Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
5 Days of War
Genre: Drama aksi
Sutradara: Renny Harlin
Pemain: Rupert Friend, Emmanuelle Chriqui, Richard Coyle, Heather Graham, Johnathon Schaech, Rade Serbedzija, Andy Garcia, Val Kilmer.
Tragedi kemanusiaan itu terjadi di Georgia, Agustus 2008. Pasukan Rusia menyerang negara bekas pecahan Uni Soviet itu. Perempuan dan anak-anak pun dibantai. Sayang, kekejaman perang itu seolah-olah luput dari perhatian dunia—lantaran saat itu pemberitaan Olimpiade di Beijing mendominasi media.
Sepinya perhatian terhadap Georgia inilah yang melatarbelakangi pembuatan film 5 Days of War. Film yang disutradarai Renny Harlin itu mencoba mengingatkan semua orang tentang perang yang terjadi sebagai buntut dari memanasnya konflik perebutan wilayah Ossetia Selatan antara Georgia dan Rusia.
Film berkisah tentang Thomas Anders (Rupert Friend), wartawan yang pernah meliput perang Irak. Perang yang terjadi pada 2002 itu menyisakan luka mendalam. Dia kehilangan rekan kerjanya, Miriam, yang tewas tertembak ketika mobil yang mereka tumpangi diberondong pasukan Irak. Thomas dan juru kameranya, Sebastian Ganz, berhasil selamat setelah ditolong Kapten Rezo Avaliani (Johnathon Schaech), pemimpin pasukan koalisi perdamaian perwakilan Georgia.
Cerita kemudian melompat ke masa enam tahun kemudian. Naluri wartawan Thomas terusik tatkala ia mendengar kabar bahwa Rusia bakal menyerang Georgia. Bersama Sebastian, dia berangkat menuju Vizania, sebuah desa di kawasan Ossetia Selatan, Georgia. Malam itu, ketika penduduk desa tengah menikmati sebuah pesta pernikahan, tiba-tiba pesawat Sukhoi Rusia membombardir seluruh desa.
Bersama beberapa penduduk, mereka berusaha keluar dari wilayah pertempuran. Usaha itu jelas tak mudah. Kamera Sebastian merekam bagaimana pesawat-pesawat Sukhoi dan kendaraan lapis baja Rusia memporak-porandakan Georgia. Sepanjang perjalanan mereka menyaksikan aksi pembantaian massal yang dilakukan kelompok separatis Ossetia Selatan dan Abkhazia, yang didukung oleh pemerintah Rusia, termasuk penyembelihan beberapa penduduk desa di pinggir sungai. Rombongan kecil ini pun jadi buruan tentara Rusia yang tak ingin rekaman itu disebarluaskan.
Film 5 Days of War adalah film tentang perang dengan mengedepankan jurnalis sebagai karakter utamanya. Harlin, yang pernah menggarap film Die Hard 2, Cliffhanger, Deep Blue Sea, dan A Nightmare on Elm Street 4: The Dream Master, berhasil menyuguhkan adegan-adegan kekerasan yang menimpa para wartawan di medan perang. Juga bagaimana profesionalitas dan integritas mereka mencari berita belum tentu ditanggapi secara positif. Dalam satu adegan digambarkan bagaimana seorang redaktur stasiun televisi menolak menyiarkan rekaman gambar yang mereka dapat di medan perang lantaran dianggap kalah komersial ketimbang tayangan Olimpiade Beijing.
Gambaran tentang kekejaman perang sebetulnya, menurut saya, tak sekuat adegan-adegan yang ditampilkan dalam film perang Hotel Rwanda dan The Killing Fields. Namun sinematografi besutan Checco Varese mampu menghadirkan momen kepedihan akibat perang. Keindahan alam Georgia dengan warna-warna cerah terlihat kontras dengan suasana perang yang kelabu dan porak-poranda.
Film yang naskahnya ditulis Mikko Alane dan David Battle ini juga mencoba mengupas pergulatan di antara elite politik. Andy Garcia cukup berhasil memunculkan karakter Presiden Mikhail Saakashvili yang gamang menghadapi situasi politik.
Sayangnya, film ini terlalu berat sebelah. Sepanjang durasi film, adegan-adegan yang disajikan hanya memberi kesan kepada penonton bahwa perang di Georgia adalah murni kesalahan Rusia. Pihak Georgia digambarkan sebagai pahlawan. Sebaliknya, hampir semua orang Rusia tampil dalam figur yang kejam dan brutal.
Namun, terlepas dari siapa yang salah atau benar, film ini bisa menyodorkan kepada kita mimpi buruk yang pernah dialami penduduk Georgia.
Nunuy Nurhayati
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo