PERKEMBANGAN MODERN DALAM ISLAM Penyunting: Harun Nasution & Azyumardi Azra Penerbit: Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1985, 359 halaman GEMA kebangkitan Islam pada 1970-an beserta berbagai gejala yang menyertainya telah menarik perhatian yang jauh lebih besar daripada masa-masa sebelumnya. Perhatian itu tidak saja datang dari kalangan politisi, tetapi juga dari kalangan akademisi. Tidak mengherankan bila dalam dasawarsa terakhir ini, terutama pada awal 1980-an, terbit berbagai buku yang mencoba memberikan informasi lebih lengkap tentang gejala kebangkitan Islam dan perkembangannya di berbagai negeri. Bisa dicatat, misalnya, Islam and Development suntingan John L. Esposito, (1980), The Politics of Islamic Reassertion oleh Mohamad Ayoob, (1981), dan Changer in Muslim World suntingan bersama Philip H. Stoddard, David C., Cuthell, dan Margaret W. Sullivan (1981), Islamic Resurgence in Arab World suntingan Ali E. Hillal Dessouki (1982), Voices of Resurgent Islam suntingan John L. Esposito, (1983), Islam in Transition suntingan John J. Donihue dan John L. Esposito (1983), dan Islam in the Political Process suntingan James P. Piscatori (1983). Kehadiran buku-buku seperti itu sangat penting. Sebab, ia memberikan gambaran lebih jelas kepada kita bagaimana Islam, sebagai kenyataan sosio-historis, bergumul dengan kendala ruang dan waktu, terikat oleh keterbatasan para pemeluknya, serta berhadapan dengan kemajuan pemikiran dan pengetahuan manusia. Sayang sekali buku-buku tersebut tidak beredar di negeri kita. Karena itu, kehadiran buku Perkembangan Modern dalam Islam suntingan Prof. Harun Nasution dan Azyumardi Azra ini sangat berguna untuk mengisi kekosongan kepustakaan yang memang sangat langka di bidang ini. Buku Perkembangan Modern dalam Islam, yang juga diberi Kata Pengantar oleh Prof. Harun Nasution, dibagi atas dua bagian. Bagian pertama diberi judul "Tipologi Perkembangan Modern dalam Islam" yang memuat tiga tulisan. Yaitu, Gerakan Pembaharuan dalam Islam di Tengah Tantangan Dewasa ini oleh Prof. Fazlur Rahman, Islam dalam Dunia Islam Dewasa ini oleh Prof. Seyyed Hossein Nasr, dan Kebangkitan Islam: Suatu Pandangan Global oleh Chandra Muzaffar. Dua penulis pertama adalah tokoh yang tergolong paling terkemuka dalam dunia kecendekiawanan muslim dewasa ini. Keduanya bernasib sama, terpaksa menyingkir dari tanah air masing-masing -- Fazlur Rahman dari Pakistan dan Hossein Nasr dari Iran. Sedangkan Muzaffar adalah cendekiawan muda Malaysia yang berpena tajam. Ketiga tulisan di atas menyoroti sekitar hal yang sama: kebangkitan Islam, tetapi dari sudut pandang yang berlainan. Maka, ketiga-tiganya saling mengisi, karena memaparkan analisa yang sangat membantu untuk mengetahui perkembangan Islam dan kaum muslimin dewasa ini. Dan ketiga-tiganya mencoba merumuskan problem pokok yang dihadapi kaum muslimin kalau mereka ingin diperhitungkan dalam dunia sekarang ini. Bagi Fazlur Rahman, yang menganggap kaum muslimin sebagian besar telah menjadi tawanan kreasi-kreasi historis mereka, baik hukum maupun lembaga, problem pokok yang mereka hadapi adalah bagaimana mengatasi Islam historis dan menemukan kembali Islam yang sebenarnya, yang secara kongkret benar-benar hadir dalam Quran dan prinsip-prinsip etikanya (halaman 44). Bagi Hossein Nasr, problem pokoknya adalah bagaimana mengarahkan energi dan vitalitas Islam agar bereaksi secara konstruktif bersama agama-agama lain dalam menghadapi dampak sekularisme modern yang menghancurkan, dan bukan melalui letusan-letusan vulkanis dan reaksi-reaksi kekerasan yang hanya akan meninggalkan kemiskinan spiritual bagi kaum musllmin dan umat manusia (halaman 68). Sedangkan Muzaffar lebih menekankan pada aspek kepemimpinan. Baginya, problem pokok itu adalah bagaimana melahirkan pemikir dan pemimpin yang berpedoman pada nilai-nilai Islam serta memiliki pandangan dunia Islam, dan pada saat yang sama mengerti, tidak hanya kelemahan tetapi juga kekuatan peradaban Barat (halaman 117). Ketiga rumusan di atas memperlihatkan betapa tidak sederhana problem dan tantangan yang dihadapi kaum muslimin dewasa ini. Lebih-lebih kalau hal itu dihadapkan pada situasi kongkret yang dihadapi negeri-negeri Islam yang mempunyai latar belakang sosio-kultural dan sosio-historis berbeda-beda. Bagian kedua buku ini, yang berjudul "Refleksi Perkembangan Modern dalam Islam: Studi Kawasan Muslim" berusaha memberikan gambaran pergumulan negeri-negeri Islam dalam konteks historis masing-masing. Ada sembilan tulisan yang dipilih, dan mencakup kawasan: Indonesia dan Malaysia oleh Von der Mehden, Pakistan oleh David Taylor, (3) Iran dengan Syiahnya oleh Shahrough Akhavi, Arab Saudi oleh Piscatori, Turki oleh Serif Merdin, Mesir oleh Fadwa El-Gundi, Aljazair oleh Jean Claude Vatin, Libya oleh Elizabeth Mayer dan Muslim di Amerika Serikat oleh Aknar Muhammad. Tulisan-tulisan tentang perkembangan di berbagai kawasan itu, meski cakupan informasi yang diberikannya tidak sama bobotnya, cukup memberikan gambaran yang menarik. Sudah barang tentu tiap negeri Islam mempunyai problemnya masing-masing. Perkembangan yang terjadi di Turki tentu berbeda dengan apa yang berkembang di Arab Saudi, atau Libya, misalnya. Tetapi terlihat agaknya bahwa dunia Islam dewasa ini sedang mengalami suatu dinamika baru dalam usaha menemukan identitas kemusliman mereka. Dalam kerangka ini tulisan-tulisan di atas sekaligus membuktikan ketepatan pengamatan Fazlur Rahman, lebih-lebih Hossein Nasr dan Chandra Muzaffar tentang problem pokok yang dihadapi dunia Islam dewasa ini. Djohan Effendi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini