Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Dan Pemenangnya Adalah... Musik

Adele mengubah air mata menjadi enam Penghargaan Grammy. Rahasianya terletak pada kesederhanaan.

20 Februari 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia bukanlah Lady Gaga atau Katy Perry yang punya segudang kostum unik untuk mengejutkan penonton. Tidak menari lincah seperti Madonna, di atas panggung Adele hanya berdiri tegak atau duduk sambil menggoyangkan kepala. Cantik, tapi tak seksi seperti Rihan­na. Bahkan dia tidak punya drama hidup layaknya mendiang Amy Winehouse. Apa arti keberhasilan Adele menyabet enam Penghargaan Grammy pekan lalu?

Rahasianya anatomi. Adele memiliki pita suara yang luar biasa, dan itulah modalnya yang pertama dan terakhir. Berbeda dengan para penyanyi pop yang berlomba menonjolkan faktor nonmusik, kemenangan Adele bisa dikatakan sebagai kemenangan musik. Maka jatuh hatilah para juri Grammy ke-54 ini. Adele menang di setiap kategori yang memasukkannya sebagai unggulan, termasuk Album Tahun Ini, 21. Lagu fenomenalnya, Someone Like You, dinobatkan sebagai Best Pop Solo Performance. Di panggung Grammy—penampilan pertamanya sejak operasi pita suara akhir tahun lalu—Adele melantunkan Rolling in the Deep (Rekaman Terbaik). 

Adele adalah fenomena. Penyanyi Inggris berusia 23 tahun itu baru meluncurkan dua album, 19 (2008) dan 21 (2011). Album pertama sudah menarik perhatian, tapi baru di album kedua dunia terperangah. Album itu terjual lebih dari 6,3 juta keping di Amerika Serikat saja dan memecahkan banyak rekor penjualan di seluruh dunia, termasuk duduk di posisi nomor satu tangga lagu Billboard selama 19 pekan.

Musik Adele bergerak dalam tempo lambat, iramanya mengalir tanpa aksentuasi dari drum set, dan melodi yang mengalun cukup diiringi piano. Kendati begitu, pengaruh musik Amerika bagian selatan—country dan soul—memang menghadirkan banjo, akordeon, dan slide guitar di beberapa lagu. Adele bisa melantunkan potongan melodi layaknya seorang penyanyi country, soul, bahkan blues tanpa terasa dipaksakan. Dia lebih dekat dengan musik tradisional.

Satu lagi yang tidak bisa disangkal: penghayatan dan sensitivitasnya luar biasa. Penghayatan yang hebat bisa terjadi, di antaranya, karena lagu-lagu di 21 dia ciptakan sendiri dari pengalaman sakit hatinya. "Album ini diilhami oleh sesuatu yang sungguh normal dan setiap orang mengalaminya. Tak bisa saya katakan kepada kalian bagaimana rasanya, tapi itu telah mengubah hidup saya," katanya terbata-bata sambil meneteskan air mata. Musik Adele adalah musik yang awet; ia tidak ikut menguap begitu atraksi panggung berakhir. Musiknya biasa diputar di rumah dan didengarkan seorang diri oleh para penggemarnya.

Tapi musik tentu saja bukan cuma air mata. Ujian sebenarnya akan terjadi nanti, ketika Adele menciptakan album ketiga, yang menurut dia tak lagi tentang kisah patah hati....

Never mind, I’ll find someone like you,
I wish nothing but the best for you, too, 
Don’t forget me, I beg

—Someone Like You

Qaris Tajudin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus