Gambar indonesia berprestasi di ...

Secara resmi belum diumumkan, tetapi sudah diketahui bahwa tujuh anak Indonesia memenangkan lomba gambar internasional yang diselenggarakan di Jenewa. KEMBALI anak-anak Indonesia berprestasi di tingkat internasional. Kali ini dalam lomba foto dan gambar yang bertemakan "Remaja di Abad Elektronika". Dari 14 karya yang dikirimkan Indonesia memenangkan 7 hadiah. "Mereka yang berangkat remaja adalah calon teknisi, perancang, ataupun pengguna jasa telekomunikasi. Jadi, vital sekali memberi peluang bagi mereka untuk mengekspresikan diri," kata Dr. Pekka Tarjanne. Dalam pengantar singkatnya untuk sidang dewan juri di lantai dua ruang bawah tanah markas besar International Telecommunication Union (ITU), Jenewa, awal April lalu, Sekjen ITU yang berasal dari Finlandia itu menjelaskan bahwa lomba ini dibuat sebagai rangkaian kegiatan Pekan Raya Telekomunikasi Sedunia. Pekan raya itu berlangsung Oktober nanti di Jenewa, Swiss. Lomba empat tahun sekali ini -- dan ini yang keenam -- diikuti 528 karya para belia dari 28 negara. Peserta dibagi dalam tiga kategori menurut kelompok umurnya, yakni Kategori A (7-12 tahun), Kategori B (13-15 tahun), Kategori C (16-18 tahun). "Rupanya belum ada karya foto yang masuk, jadi semua hanya gambar," kata Francine Lambert, orang Kanada yang mengetuai panitia pelaksana. Gambar-gambar itu dibuat dengan cat air, plakat, atau tinta bak. Dan penjurian dilakukan oleh utusan 12 negara, yakni dari Jepang, Arab Saudi, Italia, Inggris, Spanyol, Swiss, Finlandia, Portugal, Indonesia, Belgia, Amerika Serikat, dan Malta. Komponen penilaian meliputi ketepatan tema, imajinasi, serta kesan artistik. Semua gambar hanya diberi kode nomor tanpa informasi negara asal. Dan dari hasil penjurian maraton selama dua hari (8 dan April 1991), pada tahap final muncul lima pemenang di tiap kategori. Dan ini urutannya. Kategori A: Yu Jia, Fang Jiarong, Song Wei, Zhang Jiegong (semuanya dari RRC), dan Shela Adelina (Indonesia). Kategori B: Tammy Filia (Indonesia) Wang Yun (RRC), Ronny Lesmana (Indonesia), Cheng Jia (RRC), Noeryanto Bagus Prasetyo (Indonesia). Kategori C: Yukimasa Iwata (Jepang), W.M. Ferry (Indonesia), Hitomi Hatada (Jepang), Ari Shindu Prawita (Indonesia), S. Danny Damar (Indonesia). Untuk tiap pemenang, pihak ITU memberikan sertifikat dan reproduksi dari karya masing-masing dalam bentuk poster. Hadiah lain? "Kita tunggu saja kabar resminya nanti," kata Lambert. Jadi, para pemenang dari Indonesia masih perlu bersabar menunggu peringatan Hari Telekomunikasi Sedunia ke-23, 17 Mei 1991, saat pemenang secara resmi diumumkan. Sedangkan pengumuman di Indonesia, menurut Kepala Humas Ditjen Postel Saksono Hadibroto "menunggu petunjuk lebih lanjut dari Bapak Menteri." Peluang yang tersedia bagi tiap negara mengirim karya adalah 30 (tiap-tiap kategori 10 gambar). Karya dari Indonesia berdasarkan seleksi tim juri yang berlangsung di Jakarta, 16 Mei 1990. Untuk tingkat nasional, lomba ini dilaksanakan oleh Ditjen Postel, Perumtel, dan Indosat. Ketika kemenangan anak-anak Indonesia di pentas dunia ini jadi berita koran dan TVRI di Tanah Air, tanggapan spontan datang dari Ir. Syarief Tando, Dirut Tando Total Design & Engineering, di Jakarta. "Prestasi internasional anak-anak kita ini perlu kita hargai. Saya ingin memberi bonus untuk mereka, masing-masing Tabanas Rp 100 ribu," kata tokoh mahasiswa ITB tahun 70-an itu kepada TEMPO. Ed Zoelverdi