Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Diatas brigitte bardot

Michele morgan diangkat menjadi presiden festival film di cannes merasa usianya bertambah tua. ia berada diatas brigitte bardot & cathrine demeuve. charlie chaplin mendapat penghargaan legiond' honneur.

19 Juni 1971 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UNTUK pertama kalinja seorang bintang film Perantjis -- notabena seorang wanita diingkat mendjadi Presiden Festival Film di Cannes. Biasanja pilihan djatuh pada ahli-ahli duta-duta besar atau 20seorang bintang jang kesohor seperti Sophia Loren. Sedang Perantjis jang hanja menerima undangan untuk bintang-bintang filmnja, selama itu tujuan termasuk dalam kelas tamu. Maka berita terpilihnja Michele Morgan, aktris tersebut, betul-betul menjadi kakap untuk halaman pertama surat-surat kabar negerinja. Maka Michele Morgan dibawa keruang dandan untuk mentjoba gaun putih pandjang jang harus dikenakannja pada resepsi pembukaan. "Ini mirip gaun pemahkotaan"? kata20dengan girang. Sesunguhnja ketika itu bukan lagi mirip, karena mereka Jang memilhkannja memang bermaksud demikian. Penilaian sebagian besar kalangan perfilman dunia atas Michele, umumnja sama Seperti pendapat chalajak mereka djuga sefaham bahwa Michele sedjak lama menduduki tempat teratas. Ia berada diatas Jeanne Moreau, diatas Brigitte Bardot djuga di atas Cathrine Deneuve -- bintang jang nampak tjemerlang dalam Belle de Joure, ia tidak melampaui mereka tanpa perdjuangan jang pandjang. Dimulai pada tahun 1937 ketika ia berusia 15 tahun, dan namanja masih Simone Roussel, tokoh penting perfilman Perantjis jang bernama Marc Allegret memberinja kesempatan untuk memerankan20tokoh figuran dalam film Njonja Mozart. Dua tahun kemudian ia sudah pegang peran utama dalam -- film dramatik: Griboule dan disebuah film jang diangkat dari teater Henri Bernstein jang berdjudul Orage. Tapi selama itu hanja dalam Quai des Brunes jang diputar disekitar masa pendudukan ia menundjukkan permainan jang baik. Sebagai aktris ia sering berganti laki-laki, tokoh utama film-filmnja. Hanja dua kali ia bersama Jean Gabin, aktor terkemuka negerinja -- dimana jang terachir, Remorques ia menambat minta produser Hollywood jang mengontraknja dengan segera: padahal ketika usianja baru 20 tahun. Dari sana bintangnja nandjak dengan tjepat hingga setelah selesa memerankan Gertrude jang buta mendapat hadiah sebagai pemeran wanita terbaik di Festival Cannes. Sekarang ia dinobatkan sebagai Presiden dalam lembaga penentuan film-film terbaik dunia itu. Masih ada orang jang bertanja mengapa djustru dia? Tebakan bahwa Michele terpilih karena ketjantikannya, atau karena matanja jang indah seperti Liz Taylor tidaklah tepat sama sekali. Benar bahwa ia memliki semua itu, tapi jang terutama mendjadi bahan pemikiran sudah tentu ke-60 film dimana seluruh tubuh dan fikirannja diabdikan disana. Dan untuk mendapatkan kehormatan itu Presiden Festival Film Cannes jang ke-5 tersebut seakan-akan harus berusia 50 tahun lebih dulu, seperti umurnja jang sekarang. Tertjekik. Ini tidak berarti untuk Michele Morgan sendiri. Sebab radja ngebanjol jang terkenal Charlie Chaplin djuga seolah-olah harus tua dahulu sebelum mendapat kehormatan terbesar. Naiklah Charlie Chaplin ke panggung kehormatan untuk menerima tanda penghargaan "legion d'honneur" -- dari Menteri Kebudajaan perantjis , Jaques Duhame. Ini terdjadi dalam resepsi festival film Cannes jang terkenal itu. Disaat bintang kehormatan tersebut dikalungkan mendjelang berachirnja bulan Mei 1971 jang lalu. Chaplin jang terkenal sebagai pemeran Charlot dalam film-filmnja "seperti tertjekik oleh emosinja" kesan beberapa wartawan jang menjaksikan. Ia amat terharu dan di saat itu ia kelihatan tua dan tak lutju. Tapi orang tua jang kini berusia 82 tahun itu selesai berchianat dalam upatjara penghormatan tadi segera menari-nari ketjil bagai dalam film-filmnja dengan sesekali mengguntjangkan tongkatnja jang konoll amat beriwajat. Di Cannes itulah badut dunia itu mengumumkan bahwa bersamaan dengan upatjara penghormatan atas dirinja, di seluruh dunia diputar kembali film-filmnja. Diantaranja disertakan 12 film kalsiknja jang terkenal dan dengan demikian izin jang diberikan untuk memutar film-film itu kembali sama artinja menghidupkan lagi tokoh Charlot jang diduga sudah mati. Diantaranja "La Ruee vers Por", " Le Dictateur dan sedjenis film jang mengedjek kultus individu lainnja. Semua orang penting dalam film bisa dipastikan hadir di festival film itu lebih-lebih karena kali ini Michele Moran mengetuai. Mereka menetap diistana La Croisette.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus