Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Imaji dari Lapisan Kenangan

Perupa Magdalena Pardede bereksperimen dengan lukisan dan foto yang ditumpuk berlapis-lapis. Memancing kesan dan ingatan.

9 Mei 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEMUA mata perempuan itu terpejam. Mereka tak buta, tapi tak ingin melihat. Rupa mereka, yang kebanyakan berkulit putih dan berdagu tirus, tenggelam dalam tumpukan lapisan kain berbagai corak. Sesekali ada pula batu, helai daun, atau bunga menumpuk di atasnya.

Gambaran semacam ini mendominasi sekitar 50 karya Rotua Magdalena Pardede Agung dalam pameran tunggalnya yang ketujuh, The Blessing of Mother Earth, di Rumah Jawa, Kemang, Jakarta Selatan, yang berlangsung hingga 20 Mei mendatang. Karya Magda itu mencampurkan lukisan dengan fotografi.

”Perempuan itu terpejam. Dia hanya melihat ke hati, sehingga segalanya begitu tenang,” kata Magda, alumnus Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta, kelahiran Jakarta pada 1971. Ketika mata terpejam, yang tinggal adalah kesan dan ingatan. Kesan itu diperoleh saat kita menyaksikan, misalkan, Time and Again. Di atas dua kanvas, ia menampilkan dua wajah perempuan dengan sebentuk ulos dan naskah kuno Batak. Bilah-bilah semacam sinar dengan cat warna emas berlintasan di depannya. Kita dapat saja menghubungkan kesan ini dengan sosok Magda sebagai orang Batak.

Dalam Cycles of Life, kita melihat dua wajah perempuan samar-samar di balik potongan kain putih dan bunga kering. Cara Magda menata lukisan dan foto demikian halus. Magda menuturkan, bahkan ada seorang pengunjung yang terkagum-kagum atas ”betapa realistisnya” lukisan tersebut, hingga dia tak tega mengatakan itu lukisan yang dicampur dengan fotografi.

Magda adalah perupa yang juga mendalami desain grafis dan fotografi di Nikon School of Photography. Selama ini ia dikenal melalui foto berlapisnya yang unik. Dia memotret satu obyek, lalu dicetak, dan hasilnya diletakkan di dunia nyata serta dipotret lagi. Bagi Jim Supangkat, kurator yang memberi catatan untuk pameran ini, cara Magda itu mencerminkan sistem representasi yang diyakini dalam seni rupa kontemporer, yakni kaburnya batas-batas antara realitas dan representasinya.

Dalam pameran ini, ia mengembangkan teknik baru yang disebutnya lapisan seni-fotografi (layered artography). Teknik ini berupa tumpukan beberapa lukisan dan foto yang dilakukan selapis demi selapis, seperti teknologi pada program pengolah gambar Adobe Photoshop tapi dilakukan dengan tangan.

”Awalnya saya lukis perempuan yang tertutup matanya, lalu saya masukkan sensasi kain di atasnya, lalu difoto dan dicetak. Di atas cetakan itu saya lukis sesuatu, lalu difoto lagi, ditumpuk lagi dengan benda yang lain, hingga gagasan saya tentang sesuatu tercapai,” tuturnya memberi contoh.

Magda mengakui tema mata perempuan yang tertutup itu terinspirasi oleh wafatnya sang ibu, Wita Dohar Berlian Sitompul, pada Januari lalu. Kehilangan itu sangat membekas di hatinya hingga ia membuat konsep mata terpejam penuh lapisan. ”Saya pikir hidup seperti itu. Kita tak tahu lapisan mana yang di awal, lapisan mana yang selesai. Kesedihan itu lalu saya dorong jadi sebuah karya,” katanya.

Teknik yang disajikan Magda menunjukkan perkembangan Magda sendiri. Sementara dulu dia bereksperimen pada foto yang berlapis-lapis, kini dia menjelajahi kemungkinan foto dan lukisan yang berlapis-lapis. Pada titik ini memang kita patut bertanya, apakah tangan seniman kemudian sekadar bentuk lain dari program komputer? Magda, yang tidak menolak teknologi, menilai program hanyalah alat. ”Pada akhirnya gagasanlah yang dibutuhkan. Tanpa itu, kita tak akan tahu apa yang hendak dibuat,” katanya.

Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus