Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Kutukan buku

Pengarang: a. hasjmy banda aceh: pustaka faraby, 1970

19 Juni 1971 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

YAHUDI BANGSA TERKUTUK A.Hasjmy, 140 halaman, Pustaka Faraby, Banda Atjeh, 1970. "DALAM pusara tidak dikenal tidur njenjak pembangun negara Israel Baru". Ini dikatakan Alfred Lilienthal diplomat Amerika berdarah dan beragama Jahudi, terhadap pengarang Mazmur XXXVII jang mengobarkan kembali semangat kebangsaan Israel. "Andaikata tak ada sang penjair jang anonim itu, tak mungkin berdiri negara Jahudi sekarang ini". Tak djelas abad berada mazmur ditulis. Jang djelas adalah masa jang di tandai sang diplomat jang turut membentuk PBB itu sebagai titik-mula berkembangnja tjita-tjita tanahair Jahudi sekitar masa pembojongan ke Babilonia, 586 sM. Masa itulah jang konon menandai seluruh keritjuhan dalam tubuh bangsa jang datang sesudah Beni Yahudza -- jang kemudian disebut bangsa Jahudi: pertentangan antara kepertjajaan murni agama disatu fihak dan pembangunan satu negara dan bangsa pilihan dipihak sebelah. Adapun Nabi-Nabi Jahudi tentulah berdiri dipihak pertama, karena, walaupun Asjiya mendjandjikan "tahun depan kita akan berada di Jerusalem", namun "dengan itu tidak di maksud satu bangsa tertentu, tapi satu Keradjaan Allah jang akan merupakan bibit masjarakat baik jang didiami orang baik-baik", kata Lilienthal. Dengan kesimpulan matjam itu pengarang What Price Israel ini tampil sebagai penentang ide negara rasialis Jahudi di Palestina, seperti djuga Lembaga Jahudi Amerika pada 1897 menampik keras gerakan Zionisme Dr Theodore Herzl. Dan dalam barisan itu pula A. Hasjmy d/h pengarang Pudjangga Baru20menulis bukunja dengan menukil satu pasal tulisan Lilienthal diatas dan satu fasal bernada sama dari karangan Sadek Shaad Falasthein baina Machalibil Isti'mar. Apa dimaksud dengan nukilan-nukilan itu? Dengan gambar wadjah Musa Daiyan bagai setan bermata satu dikulit muka buku. Hasjmy berniat memberikan "lukisan kedjahatan mereka (Jahudi) dalam sedjarah". Dan lukisan memang boleh sugestip sepandjang pengertian Jahudi dipaham sebagai segerombolan Zionis jang bergerak pada periode terachir -- tapi tidak bila Jahudi dipaham sebagai ras turunan Jakub alias Israil. Sikap rewel terhadap adjaran sampai pembunuhan terhadap nabi-nabi memang mewarnai sedjarah bangsa ini, setidaknja demikianlah menurut kitab-kitab sutji ketiga agama. Namun kenjataan bahwa djustru dikalangan merekalah lahir seluruh nabi Torat dan Bible atau sebagai Nabi Qur'an, dan bahwa bangsa ini -- berbeda dengan Kopti maupun India -- berhasil mempertahankan eksistensinja liwat fanatisme matjam apapun dan selamat dari sekian pendjarahan dan penindasan dari bangsa-bangsa jang dengki kepada "tukang-tukang salib Kristus" itu, dari segi lain bukan tidak boleh mendjadi alasan buat berbangga. Karena itu, seperti diduga, predikat "bangsa terkutuk" pada20titel buku lebih masuk aksi diberikan oleh seorang mudjahid jang amat bersemangat. Maka orangpun diharuskan melihat kitab ini. Penafsiran jang dilakukan, meskipun lahir dari perbandingan dengan para mussafir sedjak Maraghy sampai Abduh, bukan tak mungkin ditjari kemungkinannja, jang lain lagi. Ajat-ajat sematjam Ali Imron 112 dan Al Baqarah 61 jang mengabarkan kehinaan jang kan menimpa kaum Jahudi (disebut dalam teks asli sebagai "mereka") bukan tak ada imbangannja: Al Baqarah 122, di mana tempat kalimat: "Benarlah Aku telah melebihkan kamu di atas segala bangsa" -- jang, bersama ajat-ajat tersebut terdahulu paling-paling hanja menundjuk tjiri jang unik satu anak ras dalam sedjarah. Dari segi lain, pemakaian ajat-ajat kitab sutji sebagai pembanding sedjarah atau sebaliknja, jang memang lazim dipakai sekian sardjana jang bitjara tentang Timur Tengah, dilakukan dengan tidak menguntungkan dalam buku ini. Maksud melukis kejahatan Jahudi dalam sejarah tidak tertjapai dengan menukilkan bulat-bulat surah Jusuf dan Shifrut Tak Kawin ayau The Book of Genesis Kitab Torat, jang memakan hampir separoh karangan Pembabakan sedjarah Jahudi kedalam enam bagian jang diletakkan di muka berikut keterangan masing-masing beberapa alinea, tak sempat dijelaskan manakala di bagian belakang pengarang berpindah kepada situasi mutachir jang lebih sensitif, jang djuga sekedar merupakan gambaran umum. Walaupun Yahudi Bangsa Terkutuk ditulis dengan bahasa jang dipelihara oleh seorang Dekan Fakultas Da'wah IAIN Ar-Raniry, boleh sadja didjadikan bahan para mahasiswanja -- dengan memisahkan bagian bagian II dan III buat peladjaran tafsir Qur'an, dan dengan memperdjelas lagi bagian I dan IV dalam kuliah. Tentu sadja dengan mengganti djudulnja berikut tjara berfikir jang menggandul di situ.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus