DUSTIN Hoffman pernah menjadi Tootsie, seorang aktris opera sabun terkenal. Kini Robin Williams, komedian Amerika yang pernah berakting bagus dalam film Dead Poets Society, mendapat giliran berperan sebagai wanita. Dalam Mrs. Doubtfire, Williams memerankan seorang pengurus rumah tangga asal Inggris bernama Nyonya Doubtfire, berusia 60 tahun. Semula, tokoh yang diperankan Williams bernama Daniel Hillard, seorang pengangguran yang jenaka, ceria, dan tak pernah merasa punya beban dan tanggung jawab apa-apa kecuali bergurau dengan anak-anaknya. Padahal, sebagai suami, ia mestinya bertanggung jawab memberi nafkah kepada istri, Miranda (Sally Fields), dan tiga anaknya. Maka, perkawinan Hillard-Miranda kandas. Miranda mendapatkan hak perwalian ketiga anaknya. Hillard hancur hatinya karena ia sangat mencintai anak-anaknya. Akhirnya, dengan setumpuk rias di wajah, kutang berukuran ekstrabesar, serta rambut dan pantat palsu, Daniel Hillard menjelma menjadi Nyonya Doubtfire. Ia melamar menjadi pembantu rumah tangga untuk mengurus anak-anak yang adalah anak-anaknya sendiri. Lelucon pun dimulai. Siang hari, Hillard, dengan segala atribut palsunya, berbahagia bisa mengurus rumah dan dekat dengan anak-anaknya, sembari sesekali ia mengganggu istrinya yang sudah mulai pacaran dengan seorang pengusaha muda kaya raya bernama Stu (Pierce Brosnan). Malam hari, dia kembali menjadi Daniel Hillard yang bekerja sebagai klerek di sebuah stasiun televisi dan sibuk memperhatikan sebuah talk-show yang menurut dia sangat membosankan. Sementara Hoffman dalam Tootsie menyindir bahwa wanita lebih mudah mendapatkan pekerjaan daripada pria, Mrs. Doubtfire mempersoalkan problem sosial keluarga Amerika. Sutradara Chris Columbus, yang pernah sukses menyutradarai Home Alone yang diproduseri oleh Robin Williams, adalah lelaki yang sangat prihatin terhadap nasib anak-anak korban perceraian. "Ada orang tua yang lebih baik menjadi orang tua ketika mereka hidup terpisah," kata Nyonya Doubtfire menghibur anak- anaknya. Tentu itu bukan hal yang ideal, tapi setidaknya menjadi pilihan yang lebih baik daripada berkumpul dan cekcok terus hingga anak-anak pun terganggu. Dan memang itulah akhir film ini: Hillard mendapatkan kembali anak-anaknya, tapi istrinya tak pernah kembali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini