Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Emerging Choreographers, Potensi itu Masih Terkubur

19 Juli 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejak diselenggarakan pada 1992, Indonesian Dance Festival menampilkan showcase, sebuah pertunjukan khusus bagi koreografer-koreografer junior. Tahun ini, showcase berganti nama menjadi Emerging Choreographers. Meski hanya ajang uji coba pentas, pertunjukan ini kerap memunculkan karya segar. Beberapa di antaranya berhasil melejitkan nama koreografernya. Bisa dikatakan sebagian besar koreografer kita saat ini pernah mengikuti showcase.

Pada Indonesian Dance Festival VII, tampil sembilan karya secara maraton dalam waktu dua jam di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki. Empat di antaranya hasil lokakarya koreografi yang diselenggarakan di Surabaya pada 27 Juni-10 Juli, yakni karya Hun Pen (Kamboja), Sianne, Wenny Iskandar, dan Shodiq Pristiwanto. Mereka tampil bersama Davit D. (Jakarta), Aryani Manring (Amerika), Mei Lia Nita (Jakarta), Susi Mariah (Jakarta), dan Siko Setyanto (Surakarta).

Tema yang mereka angkat bervariasi: dari garuda perempuan (Hun Pen), kenangan kepergian Gusmiati Suid (Davit), eksotisme Cina masa lalu (Wenny Iskandar), hingga gairah kehidupan gadis-gadis muda seksi pada karya Mei Lia Nita.

Namun variasi tema itu tidak dibarengi kualitas. Sebagian besar karya terlihat meneruskan gaya pendahulunya, baik dari sisi pengolahan kosa-gerak maupun komposisi. Kita akan melihat gaya Gumarang Sakti yang kental dalam karya Davit. Ia hanya menambahkan ornamen artistik yang ramai. Satu hal yang berhasil menolong karyanya adalah kualitas geraknya. Davit menari dengan sangat baik dan matang.

Pada Susi Mariah, kemampuan geraknya yang bagus sangat menolong karyanya dari situasi repetisi. Permulaan gerak dari arah balkon penonton memang memberikan kejutan. Namun, saat tiba di panggung, anggota Sanggar Balet Sumber Cipta ini tak banyak menampilkan kebaruan. Ekspresi dan arah geraknya mudah ditebak.

Meski tahun ini kurang ada kejutan, setidaknya mereka masih menyimpan potensi: sebagai penari andal yang tak selalu harus merangkap menjadi koreografer.

FDRU

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus