Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Cinta Terlarang Bolamania

Kisah cinta dua suporter sepak bola dari tim yang berbeda. Terinspirasi kisah asmara Romeo dan Juliet karya William Shakespeare.

27 April 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ROMEO-JULIET
Sutradara, Skenario, Produser: Andi Bachtiar Yusuf (Berdasarkan kisah Romeo dan Juliet, William Shakespeare)
Pemain: Sissy Prescillia, Edo Borne, Alex Komang, Epi Kusnandar, Ramon Y. Tungka, Norman Akyuwen
Musik: Ananda Sukarlan

Tawuran sesama fan mewarnai pertandingan sepak bola di Indonesia selama bertahuntahun. Secara historis, fan Persija, Jakmania atau The Jak, dan pendukung fanatik Persib, Viking, adalah musuh bebuyutan. Kisah berlatar belakang perseteruan itulah yang diangkat dalam film berjudul RomeoJuliet garapan Andi Bachtiar Yusuf—seorang pencinta sepak bola.

Terinspirasi drama karya William Shakespeare, Andi mengangkat fenomena tawuran itu dalam hubungan percintaan terlarang Romeo dan Juliet. Romeo adalah seorang fan Persija, The Jak, dan Juliet, gadis Bandung, adik dari dedengkot Viking Persib Bandung.

Pertemuan ”Romeo” bernama Rangga dan Desi ”Juliet” dimulai seusai pertandingan antara Persija dan Persib di Stadion Lebak Bulus, Jakarta. Bus yang ditumpangi Viking diserang The Jak. Saling pukul terjadi, disertai umpatan seperti ”anjing” dan ”monyet”. Dan rupanya ada gadis cantik berkaus biru—The Lady Vikers—di dalam bus.

Ketika bus melaju kencang menghindari kejaran Jakmania, mata Rangga (Edo Borne) dan Desi (Sissy Prescillia) berpandangan. Desi dari balik kaca belakang bus, sedangkan Rangga, yang berpenampilan kumal dengan kaus oranye, menatap di balik kaca depan mobil, milik temannya.

Penasaran, Rangga mencari info tentang gadis berkulit putih dan berambut panjang itu, lewat Internet dan tabloid internal sepak bola. Gotcha! Ia sengaja ke Bandung. Tapi, dasar film, suatu kebetulan diciptakan. Dua remaja itu bertemu, lagilagi lewat tatapan mata di kaca sebuah outlet kaus. Dan terjadilah adegan mesra di ruang ganti, nyaris berciuman.

Mereka akhirnya berpacaran, meski tahu itu terlarang. Saudara lakilaki Desi bernama Parman, yang menjadi dedengkot Viking (diperankan Alex Komang), sangat menentang. Begitu pula anggota The Jak dan Viking. Semua itu tak lain karena fanatisme sepak bola, mirip perseteruan abadi klan Montague dan klan Capulet di Verona, Italia, dalam naskah asli Shakespeare.

Telanjur cinta tumbuh, di ­tangga ­kampus pinggiran Kota Kembang, Rangga mengajak Desi menikah. ”Kamu cinta aku?” tanya Rangga. Dibalas lembut, ”Seperti obat dengan penyakit. Seperti burung dengan nyanyiannya.” Rangga lalu berkata, ”Walau aku Jak Anjing, kawin aja dengan aku. Aku cinta Viking yang anjing. Aku tidak butuh persetujuan siapa pun. Aku hanya butuh kamu. Ini cincin perkawinan ibuku, mudahmudahan muat. Ntar malam aku ke rumah, untuk melamar kamu.” Dan teringatlah kita akan dialog dalam film Ada Apa dengan Cinta? garapan Rudi Soedjarwo.

Kawin lari pun menyakralkan ikatan Rangga dan Desi dalam film produksi Bogalakon Pictures yang sudah diputar di Hong Kong International Film Festival ini. Settingnya sederhana sekaligus sedikit menggelikan. Namun justru ikatan sejati mereka berdua seolah noda bagi kedua kubu. Rangga lari ke Malang, dan Desi kembali ke Bandung. Seperti tak terjadi apaapa.

Perkelahian terus muncul antara kedua kubu suporter. Adegan berdarahdarah, saling pukul, makian dan dialog kasar, bahkan menjatuhkan korban jiwa, tetap tak terelakkan—meski sudah ada yang dipangkas. Kita bisa saja risi dengan itu. Tapi Andi menyebut hal itu sebagai ”realita persepakbolaan di Indonesia”.

Menurut Andi, plot perkelahian dan perkawinan itulah yang sejalan dengan Shakespeare. ”Bedanya, adegan balkon Shakespeare diganti adegan bercinta di stadion,” kata peraih penghargaan film dokumenter terbaik di Festival Film Indonesia 2008 melalui film The Conductors ini.

Martha Warta Silaban

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus