga bahwa sepakbola merupakan favorit si Oom di bidang olahraa. Di bidang kepartaian, perpecahan PDI. Soal mencari sekolah dan gaji guru yang dipotong merupakah hal yang menonjol di bidang pendidikan. Hanya dalam soal korupsi Oom seperti sudah setengah putus asa. Ini dibuktikan dengan dua karikatur dari 7 September 1968 dan 20 September 1979, yang mirip sekali idenya. Kejar-kejaran antara koruptor dan pembrantas korupsi pada ban berjalan sang koruptor tak pernah terpegang, tentu saja. Lihatlah, betapa selama 13 tahun masalah yang dihadapi Ibukota Jakarta tetap itu-itu saja: banjir, kemacetan lalulintas, sampah, keamanan, judi dan maksiat. Berhasilnya sebuah karikatur, kiranya ditentukan oleh seberapa hangat masalah yang dikarikaturkan, seberapa tajam sudut pandang yang diambil karikaturisnya, dan sangat penting tentunya kualitas gambarnya sendiri. Dan kalau G.M. Sudarta kemudian menonjol, ia memang berada dalam lingkungan yang menguntungkan yang memungkinkannya mendapat seala informasi yang, nota bene, bukan jenis indoktrinasi. Garis dan bentuk karikatur Sudarta bagaimana pun lucu. Tapi tak hanya itu, memang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus