Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan sukses menggaet banyak penggemar melalui musik atau K-pop, film dan serial drama televisi atau lebih dikenal dengan drakor. Tak hanya remaja tanggung, bahkan Ibu Rumah Tangga (IRT) pun banyak yang menyukai karya-karya dari Negeri Ginseng ini. Tak heran Klovers semakin banyak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Klovers merupakan sebutan untuk sekelompok orang yang menyukai Korea Selatan, baik itu lagu pop, drama, makanan, wisata, bahkan budayanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak hanya lagu pop yang modern, ada pula Klovers yang menggemari lagu-lagu trot, atau disebut "Dangdut-nya" Korea Selatan. Dilansir dari psdr.lipi.go.id, trot disebut disebut mirip dangdut dari Indonesia karena sama-sama dinyanyikan dengan cengkok yang khas, musik yang semarak, dan kostum yang meriah.
Trot di mulai di tanah Korea sejak Kolonial Jepang atau sekitar akhir tahun 20-an. Kala itu trot menjadi musik yang paling dinikmati khususnya selama Perang Korea di tahun 1950-1953. Meskipun mengalami penurunan kepopuleran pada tahun 90-an karena gempuran musik pop, trot tetap diminati khususnya di kalangan orang tua dan para pekerja di Korea Selatan.
Kecintaan Klovers ini bermula dari rasa suka pada lagu-lagu pop dan drakor. Lambat laut, ketika semakin sering menonton drama atau reality show-nya, seseorang semakin penasaran dengan makanan dan kehidupan di Korea Selatan. Bahkan sebagian dari Klovers memiliki minat untuk mempelajari bahasa Korea.
Terdapat perbedaan yang cukup jelas antara seorang Klovers dengan yang bukan. Berikut beberapa di antaranya, disarikan dari berbagai sumber:
1. Fungsi handphone
Orang pada umumnya memanfaatkan handphone untuk berselancar di media sosial atau bermain game. Namun berbeda dengan Klovers, isi handphone mereka biasanya dipenuhi dengan lagu, drama dan foto-foto berbau Korea.
2. Waktu senggang
Bila orang lain biasanya mengisi waktu senggangnya dengan jalan-jalan, nongkrong di kafe atau berbelanja ke pusat perbelanjaan, Klovers di waktu luang malah mengisinya dengan menonton drakor yang sebelumnya tak sempat ditonton, atau sekadar nge-fangirl di YouTube.
3. Bahan obrolan
Orang yang bukan Klovers biasanya suka ngobrol tentang kehidupan sehari-harinya, entah tentang sekolah, kerjaan, ataupun pacar. Bedanya bila Klovers telah saling bertemu, yang menjadi bahan pembicaraan sebagian besar tentu saja seputar Korea. Menanyakan grup yang disukai, siapa selebritas favorit masing-masing dan drakor apa yang sedang ditonton.
4. Sosial media
Klovers umumnya menggunakan foto profil yang berbau Korea Selatan. Sering dijumpai di sosial media para Klovers menggunakan foto oppa-oppa di profilnya. Beda dengan yang bukan Klovers yang biasanya menggunakan wajah sendiri ataupun foto random sebagai profil.
ANNISA FIRDAUSI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.