YAHUDI BANGSA TERKUTUK A.Hasjmy, 140 halaman, Pustaka Faraby,
Banda Atjeh, 1970.
"DALAM pusara tidak dikenal tidur njenjak pembangun negara
Israel Baru". Ini dikatakan Alfred Lilienthal diplomat Amerika
berdarah dan beragama Jahudi, terhadap pengarang Mazmur XXXVII
jang mengobarkan kembali semangat kebangsaan Israel. "Andaikata
tak ada sang penjair jang anonim itu, tak mungkin berdiri negara
Jahudi sekarang ini".
Tak djelas abad berada mazmur ditulis. Jang djelas adalah masa
jang di tandai sang diplomat jang turut membentuk PBB itu
sebagai titik-mula berkembangnja tjita-tjita tanahair Jahudi
sekitar masa pembojongan ke Babilonia, 586 sM. Masa itulah jang
konon menandai seluruh keritjuhan dalam tubuh bangsa jang datang
sesudah Beni Yahudza -- jang kemudian disebut bangsa Jahudi:
pertentangan antara kepertjajaan murni agama disatu fihak dan
pembangunan satu negara dan bangsa pilihan dipihak sebelah.
Adapun Nabi-Nabi Jahudi tentulah berdiri dipihak pertama,
karena, walaupun Asjiya mendjandjikan "tahun depan kita akan
berada di Jerusalem", namun "dengan itu tidak di maksud satu
bangsa tertentu, tapi satu Keradjaan Allah jang akan merupakan
bibit masjarakat baik jang didiami orang baik-baik", kata
Lilienthal.
Dengan kesimpulan matjam itu pengarang What Price Israel ini
tampil sebagai penentang ide negara rasialis Jahudi di
Palestina, seperti djuga Lembaga Jahudi Amerika pada 1897
menampik keras gerakan Zionisme Dr Theodore Herzl. Dan dalam
barisan itu pula A. Hasjmy d/h pengarang Pudjangga Baru20menulis
bukunja dengan menukil satu pasal tulisan Lilienthal diatas dan
satu fasal bernada sama dari karangan Sadek Shaad Falasthein
baina Machalibil Isti'mar. Apa dimaksud dengan nukilan-nukilan
itu?
Dengan gambar wadjah Musa Daiyan bagai setan bermata satu
dikulit muka buku. Hasjmy berniat memberikan "lukisan kedjahatan
mereka (Jahudi) dalam sedjarah". Dan lukisan memang boleh
sugestip sepandjang pengertian Jahudi dipaham sebagai
segerombolan Zionis jang bergerak pada periode terachir -- tapi
tidak bila Jahudi dipaham sebagai ras turunan Jakub alias
Israil. Sikap rewel terhadap adjaran sampai pembunuhan terhadap
nabi-nabi memang mewarnai sedjarah bangsa ini, setidaknja
demikianlah menurut kitab-kitab sutji ketiga agama. Namun
kenjataan bahwa djustru dikalangan merekalah lahir seluruh nabi
Torat dan Bible atau sebagai Nabi Qur'an, dan bahwa bangsa ini
-- berbeda dengan Kopti maupun India -- berhasil mempertahankan
eksistensinja liwat fanatisme matjam apapun dan selamat dari
sekian pendjarahan dan penindasan dari bangsa-bangsa jang dengki
kepada "tukang-tukang salib Kristus" itu, dari segi lain bukan
tidak boleh mendjadi alasan buat berbangga. Karena itu, seperti
diduga, predikat "bangsa terkutuk" pada20titel buku lebih masuk
aksi diberikan oleh seorang mudjahid jang amat bersemangat.
Maka orangpun diharuskan melihat kitab ini. Penafsiran jang
dilakukan, meskipun lahir dari perbandingan dengan para mussafir
sedjak Maraghy sampai Abduh, bukan tak mungkin ditjari
kemungkinannja, jang lain lagi. Ajat-ajat sematjam Ali Imron 112
dan Al Baqarah 61 jang mengabarkan kehinaan jang kan menimpa
kaum Jahudi (disebut dalam teks asli sebagai "mereka") bukan tak
ada imbangannja: Al Baqarah 122, di mana tempat kalimat:
"Benarlah Aku telah melebihkan kamu di atas segala bangsa" --
jang, bersama ajat-ajat tersebut terdahulu paling-paling hanja
menundjuk tjiri jang unik satu anak ras dalam sedjarah.
Dari segi lain, pemakaian ajat-ajat kitab sutji sebagai
pembanding sedjarah atau sebaliknja, jang memang lazim dipakai
sekian sardjana jang bitjara tentang Timur Tengah, dilakukan
dengan tidak menguntungkan dalam buku ini. Maksud melukis
kejahatan Jahudi dalam sejarah tidak tertjapai dengan menukilkan
bulat-bulat surah Jusuf dan Shifrut Tak Kawin ayau The Book of
Genesis Kitab Torat, jang memakan hampir separoh karangan
Pembabakan sedjarah Jahudi kedalam enam bagian jang diletakkan
di muka berikut keterangan masing-masing beberapa alinea, tak
sempat dijelaskan manakala di bagian belakang pengarang
berpindah kepada situasi mutachir jang lebih sensitif, jang
djuga sekedar merupakan gambaran umum.
Walaupun Yahudi Bangsa Terkutuk ditulis dengan bahasa jang
dipelihara oleh seorang Dekan Fakultas Da'wah IAIN Ar-Raniry,
boleh sadja didjadikan bahan para mahasiswanja -- dengan
memisahkan bagian bagian II dan III buat peladjaran tafsir
Qur'an, dan dengan memperdjelas lagi bagian I dan IV dalam
kuliah. Tentu sadja dengan mengganti djudulnja berikut tjara
berfikir jang menggandul di situ.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini