Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Brideshead Revisited
Sutradara: Julian Jarrold
Skenario: Jeremy Brock, Andrew Davies berdasarkan novel Evelyn Waugh
Pemain: Matthew Goode, Ben Whishaw, Michael Gambon, Emma Thompson, Hayley Atwell
Film yang diangkat dari novel karya Evelyn Waugh ini sudah pernah dikenal masyarakat melalui sebuah miniseri (1981) yang meletakkan nama Jeremy Irons di perfilman dunia.
Memeras novel panjang ini menjadi film layar lebar sepanjang 2 jam, sutradara Julian Jarrold (dikenal karena film Kinky Boots dan Becoming Jane) harus memilih fokus yang jelas dari novel yang melibatkan sistem kelas di Inggris serta persoalan keimanan dan cinta.
Film ini menampilkan tokoh Charles Ryder (Matthew Goode) yang bertemu dengan Sebastian Flyte (Ben Whishaw) di Oxford, Inggris, saat Perang Dunia II. Sebastian, lelaki bertubuh ringkih, berwajah tampan, nyaris seperti matahari senja: jingga di atas langit buram. Keluarga Flyte sebuah keluarga elite dan penganut Katolik yang taat. Sebastian tak peduli dengan kekayaan yang tumpahruah. Jiwanya kosong; pencarian tentang dirinya, tentang cinta, tentang keimanan yang bertabrakan dengan sikap rigiditas ibunya, Lady Marchmain (Emma Thompson), yang mengutamakan ritual dan aturan dogmatis, dan tak memberikan ruang pada pertanyaan.
Sebastian jatuh cinta pada Charles. Dan Charles menyelenggarakan hubungan dengan Sebastian sekaligus adik perempuannya, Julia (Hayley Atwell).
Kompleksitas persoalan, soal kelas dan agama akhirnya Julia memutuskan menikah dengan lelaki lain yang bersedia pindah agama (sementara Charles bertahan pada ”agnostik”)tak tergali sedalam miniseri, apalagi novelnya. Bukan hanya karena persoalan durasi dua jam belaka, tapi penggambaran Charles Ryder (Matthew Goode yang janganjangan sudah mengenal botoks, karena hanya mengenal satu macam ekspresi; lihat saja betapa buruknya dia tampil sebagai Ozymandias dalam Watchmen) yang tanpa nyawa itu tak sebanding dengan penampilan Jeremy Irons dalam versi miniseri.
Persoalan pengejaran arti keimanan Katolik dan pertanyaanpertanyaan yang dilontarkan Sebastian dalam film ini seharusnya bisa lebih sublim, karena Ben Whishaw akhirnya menerangi seluruh film. Dialah yang membuat kita bertahan. Dia memang bunglon yang lincah, yang langsung berubah warna dalam setiap film.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo