Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

John wayne di kuwait

Sekitar 500 sumur minyak di kuwait dalam keadaan bocor dan terbakar, setelah perang teluk. kini red adair, joe bowden, boots serta coots berusaha me- madamkan. umumnya dengan lumpur dan stinger.

18 Mei 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KALAU bukan karena api yang berkobar siang-malam, mungkin sudah lama Marlboro membuat iklan rokok di Kuwait. Di sini, seperti bunyi advertensi yang tersohor itu, memang dibutuhkan manusia-manusia jantan. Ketika tentara Irak melarikan diri dari serangan pasukan Sekutu, dua bulan lalu, mereka meninggalkan 500 sumur minyak dalam keadaan bocor dan terbakar. Kini, asap hitam dan nyala api masih menyelimuti Kuwait. Untuk memadamkannya dibutuhkan orang Texas macam Red Adair, Joe Bowden, Boots, serta Coots. Di dunia perminyakan nama mereka legendaris kendati banyak yang mencela bahwa metode yang dipakai sudah setengah abad umurnya. Umumnya, sumur minyak yang bocor disumbat dengan lumpur dan stinger -- penutup khusus setelah kobaran api dimatikan dengan ledakan dinamit. Semuanya masih dilakukan dengan tangan dan nyali yang besar. Tidak heran kalau mereka merasa seperti John Wayne, si koboi jagoan. "Dalam krisis seperti ini kami menggunakan cara yang sudah dibuktikan ampuh, ditambah sedikit kenekatan," ujar seorang pemadam. Operasi Neraka Gurun Di Al-Ahmadi, ladang minyak yang terletak di selatan Kuwait City, ledakan api menyebabkan suhu melonjak sampai 1.500 derajat C. Menurut perkiraan para ahli, dibutuhkan waktu antara sepuluh bulan dan lima tahun untuk memadamkan semua sumur yang terbakar itu. Keadaan di Kuwait yang masih berantakan sesudah perang, antara lain, menjadi kendala bagi para pemadam. Sebagai contoh: hanya tersedia empat buah truk untuk mengangkut persediaan air. Akibat bencana ini, setiap harinya pemerintah Kuwait kehilangan pendapatan US$ 100 juta. Namun, kerugian terbesar terjadi bila asap dan minyak di udara mulai merusak lingkungan dan mengubah cuaca bumi di masa mendatang. Teks: Yudhi Soerjoatmodjo Foto: AFP dan GAMMA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus