Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Bursa Seni di Taman Kota

Bursa seni Art Jakarta Gardens mengadaptasi pandemi dengan karya-karya instalasi yang bisa dinikmati di luar ruangan. Memamerkan karya patung, instalasi, hingga karya di NFT.

10 April 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Instalasi karya seni Wiyoga Muhardanto dalam pameran Art Jakarta Garden 2022 di Hutan Kota Plataran, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, 7 April 2022. Tempo/Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Bursa seni Art Jakarta Gardens mewarnai geliat seni di tengah masa pandemi Covid-19.

  • Melibatkan seniman serta galeri dari dalam dan luar negeri.

  • Puluhan patung dan karya instalasi bertebaran di area taman terbuka.

Area terbuka di sekitar restoran Hutan Kota By Plataran di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, meriah dengan beragam karya seni tiga dimensi para seniman dari dalam dan luar negeri. Karya-karya itu ditempatkan di berbagai titik di taman terbuka di area tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di area yang tak jauh dari jalan menuju restoran dari arah danau kecil di bawah pepohonan, misalnya. Di sana ada sebuah patung dengan sosok seperti petinju bercelana pendek polkadot merah dan tangan bersarung tinju mengepal setinggi pundak. Di perutnya tersandang sabuk dengan wujud jam layaknya juara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sosok itu sepintas seperti prajurit Cina masa lampau dengan mahkota dan aksesori pelindung paha serta rantai perhiasan. Di tubuhnya yang kekar dan mengkilap seperti tertancap batang panah berapi. Ini adalah karya Iwan Suastika.

Karya Iwan Suastika. Tempo/Dian Yuliastuti

Di seberang karya ini, di hamparan tanah berumput tipis, tersebar instalasi seperti berwujud potongan tas tangan dan tote bag mewah para sosialita. Replika nyata tas tangan perempuan bermerek mewah dengan aneka warna itu merupakan karya Wiyoga Muhardanto berjudul Arisan (2022). Tak jauh dari kedua karya itu, beberapa patung Buddha diletakkan.

Di jalur pintu masuk restoran, karya lawas Eddy Prabandono cukup menarik perhatian. Berwujud tiga lempengan berwarna kuning dan hitam, sepintas nyaris seperti kepala tokoh kartun Mickey Mouse. Namun, setelah diperhatikan, keping lempengan aluminium itu bergambar ikon orang tersenyum, tanda bahaya (tengkorak dan tulang), serta ikon nuklir. Eddy seperti tengah menyentil sebuah situasi: bahagia di tengah ancaman nuklir.

Karya Eddy Prabandono. Tempo/Dian Yuliastuti

Karya-karya ini seperti menjadi penyambut pengunjung bursa seni Art Jakarta Gardens 2022, yang secara resmi dibuka pada Kamis, 7 April lalu. Bursa seni ini kembali digelar MRA Group pada masa pandemi secara luring pada 7-14 April 2022. Kegiatan tersebut diikuti puluhan seniman dari 20 galeri dalam dan luar negeri. Beberapa galeri ternama, seperti Gajah Gallery, Linda Gallery, ROH, Can’s, Artsociates, D Gallery, ISA Art Gallery, Museum of Toys, Semarang Gallery, dan Kohesi Inisiatives, turut serta dalam acara ini.

Art Jakarta Gardens kali ini mengusung konsep yang mengadaptasi pandemi dengan karya-karya instalasi yang bisa dinikmati di luar ruangan. Sebanyak 25 karya instalasi bertebaran di area terbuka taman. Sebagian besar karya seni rupa lainnya bisa dilihat di dua tenda terpisah berukuran 20 x 20 meter, yang menghadirkan karya para seniman dari beragam galeri.

Direktur Artistik Art Jakarta Gardens, Enin Supriyanto, menjelaskan bahwa bursa seni kali ini utamanya mengusung karya seni instalasi patung. "Karya instalasi ini serasi dengan penempatan di tengah taman," ujar Enin saat pembukaan. Ia berharap acara ini bisa menandai kebangkitan bisnis seni di Indonesia yang masih dilanda pandemi.

Pengunjung bisa menikmati karya-karya seniman senior Tanah Air, seperti Dolorosa Sinaga, Sunaryo, Nyoman Nuarta, Nus Salomo, Eddy Purbandono, Uji Hahan Handoko, dan Jompet Kuswidananto. Seniman lain yang menghadirkan karya instalasi di antaranya Gabriel Aries, Afdahl, Adi Gunawan, Iwan Suastika, Wiyoga Muardanto, Yunizar, dan Robby Dwi Antono. Beberapa seniman mancanegara turut berpartisipasi, seperti Aaron Taylor Kuffner, Manuel Marin, David James, hingga Dusadee Huntrakul dari Thailand, yang baru pertama kali mengikuti pameran di Indonesia. Huntrakul memamerkan lima instalasi patung tembaga yang dipasang terpencar di taman.

Karya Robby Dwi Antono. Tempo/Hilman Fathurrahman W

Robby Dwi Antono menghadirkan karya berupa patung anak perempuan dengan proporsi kepala lebih besar daripada tubuhnya sambil memegang mainan dinosaurus. Penempatan instalasi ini sangat strategis, yakni di tengah lintasan jalan di antara dua tenda.

Adapun patung Nyoman Nuarta berjudul Mencari Tuhan berada tepat di depan tenda B. Ia menghadirkan patung tembaga berukuran besar berwujud sosok kekar dengan celana berkerut-kerut. Ikat pinggangnya terlepas dan dadanya tampak jebol menganga. Kedua tangannya seperti hendak menolak sesuatu dan kepalanya yang jabrik tak berwajah terkulai pasrah.

Pengunjung melihat karya seni dalam pameran Art Jakarta Garden 2022 di Hutan Kota Plataran, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, 7 April 2022. Tempo/Hilman Fathurrahman W

Masih di depan tenda B, pengunjung juga bisa melihat keluarga kartun Simpson berwarna kuning dengan ketelanjangan mereka. Ada pula empat patung fiber layaknya pasukan alien. Karya lain di sana adalah patung karya Dolorosa berwarna perak, yang berjudul Penari Betawi, yang berdiri dengan anggun.

Tak jauh dari karya itu, ada dua instalasi Jompet dalam rumah seng. Satu rumah seng separuh terbuka di bagian depannya memperlihatkan piano dengan tuts rusak tertimpa lampu kristal. Sedangkan di rumah seng lainnya tampak lampu gantung kristal berhias pedang-pedang. Kedua karya ini merupakan bagian dari serial karya Jompet bertema "Kegelapan dan Cahaya" (Dark and Light).

Pengunjung melihat karya instalasi seni dalam pameran Art Jakarta Garden 2022 di Hutan Kota Plataran, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, 7 April 2022. Tempo/Hilman Fathurrahman W

Yang cukup fenomenal adalah karya para seniman NFT di ujung tenda B. Karya-karya milik enam kolektor ini memang tidak membutuhkan ruang luas. Namun penempatannya di ujung tenda yang sempit agak menyulitkan pengunjung menikmatinya walau sejenak.

Para pemilik galeri berharap bursa seni ini bisa kembali menghidupkan bisnis seni di Indonesia pada masa pandemi. Apalagi, selama dua tahun terakhir, semua kegiatan seni harus terhenti. Dalam beberapa bulan belakangan, setelah keadaan agak memungkinkan, pameran seni di berbagai galeri mulai marak.

Mereka senang agenda ini bisa dilaksanakan. Para pemilik galeri pun mencoba menarik minat anak muda dengan karya-karya yang dipamerkan. "Tentu kami harus membuat strategi siapa seniman dan karyanya yang dipamerkan. Yang muda hype-nya bagus," ujar Inge Santoso, pemilik Can’s Gallery, kepada Tempo, Kamis, 7 April lalu.

Di antara para tamu undangan, tampak beberapa kolektor hadir. Banyak juga berseliweran kelompok anak muda berswafoto dan mengabadikan karya-karya yang dipajang. Dua di antaranya adalah Sky dan Aira Rahajeng, pelajar SMA Mentari, yang asyik menikmati karya-karya di sana. "Bagus-bagus. Kebanyakan memang masih lukisan. Ada juga NFT. Bisa lihat bisnis industri seni berkembang," ujar Aira.

Sky menambahkan, konsep seni dan taman area terbuka ini menarik. "Sesuai dengan situasi saat ini, taat prokes (protokol kesehatan) juga. Di tenda pun bisa lihat karya yang berbeda."

DIAN YULIASTUTI
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus