Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Nancy tentang nancy

Nukilan buku "my turn: the memoirs of nancy rea- gen" karya bersama nancy reagen dan willian novak. ia bercerita suka duka sebagai first lady.

18 Mei 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Inilah kisah Nancy Reagan yang dinukil dari buku: My Turn: The Memoirs of Nancy Reagan. Buku ini ditulis Nancy bersama William Novak. SEBELUM saya tinggal di Gedung Putih, saya sudah terus-menerus terkejut dan sakit kalau membaca tentang diri saya di koran-koran. Bahkan sebelum Ronnie (panggilan Ronald Reagan) dilantik, umpamanya, mereka mengatakan saya meminta pada keluarga Presiden Carter untuk meninggalkan Gedung Putih secepatnya, supaya saya bisa mulai mendekor kembali. Saya juga disebut-sebut punya rencana merobohkan dinding ruangan tidur Lincoln. Bayangkan! Apa pun yang saya katakan atau perbuat, cerita-cerita tentang saya tak pernah berhenti. Selama delapan tahun di Gedung Putih, saya tidak hentinya terluka meskipun akhirnya saya sudah tidak kaget lagi. Baru pada 1988 saya terbiasa menghadapinya. Pada masa pemerintahan Ronnie pertama, saya digambarkan hanya peduli soal belanja, pakaian bagus, dan makan siang dengan konco-konco artis Hollywood. Di periode kedua, saya digambarkan sebagai seorang dalang yang haus kekuasaan politik, seorang dragon lady, pembalas dendam yang mengatur kegiatan dan pertemuan-pertemuan bidang eksekutif. Sebetulnya persoalan ini karena hanya tugas presiden yang diatur jelas, sedangkan tak seorang pun tahu dengan tepat apa saja kewajiban First Lady. Undang-undang tidak menyebut istri presiden, dan ia tidak punya tugas resmi. Hasilnya, tiap-tiap ibu negara menentukan sendiri pekerjaannya. Pernah suatu masa, istri presiden hanya terlihat tapi tidak terdengar kegiatannya. Tapi ada beberapa pengecualian, sejak Eleanor Roosevelt ibu negara bukan hanya terlihat tapi juga aktif. Dan saya, setiba di Washington, mulai mencoba memberi perhatian pada persoalan obat bius di kalangan anak-anak muda. Sampai sekarang, setelah saya kembali ke Los Angeles, saya melanjutkan usaha saya menangani masalah obat bius di Yayasan Nancy Reagan. Saya juga memilih untuk terlibat dalam merencanakan acara-acara Gedung Putih, sampai ke detail-detailnya: menentukan menu, pengaturan meja, bunga-bunga, dan hiburan. Saya selalu menyukai hal-hal ini, tapi dibutuhkan banyak waktu untuk melakukannya. Pernahkah saya memberi saran pada Ronnie? Anda bertaruh pasti ya. Sayalah yang paling kenal dia. Saya satu-satunya orang di Gedung Putih yang tidak punya agenda untuk diri sendiri kecuali menolong dia. Jadi, tak ada salahnya saya mengatakan padanya apa yang saya pikirkan. Perkawinan tidak membuat kamu tidak punya hak untuk mengatakan pendapatmu. Selama delapan tahun saya tidur dengan presiden, dan kalau itu tidak memberikan hubungan spesial, aneh rasanya. Jadi, ya, saya memberikan pada Ronnie nasihat terbaik saya -- kalau dia minta, dan kadang-kadang tanpa diminta. Tapi tidak berarti ia selalu menerimanya. Ronnie punya pikiran sendiri. SAYA dikristenkan sebagai Anne Frances Robbins. Tapi dengan beberapa alasan saya selalu dipanggil Nancy. Saya tak ingat nama rumah sakit tempat saya dilahirkan. Rumah sakit itu terbakar beberapa tahun lalu. Tapi tidak benar saya yang mengatur kebakaran itu untuk menghilangkan segala catatan yang membuktikan umur saya. Ketika Ronnie menjadi presiden, setiap hari ulang tahun saya, 6 Juli, ada-ada saja cerita di salah satu koran tentang bagaimana Nancy mengaku lahir tahun 1923, padahal mereka tahu ia benar-benar lahir dua tahun sebelumnya. Jadi, kapan tepatnya saya lahir? Saya tetap belum bulat hati. Di samping itu, ibu saya selalu berkata, "Wanita yang mengatakan umurnya tidak bisa merahasiakan apa pun." Main-main soal umur itu sebenarnya dimulai ketika saya pindah ke Hollywood di akhir 1940-an dan menandatangani kontrak dengan MGM. Pada waktu itu, hampir tidak ada aktris mengaku berumur di atas 25 tahun. Beberapa tahun kemudian, ketika Ronnie dan saya mengisi beberapa formulir, saya sadar bahwa saya benar-benar lupa pada umur saya yang sebenarnya dan saya bertanya pada Ronnie. PERSOALAN koleksi pakaian saya. Ah, ya, pakaian saya. Kritik itu sudah dimulai pada hari pertama, yakni sebuah pakaian ketika pelantikan presiden: gaun putih yang indah karya James Galanos yang disebut-sebut koran berharga US$ 25.000 -- sekitar Rp 50 juta. Saya sendiri tak tahu berapa harganya. Tapi taksiran itu terlalu tinggi. Jimmy Galanos menyumbang gaun itu untuk dipakai pada hari pelantikan, dan di hari kemudian baju itu menjadi salah satu koleksi Museum Smithsonian yang mengumpulkan baju-baju yang dikenakan pada hari pelantikan presiden. Sejak dahulu saya selalu menyukai dan memakai kreasi Jimmy. Bahkan, saya sudah mengenal Jimmy Galanos jauh sebelum saya mengenal suami saya. Ketika itu saya sudah membeli baju-koktail hitam dengan kerah putih. Harganya saat itu adalah US$ 125 dan itu adalah harga yang sangat tinggi pada zamannya. Saya tak ingin memikirkan berapa harganya di zaman sekarang! Rasanya, cara saya berpakaian sebelum dan sesudah menjadi First Lady tak pernah berbeda. Seingat saya, sejak dahulu saya memang selalu senang berpakaian indah. Bahkan ketika saya masih kecil, saya sering mengenakan pakaian Ibu. Jadi, ya, memang saya menyukai pakaian rapi dan indah. Baju-baju bagus membuat saya merasa sreg, seperti halnya jika rambut saya ditata dengan rapi. Saya memang datang dari lingkungan seperti itu, tempat kita tak mungkin keluar rumah jika tak berpakaian rapi. Apalagi, panggung publik di Washington jauh lebih lebar daripada tempat lain. Jumlah acara resmi yang harus dihadiri juga tak terhitung. Tentu saja, saya menyadari bahwa orang selalu memperhatikan saya dan karena itu saya merasa harus tampil dengan baik. Bagaimanapun juga, saya mewakili negara saya. Saya juga selalu menyimpan barang-barang saya selamanya. Mungkin orang harus menggunakan dinamit untuk membuat saya menyerahkan milik saya pada orang lain. Ronnie sering menggoda saya dengan mengatakan bahwa saya pasti memiliki baju senam yang saya biasa pakai di SMA. Ketika saya melangkah masuk ke Gedung Putih, saya sudah membawa koleksi baju saya sendiri dari California. Pada acara makan malam resmi pertama tahun 1981, saya mengenakan blus ungu beludru dan rok sifon karya Galanos. Baju itu sudah berusia 16 tahun. Dan saya masih memilikinya. Suatu hari pasti saya akan mengenakannya kembali. Orang mengatakan saya mempunyai obsesi terhadap pakaian. Setiap First Lady mempunyai gaya masing-masing. Coba perhatikan pendahulu-pendahulu saya, Anda akan melihat bahwa istri presiden yang tak peduli dengan pakaian pun pada akhirnya terpaksa memperhatikan rambut dan penampilan mereka. Ini juga terjadi dengan Barbara Bush. Karena saya membutuhkan tambahan koleksi -- di atas kemampuan saya untuk membeli -- sesekali saya meminjam koleksi pakaian dari desainer favorit saya. Dan di sinilah saya membuat kesalahan yang besar. Bukan karena saya meminjam. Kesalahan saya justru karena saya mengumumkan bahwa saya memang meminjam baju-baju tersebut. Terus terang, saya tidak menyangka bahwa pengumuman ini akan menimbulkan kontroversi. Setahu saya, meminjam baju desainer terkenal adalah sebuah praktek yang biasa dilakukan dalam tradisi industri pakaian Amerika. Jika seorang istri presiden mengenakan baju desainer dan dianggap pemimpin fashion, itu akan mendongkrak industri pakaian mahal di AS. Bisnis mode di AS adalah bisnis yang nomor tujuh terbesar. Di New York City saja, bisnis pakaianlah yang paling banyak merekrut pekerja. TENTANG astrologi? Tanggal 30 Maret 1981, Ronnie menjadi sasaran tembakan, dan itu membuat hati saya luluh dan risau. Ronnie telah sembuh, tapi saya tetap khawatir. Saya selalu takut bahwa percobaan pembunuhan itu akan terjadi lagi, dan bisa saja ia terkena dan saya akan kehilangan dirinya untuk selamanya. Setelah percobaan pembunuhan itu, kelihatannya tindakan kekerasan dan kekejaman semakin menjadi-jadi saja. Enam minggu sesudah percobaan pembunuhan terhadap Ronnie, Paus juga tertembak di St. Peter Square, dan terluka. Empat bulan setelah kejadian itu, Presiden Sadat tertembak mati. Bayangkan, di dalam waktu sembilan bulan setelah pelantikan suami saya, ada tiga pemimpin dunia yang ditembak. Banyak yang mengatakan bahwa ini hanya sebuah kebetulan, tapi toh saya tak mampu mengusir kekhawatiran saya. Saya mendengar bahwa ada lingkaran kematian bagi presiden-presiden AS setiap 20 tahun sekali. Lebih dari satu abad, setiap presiden yang dipilih dan terpilih kembali pada tahun yang diakhiri dengan angka 0, biasanya mati pada masa pemerintahannya. Pola yang aneh ini sudah mulai ditulis oleh berbagai orang sejak tahun 1980. Sekarang, setelah suami saya menjadi presiden, pola ini menjadi sebuah momok yang menakutkan saya. Presiden William Harrison, terpilih tahun 1840, meninggal pada saat pemerintahannya. Lincoln, terpilih tahun 1860, dibunuh. Demikian pula Garfield yang terpilih tahun 1880 dan McKinley (1900). Harding (1920) meninggal pada saat pemerintahannya dan John F. Kennedy terbunuh pada 1963. Apakah Ronald Reagan yang terpilih tahun 1980 adalah korban berikut? Sejak percobaan pembunuhan itu saya sering tak bisa tidur. Suatu hari saya sedang menelepon Merv Griffin, teman lama di Hollywood. Dia menyebut Joan Quigley, astrolog dari San Francisco. Saya pernah melihatnya beberapa tahun lalu dalam pertunjukan televisi Merv. Kemudian Merv memperkenalkannya pada saya. Joan sukarela memberi jasa paranormal selama kampanye Ronnie, tahun 1980. Ia menelepon saya beberapa kali untuk membicarakan hari "baik" dan "buruk" untuk Ronnie. Ketika itu dia sudah mengatakan bahwa Ronnie akan menang dalam pemilihan. Nah, waktu saya menelepon Merv, rekan saya itu bilang ia baru berbincang dengan Joan. Menurut Joan pada Merv, ia sudah mengingatkan saya tentang tanggal 30 Maret "Presiden harus tinggal di rumah. Saya bisa melihat dari grafik, hari itu akan menjadi hari yang berbahaya baginya," saya lalu menghubungi Joan. Sejak itu astrologi menjadi salah satu cara bagi saya untuk mengatasi ketakutan ini. Hubungan saya dengan Joan berlanjut. Semula ia saya rasa membantu meredakan ketakutan saya pada usaha pembunuhan Reagan. Satu-dua tahun kemudian konsultasi itu sudah menjadi kebiasaan. Saya tak pasti apakah nasihat nujuman Joan membantu Ronnie, tapi nyatanya tidak ada kejadian seperti 30 Maret itu. Apakah itu karena bantuan astrologi? Saya tidak percaya karena itu. Tapi juga tidak percaya bahwa tidak karena itu. Kami masih sering berbincang, sampai akhirnya dia mengatakan, "Kenapa tidak kamu beri tahu saja jadwal acara Presiden? Saya bisa melihat kapan hari baik dan buruk untuknya?" Ya, saya pikir apa salahnya? Maka, satu atau dua kali sebulan saya bertemu Joan. Kalau Joan sudah memberikan nujuman tentang hari-hari tertentu, dan kalau saya pikir itu penting, saya akan menelepon Michael Deaver, kepala staf Gedung Putih, yang mengatur jadwal Ronnie. Kadang-kadang dibuat perubahan sedikit. Mulai 1985, tugas Michael digantikan Donald Regan. Don Regan mengatakan dalam bukunya, yang kemudian dikutip koran-koran, ia memberi kode warna pada kalendernya, sesuai dengan nasihat Joan. Saya benar-benar tidak tahu. Sepanjang yang saya tahu, saya dan Don tak pernah membicarakan astrologi secara langsung. Kami pun tak pernah mendiskusikan hubungan saya dengan Joan Quigley. BSU & LSC

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus