Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi dan penulis lagu Chappell Roan berhasil membawa pulang penghargaan untuk Best New Artist di Grammy 2025. Dalam ajang yang digelar di Crypto.com Arena, Los Angeles, Ahad malam, 2 Februari, Roan naik ke panggung dengan balutan gaun satin abu-abu dan topi kerucut ala putri kerajaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor: Sabrina Carpenter Raih Best Pop Vocal Album di Grammy 2025, Taylor Swift Beri Pelukan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Terima kasih kepada sesama nominasi, musik kalian menemani saya sepanjang tahun ini—Brat adalah malam terbaik dalam hidup saya tahun ini,” ucapnya, merujuk pada album Charli XCX. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada labelnya, Island Records dan Amusement Records, serta keluarga yang selalu mendukung. “Dan yang paling utama, Papa Chappell, yang namanya saya gunakan,” ungkapnya, dikutip dari Billboard.
Kategori Best New Artist tahun ini memang bukan pertarungan mudah. Roan bersaing dengan Sabrina Carpenter, Benson Boone, Doechii, Shaboozey, dan Teddy Swims. Sebagian besar dari mereka bahkan sudah mencetak hit besar sebelum akhirnya bersanding di nominasi ini.
Sindir Industri Musik dan Serukan Kesejahteraan Musisi
Di luar euforia kemenangannya, musisi bernama asli Kayleigh Rose Amstutz itu juga memanfaatkan momentum tersebut untuk menyampaikan pesan untuk industri musik. “Saya berkata kepada diri sendiri, jika saya pernah memenangkan Grammy dan berdiri di hadapan para petinggi industri musik, saya akan menuntut label dan industri yang meraup jutaan dolar dari artis untuk menyediakan upah layak dan jaminan kesehatan, terutama bagi musisi yang masih berkembang,” ujarnya, dilansir dari The Hollywood Reporter.
Pelantun ‘Red Wine Supernova’ itu kemudian berbagi pengalamannya saat menghadapi tantangan di industri. Ia bercerita tentang masa sulit setelah dikeluarkan dari label besar dan betapa sistem yang ada gagal memberikan perlindungan bagi para musisi. “Saya dikontrak di usia yang sangat muda dan ketika saya dikeluarkan, saya tidak memiliki pengalaman kerja, sulit mencari pekerjaan di tengah pandemi, dan tidak mampu membayar asuransi kesehatan,” tuturnya.
Rasa kecewa dan keterasingan itu membuatnya mempertanyakan komitmen industri terhadap para seniman. “Sangat hancur ketika saya begitu berkomitmen pada karya saya, tapi merasa dikhianati oleh sistem yang mendukung saya hanya ketika saya menguntungkan bagi mereka,” ungkapnya melanjutkan.
Ia pun menutup pidatonya dengan pertanyaan tajam untuk para petinggi industri musik, “Label, kami sudah mendukung kalian, tapi apakah kalian mendukung kami?”
Roan juga tampil membawakan ‘Pink Pony Club’ dalam perayaan kemenangannya. Lagu yang disebutnya sebagai surat cinta untuk Los Angeles itu seakan menjadi simbol kebebasan bagi dirinya. “L.A. memberi saya keberanian untuk menjadi diri sendiri, karena di sinilah saya merasa paling bebas,” ujarnya. Selain Best New Artist, Roan masuk dalam lima nominasi lain, termasuk kategori utama seperti Album of the Year untuk The Rise and Fall of a Midwest Princess serta Record of the Year dan Song of the Year untuk ‘Good Luck, Babe.’
Pilihan Editor: Kanye West dan Bianca Censori Hebohkan Grammy 2025: Nyaris Bugil dan Isu Diusir dari Acara
BILLBOARD | THE HOLLYWOOD REPORTER