Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Ini Dia Miniatur Kehidupan Remaja

Anak-anak muda bicara tentang diri sendiri dalam dua festival film: Jalan Remaja 1208 dan Tawuran! Festival Film Pendek Pelajar 2009. Mereka membuktikan kehidupan adalah sekolah terbaik.

14 September 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAWURAN tak selamanya identik dengan rusuh. Ia bisa berarti positif: beradu lewat film. Inilah yang digagas Yayasan Konfiden. Pada akhir Agustus lalu, mereka menggelar Tawuran! Festival Film Pendek Pelajar 2009 di Kineforum, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Menurut manajer festival, Lintang Gitomartoyo, ”Berantem pakai karya saja, jangan lempar batu.”

Pesertanya siswa sekolah menengah atas dari pulau-pulau Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan. Dari 43 judul film yang masuk, terpilihlah dua terbaik. Film Fiksi Pendek Terbaik diraih Sekitar Midnight dari SMA Negeri 2 Purbalingga. Adapun gelar Film Dokumenter Terbaik diberikan kepada Indonesia Bukan Negara Islam, buatan siswa SMA Kolese Kanisius Jakarta.

Sementara Konfiden membidik pelajar SMA, Yayasan Kampung Halaman lebih banyak memberdayakan remaja di jalur nonformal. Yayasan yang berfokus pada pemberdayaan remaja ini menggelar Festival Jalan Remaja 1208. Pada 12 Agustus lalu, 35 video diputar serentak di sepuluh provinsi di Indonesia. Di Jakarta, festival ini berpusat juga di Kineforum, TIM.

Film-film pendek itu dibuat oleh remaja dari berbagai komunitas dan latar belakang, Umumnya kelompok-kelompok ”pinggiran”, semisal mantan penghuni Lembaga Pemasyarakatan Anak Tasikmalaya dan anak-anak Suku Rimba, Jambi. Sebelumnya, para remaja itu mengikuti Indonesia Youth Media Camp—workshop yang diadakan oleh Yayasan Kampung Halaman di Yogyakarta. Organisasi yang didirikan pada 2005 ini kini telah bergandengan dengan 27 komunitas di 10 provinsi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi. Jadi para remaja dilatih mengungkapkan masalah masing-masing, lalu mendiskusikannya dengan rekan-rekan di komunitas itu. Maka terciptalah film-film pendek yang rata-rata berdurasi tiga menit. ”Banyak cerita dan nilai lokal yang justru kami dapatkan dari obrolan keseharian dengan para remaja,” kata Cicilia Maharani, Program Manager Kampung Halaman.

Andari Karina Anom, Martha W. Silaban

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus